"Bisa tinggalkan kita berdua, Yeri?"
"Ah, baiklah pak. Kalau begitu saya permisi." Yeri menunduk sebentar, kemudian menoleh ke arah Eunha. "Saya duluan ya, bu."
Eh? Bu?
Aduh, Eunha gak biasa dipanggil begitu. Dia kan masih muda, dipanggil miss atau princess aja mendingan.
Eunha yang awalnya memperhatikan langkah Yeri sampai gadis itu menghilang di balik pintu, menolehkan pandangannya ke Mingyu yang tiba-tiba berdeham.
"Apa kabar?" tanya Mingyu masih duduk di kursi besarnya.
Eunha menelan ludah, ini kenapa jadi gugup. "B-baik. Udah lama gak ketemu sama lo, sampai pangling."
Mingyu menarik napasnya dalam sembari berkata, "Maaf gak bisa dateng ke pernikahan lo, gue masih dalam tahap move on waktu itu."
Eunha mengangguk sambil terkekeh. "Santai aja." Ia membetulkan poninya yang agak berantakan. "Tapi sekarang bapak udah move on kan dari saya?"
"Hm ...." Mingyu mengedikkan bahu. "Sekitar 99%."
"99% udah?"
"Belum," jawab Mingyu cepat. "Baru 1%."
Buset. Eunha sama Jungkook aja udah mau setengah tahun. Eunha tak menggubris ucapan Mingyu dan lebih memilih bertanya, "Jadi, apa saya sudah bisa mulai kerja, Pak Mingyu?"
Mingyu mengangguk dan memberitahu apa yang harus Eunha lakukan.
"Kamu mau makan siang sama siapa?" Eunha yang baru saja merapikan mejanya karena sudah jam istirahat, terkejut mendapati Mingyu menghampiri ruangannya.
"Hm ... saya gak tahu, pak." Eunha melepas kacamata minusnya, kemudian menaruh kacamata itu ke tempatnya. "Mungkin sama Yeri."
"Kamu udah bilang mau makan siang bareng?"
"Belum sih, mau saya kontak dulu."
"Kalau gitu kamu makan di ruangan saya. Kebetulan saya sudah pesan makanan untukmu."
Eunha membulatkan mata. "Kesannya repotin lo banget deh, Ming." Eunha bisa bicara gue-lo saat jam istirahat atau saat di luar kantor. Mingyu sendiri yang memperbolehkannya, Eunha sebagai anak buah Mingyu mah nurut aja yang penting kerja dan dapat gaji.
"Gak apa-apa lagi," ucap Mingyu sambil terkekeh. Walau Eunha udah gak cinta lagi sama Mingyu, dia tetap suka senyum manis Mingyu.
Eunha menepuk keningnya saat tersadar kalau ia harus mengabari Jungkook bila sudah istirahat. Mana belum shalat, lagi.
"Mm, mau tanya deh Ming. Tempat ibadah di mana?"
"Lo mau shalat? Ya udah kalau gitu sekalian gue juga mau ke alvamart. Nanti pas udah sampai sini, siapa tahu makanan kita udah datang."
Tak bisa menolak, Eunha akhirnya mengangguk setuju dan keluar ruangan sama Mingyu.
Selesai shalat, Eunha duduk sebentar dan mengambil ponsel. Ia mengirim pesan pada Jungkook bahwa ia sudah istirahat. Tak lama, Jungkook menelponnya.
"Halo."
"Halo, Kuki. Lo lagi apa?" Eunha mengapit ponsel dengan bahu dan telinganya, sementara kedua tangan ia gunakan untuk melipat mukena.
"Gue lagi di ruang BK. Dengerin si Aceng curhat abis ikut tawuran lagi."
"Buset dah tuh anak." Eunha menggeleng. "Omong-omong udah shalat?"
"Udah dong. Lo?"
"Baru selesai."
"Gimana enak gak di sana? Udah dapat temen?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Marriage [Jungkook-Eunha] ✔
Fanfiction(CERITA PERTAMA SAYA DI WATTPAD, MASIH AMATIR) Kehidupan sehari-hari Jungkook dan Eunha setelah menikah. Bagi yang suka cerita manis dengan konflik ringan, bisa kali mampir ke sini heuheu? UDAH TAMAT!