PLIS JANGAN KOMEN NEXT YA SAYANG2 Q😂 TENGKIU.
***
Kepalanya pusing, matanya juga sakit karena semalem nangis sampe ketiduran. Wanita itu perlahan membuka kelopak mata, merasakan kalau dia ada di tempat yang berbeda dengan semalam.
Saat dia melihat sekeliling, Eunha baru sadar kalau dia sudah ada di kamar. Padahal, yang dia ingat sebelum tidur adalah dirinya ada di sofa menunggu suaminya pulang.
Saat teringat Jungkook, wanita itu langsung mengubah posisi jadi duduk. Matanya melebar mendapati orang yang dia tunggu sejak kemarin, sekarang sudah ada di sampingnya.
Eunha menatap punggung tegap milik Jungkook yang terbalut kaos panjang berwarna abu-abu. Suaminya terlihat masih tertidur pulas dengan napas teratur.
Wanita itu menarik selimut hingga membungkus kedua kakinya yang ditekuk. Saat melihat jam yang tertempel di dinding, menunjukkan pukul lima pagi. Eunha mau bermalas-malasan dulu sebentar sebelum dia menyiapkan sarapan lalu bersiap untuk kerja.
Eunha kembali memperhatikan Jungkook. Tanpa sadar, tangannya bergerak dan mengelus-elus rambut Jungkook yang terasa halus di tangannya.
Wanita itu tahu Jungkook masih marah, tapi Eunha senang karena bagaimanapun Jungkook tetap saja perhatian. Dia yakin sekali jika kemarin Jungkook memindahkannya dari sofa ke kamar, kemudian menyelimuti Eunha.
Eunha tersenyum, mendekatkan wajahnya dan mencium rambut Jungkook berulang kali. Saat Eunha mencium kening Jungkook, lelaki itu merasa tidurnya terusik dan akhirnya bangun.
Mata keduanya saling bertatapan dan itu membuat Eunha sedikit kikuk. Biasanya Jungkook akan menggunakan kesempatan itu untuk mencium bibirnya namun kali ini tidak.
Jungkook menatap sang istri dengan dingin, lalu mengubah posisinya menjadi duduk di pinggir ranjang. Lagi-lagi memunggungi Eunha. Dia mengacak rambutnya dengan kasar, kemudian menghela napas berat.
Eunha yang melihat itu, lantas mendekat ke arah Jungkook. Dia melingkarkan kedua tangannya di perut sang suami dan menaruh dagunya di bahu Jungkook. "Kuki, masih marah?" bisik Eunha di telinganya.
Jungkook hanya diam saja. Dia tak menolak pelukan Eunha, juga tidak membalasnya.
"Kuki, udahan dong marahnya. Gue gak mau didiemin sama lo." Lagi-lagi, Jungkook tak meresponnya. Lelaki itu menepis tangan Eunha yang memegang pipinya dan berusaha membuat Jungkook melihat ke arah Eunha.
"Apaan sih, Ha?" ketus Jungkook.
Eunha sedih. Kalau Jungkook marah, dia gak pernah panggil Eunha dengan sebutan Bee.
"Kuki jangan kaya gini, dong. Gue udah jujur sama lo kemarin. Gue ... gue udah bilang semuanya. Kenapa lo masih marah?"
"Bodo."
"Ish Kuki mah. Males ah kaya anak kecil. Dikit-dikit ngambek, dikit-dikit marah. Gak pernah mau dengerin penjelasan gue dulu." Eunha melepas pelukannya, kesal. "Gue gak suka sama sifat lo yang kaya gini, tahu. Semua orang punya batas kesabaran. Ada saatnya gue capek karena selalu ngertiin lo, sedangkan lo gak melakukan hal yang sama ke gue. Lo selalu berasumsi dengan pemikiran lo sendiri, tapi lo gak berusaha mencari tahu yang sebenarnya."
Tanpa mau mendengarkan Eunha lagi, Jungkook bangkit dari duduknya dan memilih menuju kamar mandi. Kembali membiarkan Eunha sendiri yang masih duduk di atas ranjang dan hanya bisa memperhatikan punggung tegap suaminya tanpa bisa berkata apa-apa.
'Gue berharap setelah gue mengucapkan kalimat tadi, lo akan minta maaf dan meluk gue sama seperti biasa saat kita lagi ada masalah terus berantem. Sayangnya, lo terlalu egois kali ini.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Marriage [Jungkook-Eunha] ✔
Fanfiction(CERITA PERTAMA SAYA DI WATTPAD, MASIH AMATIR) Kehidupan sehari-hari Jungkook dan Eunha setelah menikah. Bagi yang suka cerita manis dengan konflik ringan, bisa kali mampir ke sini heuheu? UDAH TAMAT!