55 - Terbang

6.9K 760 176
                                    

"Kalian makan duluan, ya," ucap Eunha ketika baru saja selesai menghidangkan makanan ke atas meja dan menyiapkan makan untuk dua beeboo yang sudah duduk rapi di kursi masing-masing.

"Mama mau ke mana, ma?" tanya Jo setelah meminum air putihnya.

"Mau manggil papa buat makan malam."

Meski Eunha tadi menangis karena Jungkook marah-marah, tapi dia tetap tidak mau suaminya telat makan. Wanita itu bergegas menuju lantai dua. Awalnya dia ragu membuka pintu kamar namun dia memberanikan diri untuk masuk ke dalam.

Dilihatnya Jungkook tidak ada di dalam kamar. Eunha memanggil nama suaminya berulang kali sembari mencari di sekitaran sana. Dia sempat melihat laptop Jungkook yang ditaruh suaminya di atas meja. Saat dia buka, layarnya retak parah.

Eunha berjalan pelan ke arah Jungkook yang ia lihat ada di balkon kamar. Wanita itu menghampiri suaminya kemudian berdiri di sebelah Jungkook. "Makan dulu, yuk. Aku udah buat makan malam di bawah."

"Kamu makan duluan aja, aku masih kenyang," balas Jungkook tanpa perlu repot-repot menoleh ke arah istrinya.

"Apa perlu aku bawain makanannya ke sini biar kamu makan di kamar?"

"Aku bilang gak perlu, Eunha." Meski Jungkook mengatakannya dengan pelan, namun Eunha sedih karena Jungkook masih marah. Itu bisa dibedakan dengan cara lelaki itu memanggil Eunha dengan nama aslinya, bukan dengan panggilan Bee seperti biasa.

"Kuki, maafin Ji, ya." Eunha menaruh telapak tangannya di bahu sang suami. "Dia gak sengaja jatuhin laptop kamu dan buat kamu marah kaya gini. Maafin anak aku."

Mendengar jika Eunha menyindirnya karena dia salah bicara tadi, Jungkook langsung berbalik dan menatap Eunha tanpa ekspresi. "Dia juga anakku."

"Baguslah. Kirain lupa sama benih sendiri." Ada jeda dalam ucapannya, "Tadi aku udah sempat liat laptop kamu. Besok biar aku sama anak-anak yang bawa laptop kamu ke tempat servis komputer, kali aja masih bisa dibenerin dan datanya gak ilang."

"Gak usah, biar besok aku minta benerin di toko temenku yang letaknya gak jauh dari tempat aku ngajar."

"Kuki,"

"Hm?"

"Maafin aku yang gak bisa ngertiin kamu. Maaf juga karena waktu itu aku nuduh kamu selingkuh sama cewek lain karena kamu selalu pulang malam." Eunha menunduk. "Aku cuma gak mau kamu macem-macem di luar sana. Macem-macemnya sama aku aja."

Jungkook tak mampu berpura-pura cuek di depan Eunha. Lelaki itu kini kembali terkekeh dan memeluk tubuh istrinya itu. "Beeboo mana?"

"Mereka lagi makan. Makanya ayo kita turun ke bawah biar makan bareng-bareng."

Sesampainya di ruang makan, dilihatnya Ji dan Jo tengah berebutan nugget yang tinggal tersisa satu di atas piring.

Eunha memegang kepalanya, pusing menghadapi kedua anak kembar itu. Bila saja dia telat sedikit datang ke sini, sudah dipastikan Jo akan menangis karena ulah Ji.

"Kok rebutan, sih? Kan tadi mama gorengin nuggetnya banyak," kata Eunha, membelah nugget menjadi dua bagian. Menaruh setengah di piring Ji, dan setengah lagi untuk Jo.

"Itu, Ji makan banyak aku baru ambil dua doang." Jo menunjuk adiknya. Ji yang tengah mengunyah nasi dan nugget, sekarang mengemut makanannya dan menatap sang kakak dengan tatapan meledek.

"Adek, gak boleh serakah. Kakaknya kasian dong kalau gitu. Besok-besok gak boleh begitu, ya?" Eunha menggelengkan kepala melihat tingkah laku anak perempuannya.

"Abis Kak Jo makannya lama. Kan aku gelegetan ya udah aku ambil aja," ucap Ji tanpa dosa.

Jungkook duduk di kursi yang masih kosong dan mengambil setengah nugget yang tadi Eunha taruh di piring Ji. Memakannya tanpa dosa membuat Ji melotot ke arah sang papa. "Tadi malah-malah sekalang nugget adek diambil. Dasal!" Perempuan kecil itu mengoceh meski belum becus bicara R dengan baik dan benar. Dia menarik rambut papanya dan kembali mengoceh, "Papa jahat! Mama nangis gala-gala diomelin papa."

Swag Marriage [Jungkook-Eunha] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang