"Jadi menurut kamu aku harus gimana?" tanya Jungkook setelah dia dan Eunha berunding untuk malam ke tujuh hanya untuk membahas masalah ini.
Eunha hanya menatap Jungkook tanpa mengucapkan satu patah katapun. Sebenarnya, sejak kemarin Eunha bilang kalau dia kurang setuju, namun Jungkook seolah tidak mendengarkan dan ingin Eunha bilang kalau dia setuju atas apa yang akan Jungkook pilih.
"Tau, terserah kamu," jawab Eunha tak acuh.
"Bee." Jungkook natap Eunha dengan sorot memelas.
"Percuma aku ngasih saran, toh kamu juga pasti gak akan denger apa yang aku bilang." Eunha malas kalau Jungkook udah bahas masalah ini. "Ini terakhir, Kuki. Besok-besok kamu gak perlu nanya kaya gini ke aku lagi. Lakuin apa yang pengen kamu lakuin. Aku sebagai istri dukung aja apapun pilihan kamu."
Tidak tahu kenapa, Eunha merasa aneh dengan Yugyeom. Kenapa dia tiba-tiba datang ke rumah dan menawarkan diri untuk kerjasama. Padahal dulu Jungkook bilang kalau Yugyeom bukan teman dekatnya, malah hobi bertengkar semasa sekolah. Jika dipikirkan lagi, kenapa Yugyeom tidak mengajak keluarga atau teman dekatnya lebih dulu? Kenapa harus mengajak orang yang sudah tak dia temui bertahun-tahun dan baru saling menghubungi beberapa minggu ini lagi.
Jungkook menghela napas ketika melihat Eunha berbaring memunggungi Jungkook, menarik selimut hingga sebatas leher dan memejamkan mata.
Lelaki itu memang tidak terlalu ambisius dalam mengejar sesuatu, tapi dia selalu saja keras kepala untuk hal-hal baru.
"Kamu gak boleh suudzon sama Yugyeom, Bee. Kamu kan belum terlalu kenal sama dia," ucap Jungkook, ikut berbaring dan memeluk Eunha dari belakang.
"Kamu yang terlalu baik, gak bisa bedain mana orang yang bener-bener sayang kamu dan orang yang cuma manfaatin kamu," balas Eunha, masih dengan mata terpejam. "Udah, jangan ajak aku ngomong lagi. Aku gak mood ngomong sama kamu."
***
Pada akhirnya, Jungkook tetap memutuskan untuk bekerja sama dengan Yugyeom. Lelaki itu ingin membuktikan pada Eunha jika dia bisa menjalankan usaha barunya ini dengan sukses.
Jungkook juga sedang mempersiapkan untuk membangun cabang baru di Yogya jadi dia agak sibuk sekarang. Biasanya pulang mengajar dia bisa langsung ke rumah, tapi sekarang harus pergi ke restoran dulu untuk membahas mengenai masalah ini.
Jo dan Ji jadi jarang bertemu papa mereka. Kadang, Jungkook sudah berangkat saat kedua beeboonya belum bangun dan pulang kerja ketika kedua anaknya sudah terlelap.
Di rumah pun, Jungkook lebih fokus pada laptopnya. Baik mengecek email dari karyawannya, mengecek email tugas dari murid-muridnya. Setelah meluangkan waktu untuk bermain dengan dua anaknya sampai Jo dan Ji tidur, dia malah main game sampai begadang dan itu membuat Eunha jadi sering marah-marah pada suaminya. Niat Eunha baik, tidak ingin Jungkook sakit kalau dia hampir setiap malam begadang. Namun Jungkook malah mengabaikannya atau paling tidak berkata, "Sekarang aku gak punya banyak waktu lagi buat main game, Bee. Game itu cara aku ngilangin stress karena pekerjaan, kamu bisa kan ngertiin aku untuk hal ini?"
Saat Jungkook sedang di dalam kamar mandi, dua beeboo bermain petak umpet. Jo yang jaga, dan Ji berlari mencari tempat sembunyi. Ji memilih masuk ke dalam kamar orangtuanya. Dia masuk ke dalam kamar yang letaknya di sebelah kamar mereka, kemudian berlari naik ke atas tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupi tubuh kecilnya.
Tak lama, terdengar suara benda jatuh yang membuat Ji melongokkan kepala ke pinggir ranjang. Dilihatnya laptop sang papa yang masih terbuka dan menampakkan sesuatu yang sedang dia kerjakan, jatuh ke lantai dan layarnya menghitam seketika karena terkena benturan. Jungkook tadi sedang mengerjakan sesuatu namun dia memutuskan menaruh laptop ke atas selimut karena dia ingin buang air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Marriage [Jungkook-Eunha] ✔
Fanfiction(CERITA PERTAMA SAYA DI WATTPAD, MASIH AMATIR) Kehidupan sehari-hari Jungkook dan Eunha setelah menikah. Bagi yang suka cerita manis dengan konflik ringan, bisa kali mampir ke sini heuheu? UDAH TAMAT!