47 - Welcome!

9.4K 863 277
                                    

Sejak dua bulan lalu, wanita yang tengah duduk di sofa sambil meluruskan kakinya ini sudah resign dari kantor. Sebelumnya, Eunha sudah membicarakan masalah ini sejak lama dengan Mingyu dan Jungkook secara langsung.

Sekarang yang menggantikan Eunha sebagai sekertaris Mingyu tak lain tak bukan adalah Yeri. Eunha senang Mingyu membuka hati untuk Yeri meskipun sekarang belum ada kabar apa-apa soal hubungan mereka selain hubungan antara Boss dan Sekertaris.

Jungkook tidak memperbolehkan Eunha bekerja berat. Mereka mulai bagi-bagi tugas rumah tangga. Setiap pulang kerja, Jungkook bertugas untuk mencuci dan menjemur pakaian. Besoknya, Eunha akan mengangkat pakaian kering dan menggosoknya. Eunha memasak dan menyiapkan makanan, Jungkook yang mencuci piring. Jika istrinya menyapu, maka Jungkook bagian mengepel lantai.

Kandungan Eunha yang mulai memasuki bulan kesembilan, membuat Jungkook jadi lebih protektif terhadap istrinya. Dia sering curi-curi waktu saat mengajar atau istirahat untuk menghubunginya, sekedar mengetahui kondisi Eunha.

Tak jarang, Kak Jessi main ke rumah bersama Kenji untuk menemani Eunha yang sendirian di rumah. Kadang, teman-teman Eunha juga sering datang ke rumah bergantian bila libur kerja atau saat mereka tidak kuliah.

Dokter bilang, perkiraan Eunha melahirkan anaknya adalah satu minggu lagi. Kadang, Eunha yang sering mengingatkan Jungkook agar tidak terlalu khawatir padanya. Namun Jungkook tidak bisa. Dia tidak bisa tenang-tenang saja karena perkiraan dokter kadang suka meleset. Bisa saja lebih cepat dari yang diperkirakan.

Dering ponsel berbunyi, membuat Eunha menoleh ke arah ponselnya yang ia letakkan di atas meja. Wanita itu mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan Jungkook.

"Halo, Bee?" panggil Jungkook setelah dia mengucap salam. "Gimana? Beeboonya baik-baik aja, kan?"

Eunha tersenyum, "Iya, Sayang. Dia baik, kok. Cuma daritadi aku kerasa mules gitu. Bolak-balik kamar mandi tapi gak pup. Kesel deh."

"Kak Jessi tadi bilang mau main ke rumah. Dia udah datang belum?"

"Tadi Kak Jessi WA aku, katanya mau mandiin Kenji bentar baru main ke sini."

"Kamu hati-hati di rumah, Bee. Kalau ada apa-apa telpon aku, ponsel kamu jangan sampai mati, ya? Jangan bikin aku khawatir."

"Iya, Kuki." Eunha terkekeh. "Kamu tenang aja, gak usah terlalu dibawa tegang gitu, nanti kalau aku ikut tegang gimana?"

"Oke, aku gak tegang kok. Biasa aja." Eunha mendengar Jungkook menghela napas di seberang sana. "Maklum, mau jadi calon papa jadi agak gugup gitu. Omong-omong, aku kelihatan norak gak sih mentang-mentang mau jadi papa?" Suaminya tertawa kikuk di sebrang sana.

"Kamu gak norak, tapi jadi makin panikan. Berasa kamu yang mau ngelahirin tahu gak, sih?" Wanita itu tertawa. "Aku yang mau ngeluarin anak aja masih biasa kok, kamu yang nyuruh aku buat tenang malah gugup."

"Aku cuma takut kamu kenapa-napa."

Mereka berhenti mengobrol karena jam belajar sudah kembali dimulai. "Bee, aku pamit mau ngajar anak-anak dulu. Nanti aku telpon kamu lagi, oke?"

"Iya. Semangat ya, Sayang."

Tepat setelah sambungan terputus. Eunha kembali merasa mulas. Wanita itu meringis, merasakan pergerakan bayinya di dalam sana yang tak berhenti bergerak. Eunha berdiri, satu tangan dia gunakan untuk memegang perut dan satu tangan lagi untuk memegangi punggungnya yang terasa pegal.

Dia berjalan membuka pintu rumah dengan langkah pelan, "Iya sebentar," ucap Eunha menggunakan suara yang agak meninggi. Saat dia membuka pintu, di sana sudah ada Kak Jessi dan Baby Kenji yang terlihat ganteng dan wangi. Sisa bedak bayi agak belepotan di wajah tampannya. Kak Jessi selalu saja memakaikan bedak di wajah Kenji seperti itu.

Swag Marriage [Jungkook-Eunha] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang