"Kak Lyu lagi apa?" Perempuan kecil berumur empat tahun yang cadel itu habis menangisi Kakaknya, Jo, kini menghampiri Ryujin yang tengah menggambar di ruang keluarga.
Eunha membawa Jo dan Ji main ke rumah Sowon. Dan Ryujin adalah anak dari Sowon.
"Udah jangan nangis, Sayang. Maafin adiknya, ya." Jo sekarang menangis sambil menyandar di tubuh mamanya yang tengah ngobrol dengan Tante Sowon.
Jo meletakkan kepalanya di paha sang mama, makin menangis kencang. Membuat Eunha terus saja menenangkan anak laki-lakinya itu sambil mengusap-usap punggung Jo.
"Jo jangan nangis lagi. Mau es krim gak? Nanti Tante ambilin ya, Sayang." Sowon ikutan membujuk anak laki-laki Eunha yang umurnya hanya beda beberapa bulan dengan anak Sowon. Namun, Jo hanya menggeleng dan tetap menangis.
Eunha pusing menghadapi Beeboo kembarnya itu yang selalu saja bertengkar. Jo yang pendiam serta cuek, dan Ji yang hobi menjahili siapapun sehingga dia sering membuat orang lain menangis.
Tadi Jo sedang duduk anteng di pangkuan sang mama. Ji juga mau duduk di pangkuan Eunha namun sang kakak tidak memperbolehkannya. Kesal, Ji memasukkan jari telunjuknya ke hidung, kemudian memeperkan upil ke baju kakaknya. Setelah itu, dia kabur dan memilih menghampiri Ryujin agar sang mama tidak memarahinya karena membuat kakaknya, Jo, menangis.
"Abang jangan nangis, nanti biarin adek mama tepuk pantatnya karena udah bikin Abang nangis," bisik Eunha. "Jangan nangis, ya, Sayang. Kan papa kemarin bilang kalau anak laki-laki itu gak boleh cengeng."
"Tapi adek jorok, Ma. Dia peperin upil ke baju aku. Baju aku kan jadi kotor," ucap Jo dengan nada marah. Namun dia selalu ingat perkataan Papanya, Jungkook, agar tidak berbuat kasar pada perempuan terlebih Ji adalah adiknya sendiri.
"Aku lagi gambar," jawab Ryujin sekenanya. Dia memang sebelas-duabelas dengan Jo, pendiam dan cuek. Namun ketika Ryujin dan Jo main bersama, mereka berdua akan menjadi teman baik.
"Oh gitu." Ji duduk di sebelah Ryujin, mengambil salah satu pensil warna yang Ryujin taruh di meja belajarnya kemudian mencoret-coret gambar lelaki kecil itu. Membuat Ryujin kesal dan langsung berkata, "Kamu ngapain?"
"Aku mau bantuin Lyu."
"Kamu gak bisa ngewarnain, warnanya juga salah. Sana kamu pergi aja."
"Ih gak mau. Aku lagi kabul dali mama soalnya aku abis jailin Kak Jo," ucap Ji sambil mengelap keringat yang membuat poninya lepek.
"Lagian kamu jadi cewek kok nakal. Papa aku bilang kita gak boleh nakal, nanti gak punya temen," Ryujin memberi nasihat pada Ji Hyun.
"Abis Kak Jo duluan," Ji kembali mengarahkan pensil warnanya namun Ryujin menepis tangan kecil itu.
"Aku bilang jangan. Dasar kamu nakal!"
"Kak Lyujin pelit." Ji cemberut, memilih berdiri dari duduknya dan langsung menendang meja belajar Ryujin hingga membuat gambarnya kecoret dan berantakan.
Melihat Ryujin menatapnya tajam, Ji Hyun kembali berlari ke arah sang mama dan langsung berlindung di sana.
"Ini kamu kenapa lagi? Pasti abis jailin Kak Ryu, ya?"
Benar saja. Gak lama kemudian, Ryujin datang dengan tangan membawa buku gambar dan terlihat marah.
"Kenapa, Sayang? Kamu dijahilin sama Ji?" tanya Eunha pada anak sahabatnya itu.
"Dasar gendut nakal. Sana kamu pergi aja dari rumahku." Ryujin nangis kejer, mengelap airmatanya dengan tangan. "Gara-gara kamu gambar aku jelek, Gendut!"
"Hei, Sayang. Mama gak pernah ngajarin kamu ngomong gitu, ya." Sowon menarik tangan anaknya agar mendekat ke arah sang mama namun Ryujin masih saja keukeuh. Dia menatap Ji yang kini menyembunyikan tubuh gembilnya di balik tubuh sang mama. Menoleh ke arah Ryujin takut-takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Marriage [Jungkook-Eunha] ✔
Fiksi Penggemar(CERITA PERTAMA SAYA DI WATTPAD, MASIH AMATIR) Kehidupan sehari-hari Jungkook dan Eunha setelah menikah. Bagi yang suka cerita manis dengan konflik ringan, bisa kali mampir ke sini heuheu? UDAH TAMAT!