Jungkook kini kembali sibuk mengerjakan pekerjaannya. Dia membawa laptop rusaknya ke tempat servis. Karena laptopnya harus dirawat inap, akhirnya dia memutuskan membeli laptop baru agar bisa kembali bekerja tanpa perlu menunggu lagi.
Jika Jungkook sedang serius, Eunha melarang anaknya untuk masuk kamar papa mereka. Dia tidak ingin kejadian beberapa hari lalu terulang. Meski dia sudah memaafkan Jungkook, namun dia belum sepenuhnya melupakan apa yang Jungkook lakukan. Eunha adalah tipe orang yang punya sifat seperti itu.
Eunha yang tengah mengajarkan kedua anaknya belajar membaca dan menulis di kamar dua beeboo, menghentikan aktivitasnya dan meraih ponsel yang berdering.
Sang mama menelpon Eunha, berkata jika dia ingin Eunha dan dua beeboo main dan menginap ke sana. Mamanya Eunha bilang, dia rindu dengan kedua cucunya, Ji dan Jo.
"Waduh, aku gak tahu bisa dateng ke sana atau enggak, Ma. Jungkook lagi sibuk akhir-akhir ini, kasian kalau aku tinggal sendirian," kata Eunha. "Tapi coba deh nanti aku tanya sama dia dulu. Mungkin kalau nginep pas hari libur gak masalah kayanya."
"Oke deh. Omong-omong, cucu mama lagi pada apa, nih?"
Eunha melirik ke arah anak-anaknya yang tengah mengeja buku-buku bacaan yang dibelikan Jungkook dua minggu lalu. Karena mereka ingin masuk sekolah, maka Eunha dan Jungkook rajin mengajari mereka membaca dan menulis lebih dulu.
"Lagi belajar, Ma. Kan anakku pada mau masuk sekolah bulan depan."
"Emang iya?"
"He'em. Mereka udah mau sekolah katanya, jadi aku mau daftarin mereka bareng sama anak temen aku."
"Wah, mama gak nyangka cucu mama udah besar-besar, udah mau sekolah. Nanti kalau mereka pakai seragam, kamu fotoin terus kirim ke WA mama, ya?" Mamanya Eunha terdengar antusias. "Nanti kalau ada arisan gitu mama kasih tahu temen-temen kalau cucu mama yang kembar udah mulai sekolah."
Eunha menarik kedua sudut bibirnya ke atas.
Dia menoleh ketika Ji menghampirinya dan bertanya, "Mama, kalau ini dibacanya apa? Buluenge, ya?" Perempuan yang sebentar lagi akan berumur lima tahun itu menunjuk tulisan burung yang ada di buku bacaannya.
"Kalau ada huruf N sama G digabung jadinya dibaca éng. Berarti ini dibaca burung, bukan buluenge."
"Makasih ya, Ma." Ji menarik bukunya dari pangkuan sang mama kemudian mencium pipi Eunha sebelum akhirnya kembali duduk di samping Jo.
"Adek sama abang nanti kalau udah selesai belajar panggil mama ya. Mama mau masak nasi bentar soalnya papa bentar lagi pulang."
Sampai jam tujuh malam, Jungkook belum juga pulang. Bahkan dia tidak menghubungi atau membalas pesan Eunha.
Eunha ingin menelpon Jungkook, namun dia takut menganggu pekerjaan suaminya dan selalu saja menunggu Jungkook yang menghubungi dia lebih dulu.
"Beeboo, kita makan duluan aja yuk. Papa kalian kayanya masih lama sampai ke rumah." Setelah Eunha membuka sedikit gorden dan mengecek jendela depan rumah, dia kembali ke ruang makan dan memutuskan untuk makan lebih dulu karena kasihan melihat kedua anaknya yang sudah duduk kelaparan hanya untuk menunggu papa mereka pulang dan makan bersama.
"Papa gimana, Ma?" tanya Jo, enggan memulai lebih dulu.
"Gak apa-apa, Bang. Papa nanti makannya nyusul."
Eunha menyendokkan nasi ke piring Jo dan Ji, kemudian bertanya mereka berdua ingin makan pakai lauk yang mana.
"Duh, Kuki ke mana, sih?" Eunha daritadi kepikiran suaminya. Dia sekarang lagi tertidur menyamping dengan satu tangan yang dia gunakan untuk menyangga kepala dan sebelah lagi mengelus-elus punggung anaknya bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Marriage [Jungkook-Eunha] ✔
Fanfiction(CERITA PERTAMA SAYA DI WATTPAD, MASIH AMATIR) Kehidupan sehari-hari Jungkook dan Eunha setelah menikah. Bagi yang suka cerita manis dengan konflik ringan, bisa kali mampir ke sini heuheu? UDAH TAMAT!