Jam menunjukkan pukul empat sore. Jungkook mengambil tas yang ada di ruang guru, berpamitan pada guru lain yang masih tepar setelah ngajarin murid-muridnya, lalu bergegas pulang ke rumah.
Ya, Jungkook adalah seorang guru Bahasa Korea di SMA International Jakarta. Kenapa dia gak mau kerja kantor? Jungkook bilang, dia suka berbaur dan punya banyak kenalan. Lagipula, berteman dengan anak-anak murid membuat Jungkook merasa umurnya sepuluh tahun lebih muda. Kalau hari libur juga kadang murid-murid cowok yang deket sama Jungkook suka main ke rumah buat main Dota 2.
Untungnya Eunha nerima kehadiran mereka. Asalkan gak buang kulit kacang atau kuaci di sembarang tempat dan jaga kebersihan aja. Kalau gak ikut gabung bareng mereka, paling Eunha pergi ke rumah salah satu geng friend.
Jungkook memarkirkan sepeda motornya di depan sebuah toko perhiasan. Dengan penuh percaya diri, lelaki itu melangkahkan kaki ke dalam.
Jungkook melihat-lihat kalung berlian yang ada di etalase toko dengan alis berkerut. Mengundang salah satu pelayan toko menghampirinya dan bertanya, "mau yang model apa, Kak?"
Jungkook langsung menatap pelayan itu dan tersenyum, "ah ... bisa tolong tunjukkan model kalung yang paling bagus di sini?"
"Tentu saja." Pelayan toko yang merupakan wanita muda itu mengangguk, "tunggu sebentar." Ia membuka kaca etalase dan mengambil sebuah kalung, kemudian meletakkannya di atas etalase. "Ini model kalung terbaik di bulan ini. Jika Kakak memberinya sebagai hadiah, pasti wanita yang menerima kalung ini akan sangat senang."
Jungkook tersenyum kecil. "Baiklah, saya mau kalung ini."
Pelayan toko menaruh kalung itu ke dalam tempatnya, memberinya kantung plastik dengan nama toko itu yang dicetak di bagian depan plastik.
Selesai melakukan pembayaran dan macamnya, Jungkook mengambil kalung itu dan bergegas pulang.
Sesampainya di rumah, Jungkook mendapati istrinya tengah tertidur di sofa. Tubuh Eunha yang meringkuk seperti janin itu membuat Jungkook gemas dan menghampirinya.
Lelaki itu berjongkok di samping Eunha. Tangannya bergerak mengelus pipi tembam gadis yang sudah setengah tahun menjadi istrinya itu, kemudian mendaratkan kecupan di bibir merah Eunha.
Tidak ingin menganggunya lagi, Jungkook mengangkat tubuh Eunha dan membawanya ke kamar mereka. Dengan hati-hati, Jungkook meletakkan Eunha ke atas tempat tidur. Lelaki berambut hitam itu menarik selimut sampai sebatas leher Eunha, lalu merapikan poni Eunha yang berantakan.
"Sweet dream, my Queen."
Jungkook meletakkan tas kerjanya di atas meja, menaruh perhiasan di lemarinya kemudian melepaskan satu-persatu pakaiannya karena ia ingin membersihkan diri.
Kemarin setelah Eunha bertanya apakah Sewon adalah mantan yang membuatnya gak bisa move on selama bertahun-tahun, Jungkook menceritakan semuanya tentang Sewon pada Eunha.
Sudah jujur pun, ujung-ujungnya Eunha malah marah dan gak mau bicara dengannya. Istrinya itu uring-uringan sendiri. Bahkan, dia juga bilang gak mau datang ke pesta pernikahan Sewon dan menyuruh Jungkook datang sendiri saja. Kekanakan sekali, 'kan?
Hah, kalau bukan karena cinta juga janjinya pada Eunha sudah pasti Jungkook tidak bisa seperti ini terus.
Sebelum menikah, mereka berdua membuat note berisi kekurangan masing-masing, lalu membuat perjanjian untuk saling menerima kekurangan itu. Eunha berpesan agar tidak meninggalkan satu sama lain apa pun masalahnya. Tentu saja Jungkook menyetujuinya.
Selesai mandi, Jungkook berpakaian dan turun ke bawah untuk menyiapkan makan malam. Eunha suka bangun tiba-tiba kalau lapar, dan Jungkook memilih membuatkan makan malam untuknya juga.
Bukannya Eunha malas memasak, tapi Jungkook lebih suka makan makanan yang baru selesai dimasak, bukan lagi makanan yang dingin. Eunha selalu saja menyiapkan makan malam untuk Jungkook namun kali ini tidak karena gadis itu tertidur dan Jungkook tak tega menganggu tidurnya.
Di kamar, Eunha menggeliat kecil dan membuka mata perlahan. Indra penciumannya langsung bisa merasakan bau masakan dan membuat perutnya keroncongan.
Gadis itu menyibakkan selimut, lalu berlari kecil menuju dapur. Ia yakin bau masakan itu akibat ulah Jungkook.
Eunha mengintip sedikit dan mendapati sosok jangkung Jungkook yang tengah membelakanginya.
Eunha menjilat bibir kemudian mengelus perutnya sendiri, cacing di perut tak mampu lagi diam ketika bau masakan itu semakin menyengat.
Tak peduli walaupun sedang kesal pada suaminya, Eunha menghampiri Jungkook dan memeluknya dari belakang. "Kuki ... gue laper."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Marriage [Jungkook-Eunha] ✔
Fanfikce(CERITA PERTAMA SAYA DI WATTPAD, MASIH AMATIR) Kehidupan sehari-hari Jungkook dan Eunha setelah menikah. Bagi yang suka cerita manis dengan konflik ringan, bisa kali mampir ke sini heuheu? UDAH TAMAT!