Jungkook yang sedang memperhatikan fotonya dan Eunha satu-persatu yang banyak tertempel di dinding kamar, mengalihkan pandangan saat pintu kamar terbuka dan mendapati Kak Jessi dan ponakannya yang tengah digendong.
"Kakak ganggu kamu, gak?" tanya Kak Jessi, belum masuk ke kamar adiknya.
Jungkook menggeleng, membiarkan Kak Jessi masuk dan memilih duduk di pinggir ranjang adiknya. Wanita itu meletakkan anaknya yang masih bayi ke tempat tidur Jungkook, membiarkan si kecil terlelap dan membuat Jessi lebih leluasa bicara dengan sang adik.
Jungkook memainkan tangan ponakannya, mengelus jari-jari kecil itu dengan pelan. Baju yang dipakainya sekarang, adalah baju yang waktu itu Eunha dan dia belikan. Jungkook memperhatikan wajah polos bayi laki-laki bernama Kenji.
"Biasanya kalau ada masalah kamu gak pernah sampai kembali ke rumah, lho. Sepertinya masalah serius, benar gak?"
Jungkook melirik Kakaknya sekilas, kemudian menghela napas. "Menurutku itu serius." Jungkook kembali memainkan jemari ponakannya. "Aku udah kasih kepercayaan buat izinin dia kerja. Tapi dia malah menyepelekan kepercayaan aku, Kak."
"Maksud kamu?"
"Dia ternyata kerja di perusahaan mantannya tanpa kasih tahu aku. Padahal dia kerja di sana udah hampir satu bulan." Kekesalan Jungkook kembali.
Saat awal-awal menikah, Kak Jessi tahu siapa Mingyu karena Jungkook memberitahunya. Mingyu membuat adiknya sempat bersedih karena tidak yakin bisa memiliki Eunha. Kak Jessilah yang berusaha mencari cara untuk bicara baik-baik ke Eunha dan mengatakan semuanya. Tentang betapa Jungkook menyayanginya namun dia merasa rendah diri karena Mingyu masih menguasai hati Eunha. Tentang Eunha yang harus bisa belajar menerima Jungkook sebagai suaminya, karena bagaimanapun, Jungkook adalah orang yang akan mendampingi Eunha selama sisa hidupnya, bukan Mingyu.
"Kamu tidak tahu kan apa yang ada di dalam pikiran wanita itu? Setiap orang punya pemikiran berbeda-beda, oleh sebab itu mudah terjadi salah paham. Dan cara terbaik dari itu semua adalah komunikasi. Kamu harusnya bicara, bukan malah menghindar dari istrimu."
"Tapi, Kak. Aku menghindar bukan karena gak mau bicara. Aku sedang marah, aku takut menyakiti dia dengan ucapanku. Aku takut mengeluarkan kata-kata yang gak pantas dia dengar. Aku ... takut gak bisa mengendalikan emosiku," ucap Jungkook pelan. "Makanya aku memilih pergi ke sini, aku mau menenangkan diri dan memikirkan apa yang harus aku lakukan selanjutnya."
Jessi tahu, sulit untuk adiknya mendapatkan Eunha. Jessi tahu perjuangan Jungkook karena dia selalu mengamati pergerakan adiknya demi mendapatkan hati gadis yang kena patah hati akut. Jessi tahu, bagaimana sabarnya Jungkook menanti Eunha bisa menerimanya sampai sekarang. Semua butuh proses. Gak semudah seperti novel-novel picisan di mana keduanya langsung jatuh cinta tanpa ada pengorbanan apa-apa.
"Aku tahu aku belum bisa menjadi suami yang baik buat dia, tapi setiap harinya aku selalu belajar untuk jadi lebih baik lagi cuma buat lihat dia tersenyum dan merasa nyaman bersamaku. Butuh banyak usaha untuk dapat menarik perhatiannya, tapi beda sama Mingyu." Jungkook membetulkan letak duduknya, menyandar di kepala ranjang. "Aku takut dia kembali jatuh cinta sama Mingyu. Walaupun dia bilang dia udah gak cinta Mingyu, tapi siapa tahu untuk beberapa hari atau minggu ke depan mereka berdua kembali saling mencintai? Aku hanya bisa menerka tanpa bisa tahu yang sebenarnya karena aku bukan Tuhan."
"Jungkook," panggil Kakaknya, pelan. "Jangan begini, jangan pesimis dulu."
"Aku gak mau diabaikan untuk kedua kali, karena aku udah tahu rasanya kaya gimana," kata Jungkook. "Aku gak mau kehilangan dia."
Mendengar itu, Kak Jessi langsung memeluk tubuh adiknya dan menepuk-nepuk punggung Jungkook, menenangkannya. "Dek, Kakak yakin Eunha mencintai kamu," bisik Jessi. "Kakak yakin dia juga menyembunyikan semuanya bukan karena berniat selingkuh atau apa, kamu tadi mendengar penjelasan dia, kan?"
"Iya."
"Dia bilang apa?"
"Dia mau menjaga hubungan kita, juga perasaan aku, itu sebabnya dia gak bilang apa pun tentang ini."
"Nah, kalau sudah begitu apa masih ada alasan buat kamu marah sama dia?" Kak Jessi melepaskan pelukan mereka, menatap mata adiknya yang sudah berkaca-kaca.
"Ada," jawab Jungkook dengan mantap. "Dia jalan sama Mingyu tanpa bilang sama aku. Aku tahu itu saat Eunha sakit, ada kiriman bunga buat dia. Pas aku buka ada tulisan ucapan terimakasih karena udah nemenin dia juga bilang semoga cepat sembuh."
"Eunha tahu dia dikirimin bunga?"
Jungkook menggeleng. "Bunganya langsung aku buang ke tempat sampah, aku pikir itu bunga nyasar atau apa. Ternyata itu adalah bunga dari Mingyu."
"Kamu udah tanya dia pergi ke mana?"
"Belum sempat."
Kak Jessi menarik napasnya dalam. "Kakak bukannya ngusir kamu lho, ya. Kalau kamu memang mencintai dia, lebih baik kamu pulang. Kasian Eunha, Jungkook. Dia sendirian di rumah, kalau nanti ada hal-hal yang tidak diinginkan, kamu yang akan menyesal."
***
Sesampainya di rumah, Jungkook memarkirkan motor di halaman dan mengunci pintu pagar dengan kunci cadangan miliknya.
Jungkook masuk ke dalam rumah yang ternyata tidak dikunci oleh Eunha, berjalan masuk ke dalam rumah yang sudah ditinggali sejak setengah tahun lalu.
Jungkook baru sadar, sudah banyak cerita yang dilukiskan dia dan Eunha di tempat ini.
Dilihatnya sosok sang istri yang tengah tertidur dengan posisi miring di sofa. Eunha menggunakan dua tangannya sebagai alas untuk mengganjal kepala.
Laki-laki itu menghampiri Eunha, berjongkok agar dia bisa melihat wajah polos istrinya yang tengah tertidur itu. Dia merapikan poni Eunha yang berantakan. Jungkook menggunakan ibu jarinya untuk mengusap sudut mata Eunha yang masih berair, matanya terlihat sembab dan agak bengkak.
'Maaf, gue bikin lo nangis lagi,' batin Jungkook dalam hati, kemudian mencium kedua kelopak mata Eunha secara bergantian.
Setelahnya, lelaki itu membopong tubuh Eunha ke dalam kamar dan menurunkannya pelan-pelan. Jungkook menyelimuti dan mengacak rambut Eunha sebelum akhirnya ikut berbaring di samping wanita itu.
Jika biasanya Jungkook selalu tidur berhadapan dengan Eunha, sekarang lelaki itu memilih tidur menyamping dan memunggungi istrinya. "Malam, Bee."
***
Ekspresi Eunha nunggu Jungkook pulang ke rumah 👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Marriage [Jungkook-Eunha] ✔
Fanfiction(CERITA PERTAMA SAYA DI WATTPAD, MASIH AMATIR) Kehidupan sehari-hari Jungkook dan Eunha setelah menikah. Bagi yang suka cerita manis dengan konflik ringan, bisa kali mampir ke sini heuheu? UDAH TAMAT!