"cutie""pretty"
"sweety"
Taeyong yang merasa tidak diperhatikan menarik kecil ujung sweater kebesaran Ten.
"bunny"
"hyung! berhenti memanggilku.."
"lovey"
"sunshine"
"my main"
"hyung!"
"apa menatapku sebentar saja sulit Ten?huh"
"tapi kau tau aku harus menyelesaikan ini hyung, aku dikejar deadline"
"berhentilah bekerjaaa"
"hyung...."
"berhenti menunjukan puppy eyesmu, jika kau tidak ingin aku merobek bajumu sekarang juga"
"aku bisa melakukan apapun dengan mataku" merasa tidak takut dengan ancaman Taeyong , Ten semakin menunjukan puppy eyesnya, matanya mengedip berkali-kali dan jangan lupa dengan lidah menjulur yang menggoda Taeyong.
"sini" , Taeyong menepuk tempat kosong disebelahnya agar Ten duduk disana.
"tidak mau"
"sini kubilang"
"tidakkk"
"Lee Ten"
"hey margaku masih Leechaiyapornkul"
Dengan cepat Taeyong menarik Ten dari kursi yang sedari tadi ia duduki tapi bukannya menarik Ten untuk duduk disebelahnya Taeyong justru menarik Ten ke atas pangkuannya.
"oh ya? tapi itu akan berubah dalam beberapa hari kedepan jadi apa bedanya?" Taeyong menyusuri rahang Ten dengan bibir manisnya dan sesekali mengecupnya lembut.
"hnggh, hyung stop, turunkan aku"
"try me"
"phleasee no, stopp dont biteeee"
"Taeyonggg!"
"aackk.."
"ada apa sih Ten? apa kurang kau menghukumku dengan intensitas pertemuan yang bahkan tidak bisa dihitung dengan jari? dan saat bertemu kau hanya berkutat dengan sketsamu heyyy aku ini laki-laki normal"
"pabo! kau lupa aku laki-laki juga"
"hehe , aku melupakan segalanya jika sudah bersamamu , mana ada laki-laki sangat cantik sepertimu beritahu aku jika ada , sampai waktunya tiba aku pikir rasa cintaku padamu sudah tidak cukup untuk melunturkannya"
"aww cheesy Lee Taeyong"
"kau melarangku bekerja , apa kau sudah yakin mampu memenuhi kebutuhan ku apapun itu? jangan lupa aku ini Ten Chittaphon Leechaiyapornkul.. apa dengan menjadi penerus perusahaan keluargamu, pulau pribadi, beberapa resort dan apartemen mampu menghidupiku dan mungkin hm anak anakku nanti? aku tidak makan cinta Lee Taeyong"
"hey nyonya Lee , terimakasih telah mengingatkan aku punya apa saja untuk memenuhi kebutuhanmu itu tapi kau lupa menyebutkan, aku punya investasi dibank dunia dan beberapa anak perusahaan kecil yang kubangun dan nantinya akan berkembang dan uhm usiaku baru 23 tahun, aku rasa itu cukup untuk menghidupimu dan mungkin puluhan anak mu-- , hey itu anak kita nanti , dan dengan semua itu dengan menyebalkannya kau masih berusaha untuk bekerja. kau kan juga si anak konglomerat dari Thailand , kalo aku tidak salah ingat."
"aww , berhenti memukulku Ten'"
"puluhan, kau fikir aku bertelur! and waw calon suamiku kaya raya"
"aku bisa membuatkannya semua untukmu, ayo kita menyicil membuatnya!"
"YAK! pervertttt get off of me" , Ten berusaha melepaskan dekapan Taeyong dari pinggangnya dan menjauhkan wajah Taeyong dari bibirnya.
"sebentarr saja ya, beberapa jam lagi aku akan terbang ke Jepang just pleasee biarkan aku memelukmu seperti ini , aku ingin mendengarkan detak jantungmu dan merekamnya dalam pikiranku" , Ten samar mendengarkan perkataan Taeyong yang berada dipelukannya berhenti meronta.
"sudahkah aku bilang, detak jantungmu adalah lagu terindah pengantar tidurku?"
"hmm"
"itu kenapa aku lebih senang kau memelukku ketika tertidur karena aku bisa tidur dengan nyenyak dipelukanmu dibanding di hotel bintang 5 manapun aku tinggal"
Ten memeluk Taeyong , mengusapkan tangannya keatas kebawah punggungnya dan menyandarkan kepalanya diatas kepala Taeyong , sesekali mengecupnya dan mencium aroma shampoo yang menguar dari rambutnya.
"sudahkah aku mengatakan aroma tubuhmu adalah vitaminku? sudahkah aku mengatakan selama ini aku tidur menggunakan piyamamu? aku tidak sebaik kau yang sangat bagus dengan rayuan gombalnya tapi setidaknya itu memberitahukanmu seberapa jauh aku membutuhkanmu."
"heyy, don't cry"
"Ten, apa yang telah aku lakukan sehingga mendapatkanmu?"
"kau hanya menjadi Lee Taeyong dan kau mendapatkanku"
"aku fikir kau menjadi paparazi saat aku memberikan speech pada pembukaan resortku di Thailand bukan hal yang buruk"
"heyy aku bukan paparazzi, aku hanya sedang bosan karena aku selalu ingin pergi setiap datang ke acara seperti itu dan karena kakek juga yang selalu memaksaku untuk tinggal sampai acaranya selesai"
"tapi tetap saja kau tidak bisa melawan pesonaku"
"tskk , uhm hyung?"
"apa?"
"memangnya tanggal berapa pernikahan kita ya?"
"yah! Tennnnn!"
...
welcome to my work! kalo kamu baca dan ada bagian nomor yg ngga ada berarti chapter itu aku private.
i do really appreciate every comments on my story:)