"pa...pa""ma"
"pa..pa"
"mama"
"David liat bibir papa, pa...pa"
"mama"
Taeyong menepuk dahinya mendengar anak bungsunya yang masih belajar berbicara untuk memanggilnya namun memang dasarnya anak mama, jadi kata yang selalu Ia ucapkan hanya mama.
"Eaaa!"
"iya maa"
"antarkan segelas susu ini untuk hyungmu diatas."
Taeyong, Ea dan David sedang berada dikamar utama yang berarti kamar Taeyong dan Ten. sekarang seperti biasa ritual sebelum tidur pasti ibunya akan membuat susu dan karena Mark sedang ujian jadi Ia harus belajar dan Ea mendapat tugas untuk mengantarkan segelas susu hangat itu ke kemarnya.
"hyung kan bisa ambil sendiri ma. nanti juga dia turun." Ea sudah duduk didepan counter dapurnya.
"hey, kamu tau sendiri hyungmu sedang ujian kan."
"ya..ya" Ea mulai melangkahkan kakinya dengan membawa segelas susu putih untuk Mark yang ada dikamarnya, baru sampai anak tangga kedua Ia mendengar namanya dipanggil siapa lagi jika bukan ibunya.
"Ea, coba ingat siapa yang kemarin sore menggendong seseorang dipunggungnya dengan begitu paniknya dan berlari ke unit kesehatan karena berpikir bahwa adiknya mungkin saja pingsan. tapi ternyata adik kesayangannya itu hanya tertidur dengan lelapnya karena terlalu lama menunggu mamanya menjemput."
Ea terdiam mengingat suasana kemarin dimana Mark menggendongnya sambil berlari yang sampai Ia pikir mungkin ada kebakaran makanya dia buru-buru loncat dan terbangun untuk ikut berlari.
"iya ma. Ea ngga mungkin lupa sama wajah paniknya hyung"
"ayo antarkan, nanti keburu dingin. milikmu ada dikamar mama ya."
"siap bosss."
"pa..pa.."
"mama!" David yang melihat Ten masuk ke dalam kamar sambil tersenyum, tangan kecilnya mulai mencoba menggapai Ten yang kali ini meletakkan nampan berisi susu dimeja kecil disamping tempat tidur.
"ya sayang..."
muach.
Ten mencium David kemudian melirik Taeyong yang sedang menatapnya datar.
"pffft hahaha hyung."
"ada apa dengan piyama tidurmu, kenapa tiba-tiba kau punya piyama gambar pororo seperti itu?!" Ten berusaha menahan tawanya karena yang ditanya semakin memajukan bibirnya.
"maksudku adalah supaya David bisa lebih cepat memanggilku jika aku menggunakan baju yang sama dengannya."
"lalu?"
Taeyong menggeleng lemah. Ten hanya bisa menggeleng lemah melihat kelakuan suaminya itu. David kecil dan David besar sama-sama membuatnya kepikiran.
cklek
"yang ini baru jagoan papa. halo jagoan!" Taeyong tersenyum melihat Ea masuk ke dalam kamar dan langsung duduk dikursi yang sebelumnya Ia tempati. tangannya dengan lincah menggoreskan sesuatu ditabnya. desain. Ea senang melakukannya, sama seperti isterinya. Ea sangat kreatif dan..
"tadi siang aku kalah main basket jadi bukan jagoan lagi."
Dan sangat sensitif..
"biar papa tebak, kau kalah main basket dan Hyoje melihatnya."