"nung"
"nung--neuong--ungh"
"nung", Taeyong memperjelas gerak bibirnya saat mengucapkan kata angka satu dalam bahasa Thailand itu. ketiga anak laki-laki dihadapannya Ea, Mark dan David hanya bisa melihat dengan mata berkedip dan mencoba mengikuti mimik bibirnya.
Lusa nanti mereka akan pergi berlibur ke rumah neneknya yang ada di Thailand, rumah isterinya tentunya dan ini akan menjadi perjalanan pertama bagi Ea dan David karena Mark sudah pernah pergi kesana beberapa tahun lalu.
"song"
"song--song--ong"
Oke pasti sudah tahu siapa yang selalu hanya mengambil kata terakhirnya jika bukan David. tangannya sibuk memegang mainan mobil terbarunya dan tak repot memerhatikan ayahnya yang sedari tadi bersusah payah membuat kelas privat untuk anak-anaknya.
"song, David"
"ongsh" David kembali memusatkan perhatiannya pada mobil kecilnya.
Taeyong menghela nafas, baiklah, angka selanjutnya.
"sam"
"sam--sa--dad bisakah aku tidak ikut melakukan ini?" Itu adalah suara merajuk Mark yang kali ini tengah mengambil ponsel yang sedari tadi bergetar disaku celananya, pasti rekan-rekannya telah menunggunya untuk bermain basket dilapangan kompleks.
"tidak, kau juga harus ikut. nanti nenek mengatakan jika dad tidak memperbolehkan mommy mengajari kalian bahasa asalnya"
"tapi--"
"sam"
"sam-sam-mmm"
Taeyong menggelengkan kepalanya melihat David, tapi setidaknya dia masih bersuara.
Ia mendengar suara dentingan piring dari dapur pasti itu Ten yang sedang meletakkan kimchi buatan ibunya ke dalam kulkas, mereka memang baru saja kembali dari rumah Ibu Taeyong untuk berpamitan pergi berlibur dan sebenarnya ibunya juga ingin ikut namun kondisi kesehatannya sedang menurun jadi Ia hanya menitipkan salam untuk besannya.
"ayo ulangi sekali lagi"
"nung, song, sam"
"nung hhg song ong sam mmm"
Suara David terdengar sangat menggemaskan, sedangkan Ea langsung menuruti ayahnya, Ia hafal betul jika ayahnya ini tidak bisa dibantah, lagipula jika Ia semakin cepat belajar Ia akan semakin cepat ke kamarnya.
"sekarang kita belajar cara menyapa"
"tempelkan kedua telapak tangan kalian didepan dada seperti ini" Taeyong mencontohkan gerakan tangannya.
"Mark tegakkan tubuhmu, Ea yang rapat tangannya" , kemudian Taeyong meletakkan mobilan yang ada ditangan David dan menempelkan telapak tangan kecilnya didepan dada untuk mengikuti hyungnya. mata besarnya berkedip melihat mobilnya diambil dan sekarang berada dipangkuan ayahnya.
"jika David ingin main lagi, ikuti dad dulu ya" bibir David mengerucut bersiap mengeluarkan jurus jitunya yaitu menangis agar keinginannya dituruti tapi bukan Taeyong jika tak bisa mengatasinya. "nanti akan Dad beri banyak coklat untuk David" bibir itu kembali ke bentuk asalnya dan kepalanya mengangguk patuh penuh semangat.
"sekarang sambil menunduk katakan...sawaddikaab"
"sawasdikaab--sawaddikaab--kaaa"
"ahem"
Ten masuk ke dalam ruang keluarga membawa sekotak coklat dan teh untuk Taeyong dan anak-anaknya. sedaritadi ia hanya tersenyum dari jauh melihat suami dan anak-anaknya mempelajari sapaan khas negaranya itu.
"aww, kenapa dicubit sih?"
"daddy kurang tepat mencontohkannya" Ten menjatuhkan dirinya untuk duduk disebelah Taeyong.
"ikuti mommy ya"
Ten mencontohkan gerakan menyapanya tak ada yang berbeda sekilas kecuali senyum manis yang ada dibibirnya. ah iya Taeyong selalu lupa bagian pentingnya. ia ingat pinggangnya selalu dicubit oleh Ten jika lupa untuk menyunggingkan senyumnya saat sedang menyapa.
"aaah kau memang terbaik." Taeyong mencubit pipi Ten gemas membuat Mark mulai waspada "bagaimana kau selalu lupa?" Ten kali ini mencubit pinggang Taeyong. "tapi kau menggemaskan." Taeyong mencubit pipi Ten dengan kedua tangannya dan menariknya ke kanan dan ke kiri membuat Ten mengaduh kesakitan, Ia pun membalas perlakuan suaminya dengan melakukan hal yang sama.
"rasakan"
"aah sakit Ten"
"sekali lagi"
"uh?"
"panggil aku sekali lagi, aku suka mendengarnya"
"aku tak mengerti maksudmu"
"ah tentu saja kau mengerti" Taeyong berbisik sambil menarik hidung mancung Ten.
"aaah Taeyong sakit, hidungku merah"
"panggil aku sekali lagi, aku suka mendengarnya" suara merajuk Taeyong terdengar kemudian Ia menggesekkan hidungnya dengan milik Ten membuat si empunya tertawa kegelian.
Ten membuka bibirnya "Daaa---"
"Daddd!"
Pasangan suami isteri itu menoleh mendengar suara anak sulungnya yang memanggil dengan setengah berteriak, dilihatnya Mark sedang berusaha menutup mata Ea yang berada disebelah kanannya dan David yang kini berada dibawah ketiaknya meronta untuk minta pertolongan.
Astaga. kemana pelajaran menyapa tadi?
...
berlayar terus ya, kan udh abis tandatangan buku nikah