"MOMMYYY!"
Terdengar suara teriakan anak dari lantai dua rumah mewah itu. Ten yang sedang memasak didapur membetulkan letak apron pinknya.
"Yaaa, kenapa sayang?"
"DAVID PIPIS DICELANA!!"
"astaga, Mark, bangunkan dia dan bawa ke kamar mandi"
"aku akan membangunkannya, tapi tidak akan membawanya ke kamar mandi.."
Mark kembali berteriak.
"Yasudah bangunkan biar nanti Mommy yang membawanya ke kamar mandi"
Ten memasukkan nasi goreng kimchi buatannya ke atas piring, dan membawanya masing-masing ke meja makan. tak lupa tangannya dengan lincah menyiapkan susu bagi anaknya dan teh bagi suaminya.
"Sayang!!! apa kau sudah mencuci jas abu-abu yang kau belikan?"
kembali terdengar suara teriakan namun kali ini dari dalam kamarnya dilantai satu.
"sudaah.. aku telah meletakkannya diatas ranjang, apa kau tak melihatnya???"
"ohiya, maafkan akuu!!"
Ten bergegas melepas apron pinknya dan meletakkan didapur, saat sampai anak tangga ia melihat Mark yang sedang melangkah turun.
"kau sudah bangunkan David?"
"sudah Mom tapi dia susah sekali dibangunkan"
Mark membetulkan letak tas ditangan kirinya. Ten berdiri dihadapannya melihat tampilan anak sulungnya itu sebentar lalu merapikan jas kuning yang menempel padanya.
"anak Mommy sudah besar sekarang"
cup
Ten mengecup pipi Mark sekilas.
"Mom!"
"ssh, kau tetap baby lion mommy Mark" sekarang turun dan tunggu Dad kita akan makan bersama.
"apa Ea masih mengunci diri dikamar?"
Mark kembali mengangguk. Ten menghela nafasnya pendek.
"David sayang anak mommy waktunya bangun" Ten membuka tirai kamar anak bungsunya itu perlahan membuat cahaya matahari sedikit masuk. anak itu menggeliat diatas kasurnya dan benar saja yang dibilang Mark ia pipis dicelana. ia menepuk pipi tembam anak itu sekilas dan tersenyum deja vu karena anak bungsunya ini seperti copyan dari sang suami.
Mata itu terbuka tetapi tertutup kembali membuat Ten menepuk bokongnya sekilas.
"Mom dengar ada bazar lego besar disupermarket ujung jalan. dan ada perlombaan menyusun didalamnya. apa kau tidak ingin melihat?"
"seketika mata kecil itu terbuka" Ten tersenyum dan mengangkat tubuh David dari atas kasur untuk memandikannya.
..
"Sayang...Ea.."
Tak ada suara terdengar dari dalam kamar.
"Ea..bicara pada Mom sayang.. buka pintunya"
tok tok
Suara kunci terdengar, pintu terbuka memperlihatkan anak berumur sekitar 10 tahun yang tak kalah tampannya dari orang seisi rumah ini.
"aku tidak akan turun Mom, aku akan langsung berangkat saja"
"kenapa sayang?" Ten menangkup kedua sisi wajah anaknya itu. ia merajuk karena tak diizinkan untuk menginap dirumah temannya hari ini, padahal mereka sedang ada acara ulang tahun yang dirayakan di salah satu vila diluar kota. karena Taeyong terkadang terlalu protektif tentu saja ia tak mengizinkan anaknya untuk pergi.