Akan ada saatnya dimana kesabaran itu akan membuahkan hasil, tak akan pernah pergi kemana sesuatu yang jika memang telah ditakdirkan untukmu. dan bila pada akhirnya bukan disampingku lah tempatmu tinggal, aku siapa untuk bisa menahannya? yang bisa aku lakukan hanya menyisipkan namamu disetiap untaian doa sebelum tidurku agar kau selalu bahagia, dimanapun. semoga kita tetap dibawah langit yang sama dengan satu rembulan yang menjadi saksi bagaimana pengorbanan itu terus dilakukan. aku, kamu, mimpi dan kenyataan.
Terimakasih, terimakasih telah bertahan sejauh ini. aku tahu kau telah sampai pada titik maksimal. telah mencoba yang terbaik untuk tetap menyatukan. tapi itu tetap tak akan sama antara dulu dan sekarang. semua berubah aku, kamu dan kenyataan. ironisnya mimpi masih senang bertahan. memaksamu untuk terus melangkah ke depan.
Terimakasih untuk segalanya Hansol hyung, my twin, my soulmate, my tower, my half, my main ❤
-from Nakamoto
.
..
Tepukan halus dipunggungnya tak mampu membendung tetes demi tetes cairan yang keluar dari mata indahnya. suasana terasa begitu sepi meskipun hampir semua member berada di dalam ruangan yang sama. namun yang lain seperti mencoba untuk lebih memilih tak saling berbicara. kesunyian yang mencekik, tak menyangka jika saat seperti ini akan datang, bahkan dilangkah awal mereka berkarir.
Tepukan itu berubah menjadi sebuah sapuan halus dipunggung pemuda yang terkenal dengan healing smilenya itu, hidungnya memerah, matanya tak kalah, namun tak ada kata yang terucap dari bibirnya hanya sebuah isakan halus yang terus terdengar.
"ada apa dengan healing smilemu, disaat seperti ini kau harusnya bekerja Yuta-kun"
Suara lembut itu seperti menabur garam di luka yang tak kasat mata. Yuta semakin menangis kini wajahnya ditenggelamkan dibantal sofa yang ada di pangkuannya. masih menghindari tatapan orang yang duduk disampingnya. ia beringsut menjauh namun tarikan kecil dibawah bajunya membuatnya mengurungkan niatnya.
"heyy" kali ini sebuah bisikan ditelinga kanannya. normalnya dia akan bergedik karena kegelian tapi rasanya hal itu bahkan sangat sulit dilakukan sekarang, setiap pergerakan yang dilakukan oleh pemuda disebelahnya hanya semakin menyakitinya.
Doyoung yang duduk disofa seberangnya bangun dari duduknya dan tidak lama suara pintu yang tertutup kasar terdengar menggema. Jaehyun langsung bangun dan menyusulnya.
Pemuda disamping Yuta menatap Jaehyun dengan mata besarnya, tak ada kata yang terucap namun Jaehyun mengerti apa maksudnya.
"Doyoung hyung, akan baik-baik saja"
...
Yuta juga langsung bangun dari duduknya ia berjalan kedalan kamar, namun beberapa saat berjalan keluar dengan jaket hitan tebal dan masker ditangannya.
"Yuta!"
Taeyong berusaha untuk mengejar Yuta namun, tangannya ditahan oleh pemuda yang menggelengkan kepalanya lembut.
"dia butuh waktu sendiri Taeyong"
Taeyong menatap hyungnya, jelas-jelas sedang menahan tangis. tangannya terkepal kuat karena tak bisa melakukan apapun untuk merubahnya.
dia maju selangkah lalu memeluk tubuh besar dihadapannya."tak bisakah kau mengubah keputusanmu Hansol hyung?"
"aku baik-baik saja Taeyong, kau harus berjanji jaga mereka dengan baik ya, jadilah leader yang bijaksana, jangan selalu memarahi mereka terutama Nakomoto ya?"