15. Piercing

2.3K 211 112
                                    

Suara pintu terbuka membuat pemuda yang sedang mengamati ruangan itu menoleh.

'hai, kau pasti Ten?'

'hai, dan kau pasti Taeyong?'

'ya..'

'Si Piercer yang sangat terkenal di Kota ini'

'well, aku tidak menyangkalnya'
Taeyong tersenyum. ternyata wajah dingin dan aura yang dikeluarkannya sangat berbeda jika kau sudah berbicara dengannya Ten pikir.

'oke, kau mau di piercing dimana kali ini Ten? dari apa yang aku lihat kau sudah sering melalukan ini' Ten masih diam memperhatikannya' hm piercing maksudku'

Ten mencoba untuk kembali fokus akan tujuan utamanya, ternyata rekannya yang merekomendasikan tempat ini, Yukhei,  tidak salah jika mengatakan Si Piercer ini bahkan pasti bisa lolos masuk disalah satu agensi Entertainment hanya dengan visualnya 'aku pikir disini bisa ditambah satu', Ten menunjuk daun telinga kiri bagian atasnya, aku mendapat satu dibagian dalamnya mungkin agak sedikit keatas sini, Ten kembali menujuk titik dimana ia ingin ditindik.

'11 dan kau masih ingin menambahnya?'

'it's still counting Taeyong hehe, aku tidak pernah memakai semuanya sekaligus aku hanya ingin memakai dibeberapa tempat tertentu dan disaat tertentu'

Taeyong yang kali ini mengerutkan dahinya sebelum kepalanya mengangguk, tangannya lincah menyiapkan alat yang akan digunakan.

'kau membawa antingmu sendiri atau..?'

'oh ya tentu, aku membawanya, tadi aku melihat diluar, kau tahu yang ada di etalase, seseorang bernama Yuta yang memberitahuku bahwa itu juga dijual, kurasa itu juga bagus tapi aku sudah jatuh cinta dengan yang satu ini' Ten mengeluarkan kotak hitam dari saku jaketnya memperlihatkan benda kecil yang diketahui sebagai anting, sangat indah saat Taeyong menatapnya, berbentuk bunga kecil dengan empat kelopak dan permata Biru Sapphire kecil  ditengahnya, bentuknya simpel namun dengan detail yang indah, berkilau dari beberapa sisi, cantik, sangat cantik, dan pasti akan sangat cocok dipakai oleh orang yang cantik dihadapannya.  Taeyong sering melihat banyak jenis tindik yang jauh lebih mewah dan mungkin mahal dari ini namun benda kecil ini membiusnya, entah benda ini atau orang yang memilikinya.

'wow sangat indah' hanya itu yang dapat Taeyong katakan pada Ten.

'aku tahu. aku membelinya saat berada di Negaraku'

Taeyong menatap matanya, baru sadar jika posisi mereka terlalu dekat dengan Ten yang duduk dikursinya dan Taeyong yang berdiri persis dihadapannya, Taeyong mundur perlahan, pantas saja jika aksen bicaranya berbeda, terdengar aneh namun masih bisa dimengerti, dari mana asalnya? Taeyong bertanya dalam hati.

'aku dari Thailand jika kau ingin bertanya'

'uh oh, swasdekab' Taeyong mengangkat kedua tangannya dan menunduk, sedikit mengingat apa yang dilihatnya saat menonton beberapa drama Thailand dari sahabatnya Yuta yang berada dikasir depan.

Ten tertawa, kemudian mengangkat tangannya juga 'swasdekab'

'oke sekarang aku akan mulai menindikmu, kau bisa mencari posisi nyaman untuk duduk'

'baiklah'

Taeyong mensterilkan alatnya, tangan panjangnya menggunakan sarung tangan dan kali ini mensterilkan bagian telinga Ten yang ingin ditindik.

'kau sudah terbiasa dengan rasa sakitnya bukan?'

'hm, tergantung'

'tergantung seberapa halus kau memasukkannya'

'eh?'

'memasukkan alatnya Taeyong'

'uhm, ya tentu alatnya'

Perfect MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang