"heii"
"hm"
Tepukan kecil dipipi itu membangunkan pemuda tampan yang baru saja tertidur di pelukannya.
"10 menit saja, aku lelah"
"aku tahu. tapi tubuhmu akan sakit jika tidur dengan posisi seperti ini, pindah ke ranjang saja ya?"
Gelengan kepala cukup menjawab pertanyaan dari pemuda dihadapannya jadilah Ten hanya menepuk halus punggung Taeyong yang kini tengah menyandarkan kepala di perpotongan lehernya.
"jangan terlalu keras berlatih, lihat sendiri efeknya pada tubuhmu. kalian bukan robot"
Suara lirih Ten terdengar, tak bermaksud untuk mendapatkan jawaban karena itu hanya apa yang ingin ia katakan pada hyungnya ini. pergerakan kecil dan tangan yang melingkar diperutnya membuatnya mengecilkan volume TV yang sebelumnya ia tonton.
"latihan, rekaman, live performance, off air, radio, photoshot, station semua dikerjakan tanpa terkecuali. aku tahu kau menyukainya tapi tak sadarkah jika tubuhmu juga punya batas lelah"
Ten masih meracau khas seperti ibunya saat ia merasa sakit setelah ketahuan bermain hujan-hujanan.
Taeyong terdiam, nafasnya yang teratur menandakan dia sedang terlelap. rambut warna hitamnya kini sedikit kasar efek selalu berganti warna, meskipun ia selalu cocok dengan semua warna, mulai dari seperti gulali sampai dengan mirip brokoli tapi rambutnya juga perlu istirahat dari semua bahan pewarna itu.
5 menit, 10 menit Ten mulai pegal dengan posisinya kali ini kepala Taeyong benar-benar bertumpu pada pundak sempitnya membuatnya berkali-kali menjaganya agar tak jatuh. ia memindahkan kepala Taeyong untuk diletakkan dipahanya perlahan dan meluruskan kakinya agar berada diposisi yang lebih nyaman. secara otomatis tangan Taeyong langsung melingkar diperutnya.
ddrt ddrt
Getaran dari ponsel Taeyong yang diletakkan dimeja kecil sebelahnya membuatnya menoleh, tangan kirinya mengelus rambut hitam Taeyong dan tangan sebelahnya mengetik password yang sudah ia hafal diluar kepala.
0701
Johnny
kau dimana? kami mengkhawatirkanmu, Yuta sudah menyadari kesalahannya. pulanglah.
Dahi Ten mengernyit membaca pesan dari Johnny, mereka sedang khawatir dan Yuta menyadari kesalahannya? sepertinya telah terjadi sesuatu di ruang latihan sehingga Taeyong langsung memeluknya sedetik saat Ten membuka pintu dormnya.
Ia menoleh pada sosok yang masih terlelap itu, wajah super tampan yang sangat damai saat tertidur dan juga bisa menjadi sangat tegas dan dingin saat latihan. Ten tersenyum mengingat hanya ia yang bisa melihat sisi lain dari diri Taeyong, meskipun ia tak tinggal bersama lagi. Taeyong yang hangat, perhatian, penyabar, penyayang, aegyo bahkan sosok nakal yang selama ini bukan hanya ia tunjukkan di depan layar.
to Johnny
dia bersamaku hyung tenang saja, katakan pada Yuta hyung semua akan baik-baik saja -ten
Johnny
sudah bisa kutebak. jaga dia Ten.
Ten hanya tersenyum membaca pesan terakhir dari johnny. ia meletakkan ponsel Taeyong kembali di meja saat pergerakan tangan Taeyong mengalihkannya.
"hhm"
"hyung bangun?"
Taeyong menenggelamkan wajahnya diperut rata Ten sambil mengangguk.
"rumah"
"Ten?"
"hm?"
"tak bisakah kita tinggal berdua?"
"eh?"
Taeyong mendongakkan kepalanya menatap Ten, matanya masih sedikit merah tanda ia masih mengantuk dan terganggu karena pergerakan Ten.
"agar aku bisa terus semangat setiap hari. kau tahu, aku akan selalu semangat menjalani hari jika ada yang selalu menungguku ketika pulang ke rumah"
"kau terdengar seperti pasangan umur setengah abad hyung"
"aku seriusss"
"aw"
Taeyong mengigit perut Ten gemas. tangan mungil itu membawa wajah tampan luar biasa itu untuk menghadapnya.
"sejujurnya aku tak pernah berfikir sejauh itu hyung, aku hanya menjalani apa yang terjadi hari ini. aku berhenti berharap setelah setiap harapan yang kubuat tak berjalan sesuai keinginanku. jadi selama aku, kau dan semuanya baik-baik saja itu sudah cukup" Ten melepaskan tangannya namun ditahan oleh Taeyong, ia memejamkan matanya dan menggenggam erat tangan mungil itu dipipinya.
"lagipula kita tak tahu apa yang akan terjadi pada aku dan kau di masa depan" mata bulat Taeyong menatapnya, mencoba memahami setiap kata yang Ten ucapkan.
"Ten, aku selalu melihat hingga 10 langkah ke depan untuk memastikan selalu ada dirimu disetiap langkahnya, dan yang akan terjadi di masa depan adalah aku dan kau menjadi kita" Taeyong bangun dari posisi tidurnya dan duduk menghadap Ten tangan besarnya diletakkan dipipi tembam Ten dan menggembungkannya.
"aaf hynh"
cup
ddrrt ddrrt
Suara getaran dari ponsel Taeyong membuat mereka berdua menoleh.
Yutakoyaki
aku minta maaf.
Taeyong menghela nafas, "kembalilah hyung, aku tak tahu apa yang terjadi pada kalian tapi yang pasti itu hanya kesalahpahaman dan Yuta hyung juga sudah menyadari kesalahannya. pulanglah"
"kau mengusirku?"
Ten mengangguk sambil tersenyum, tapi sorot matanya mengatakan sebaliknya.
"disaat seperti ini aku sangat membenci mengapa kita harus beda dorm, saat dimana aku paling membutuhkan sumber vitaminku"
"berlebihan sekali hyung"
"memang segala yang berhubungan denganmu selalu berlebihan untukku, kau racun dan obat disaat bersamaan. sampai saat ini berada jauh darimu masih menjadi satu dari sekian list ketakutan yang aku punya jadi jangan mencobanya jika kau tak mau member merengek padamu"
"kau ini sedang merayuku atau mengancamku huh"
"sudah kubilang segalanya tentangmu jadi berlebihan, mungkin itu sebuah rayuan ulung dari seorang yang selalu kau sebut kardus jadi terdengar berbeda tipis dengan ancaman"
"kau mengakuinya, sekarang apa aku harus tersanjung?"
"Tennnn?!! bisakah serius sedikit?!"
"ah ya!! tapi berhenti menggigit telingaku!!"
....
except beside you, I don't know else where the place I belong
-Taeyong