43. Be Careful

1.2K 154 57
                                        

"jangannn..."

"uh?"

"jangan diangkatt!"

karena langkah Taeyong yang melambat membuat Haechan terlanjur memegang ponselnya.

"halo?"

"...."

"hyung?"

Taeyong menatap dengan wajah murung melihat Haechan yang ternyata sudah menslide tombol hijau pada ponselnya.

"hyung kau disana?"

'mian' dapat terlihat dari mimik bibir Haechan yang kembali memberikan ponsel Taeyong kepada pemiliknya.
Taeyong menarik nafas beratnya sebelum menempelkan benda persegi panjang itu ketelinganya.

"aku pikir kau tak akan mengangkat panggilanku"

Memang itu maksud Taeyong sebelum Haechan mengacaukan segalanya. kacau terdengar sangat berantakan hanya saja Taeyong memang berniat untuk menghindari telfon dari kekasihnya ini setidaknya untuk malam ini.

"kenapa?"

"hm?" Taeyong duduk dipinggir ranjang, tangan sebelahnya sibuk membuka kancing kemeja yang Ia gunakan.

"jangan pura-pura tak mengerti hyung." berhasil, Taeyong akhirnya bisa melepas dua kancing atas kemejanya.

"hhh"

"lelah sekali?"

"eh tidak, aku baru saja membuka kancing kemeja yang terasa mencekik ini"

"oh" Ten terdiam menunggu jawaban darinya.

"aku baik-baik saja"

"apa kau pikir internet tak ada gunanya Lee Taeyong?"

Tak ada hyung. Ten biasa memanggilnya seperti itu jika Ia dalam mode interogasi. selalu.

"aku hanya terpeleset."

"seberapa parah?"

"tak separah yang kau bayangkan."

"memangnya kau tahu apa yang aku bayangkan?"

"apapun itu aku tau kau pasti berlebihan. manager hyung sudah memberiku salep dan pereda nyeri, sebentar lagi juga akan membaik."

"tapi bukan itu yang aku lihat tadi."

"Ten."

"hyung."

"oke,  saat latihan sebelum perform kemarin aku terkilir diruang latihan. sudah biasa jangan terlalu dipikirkan."

"jadi kau tampil dengan keadaan kaki seperti itu?"

Taeyong mengangguk meskipun Ten tak dapat melihatnya tapi bisa Ia bayangkan seperti apa wajahnya sekarang.

"biar aku tebak kau terkilir dan tak bilang dengan manager hyung tapi kau terus tampil dan pada akhirnya kau baru benar-benar merasakan sakitnya justru sekarang ini."

"tepat."

"dan oh my God kau pasti jatuh di bagian tubuh kau jatuh di Dream concert yang banjir kemarin"

"astaga aku bicara apa?!"

"maksudku kau pasti terkilir dibagian kaki yang kemarin sudah terjatuh saat kita tampil di Dream Concert kan?"

Taeyong menggelengkan kepalanya bagaimana orang yang jaraknya beratus-ratus kilometer darinya bisa tahu persis apa yang terjadi pada dirinya. dia percaya bahwa ikatan batin itu memang benar-benar ada meskipun Ia berusaha menutupinya tapi ternyata Ia tak begitu pintar. sepertinya Ia harus ikut kelas acting lain kali.

"kau bisa acting tapi tubuhmu tak akan bisa bohong hyung."

hebat.

Apakah Ten punya semacam bakat bisa membaca pikirannya?

"aku sudah baik-baik saja tadi manager hyung sudah memanggil orang untuk melihat keadaanku katanya aku hanya perlu istirahat dan dia memberikanku banyak salep dan koyo kesukaanku."

Ten terkekeh namun sedetik kemudian dia berdeham.

"aku tak akan bertanya kenapa bisa sampai terkilir lagi, tapi tolong hati-hati hyung. aku tak bisa melihat siapapun terutama...kau sakit. jangan memaksakan dirimu kumohon, jika sakit bilanglah pada member. tak apa untuk tak baik-baik saja."

Ini yang Taeyong kagumi dari Ten,Ia akan selalu memposisikan dirinya untuk berada ditempat orang lain terkadang sampai mengabaikan dirinya sendiri dan  Ia tak akan pernah benar-benar marah pada Taeyong sebesar apapun kesalahannya.

"hyung?"

"eh ya?"

"sepertinya benar-benar lelah ya?"

"ah tidak aku hanya begitu merindukanmu."

"besok kan sudah bisa melihatku."

"jika tak ada delay, dan aku tiba tepat waktu. itu juga sudah tengah malam pasti kau sudah tertidur."

"aku akan menunggu."

"benarkah?"

"ya."

"aku jauh merasa lebih baik setelah mendengar suaramu."

"yang seperti itu masih tak mau mengangkat telfonku?"

"aku hanya tak ingin membuatmu khawatir."

"klasik. kau harusnya lebih tahu bagaimana jika orang terdekatmu terluka tapi justru tak mendapat kabarnya sama sekali dan malah melihatnya dari internet."

Taeyong membayangkannya saja sudah tak mau.

"baiklah. aku minta maaf. sayang padamu."

"ha?"

"tidak, istirahatlah."

"mandi dulu hyung, jangan terlalu lelah."

"siap tuan puteri."

"hey."

"baiklah sayang aku akan mandi, akan aku beri salep kakiku, dan bermimpi tentangmu."

"menjijikan."

"tapi telingamu merah."

"oh shut up. aku akan tutup. panggilan internasional ini sungguh mahal."

"kau mampu membeli seluruh providernya jika mau."

"hahaha kepalamu terkilir juga kurasa."

"terkilir karena selalu memikirkanmu."

"Yaah! good night.."

"see you really really soon babe."

"see you"

tuttt

tut

panggilan itu terputus meninggalkan senyum dibibir Taeyong.

muach, muach, muach. Ia mengecup ponselnya berkali-kali.

"h-hyung?"

"H-haechan..."

...

jalannya agak diangkat gitu kakinya sambil nahan sakit:")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jalannya agak diangkat gitu kakinya sambil nahan sakit:")

Perfect MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang