38. Hug me

1.6K 158 63
                                    

Sore itu cafe terlihat lengang, sosok pemuda menggunakan coat hitam dan topi hitam duduk disudut cafe sambil menyesap kopinya, bukan favoritnya tapi ada alasan lain kenapa ia mau mencoba minuman pahit itu.

"hyung sudah lama?"

"Belum, aku juga baru tiba." Pemuda tersebut mendongak tatapan matanya bertemu dengan seseorang yang sedari tadi telah ditunggunya. Senyumnya mengembang melihat pemuda tersebut sedang memebersihkan sisa salju yang turun mengenai rambutnya, dengan otomatis tangannya mencoba membantu lelaki tersebut yang terlihat sedikit kesulitan"

"Kenapa kau hanya memakai sweater dan jaket tipis itu Ten"

"Kupikir ini sudah cukup hangat, tapi ternyata aku salah udaranya benar-benar tak bersahabat" Ten masih sibuk membersihkan sisa salju dirambutnya hingga mata mereka bertemu dengan jarak yang dekat, mereka bertatapan satu sama lain dan seperti tersengat listri Ia langsung menarik tangannya lagi.

"M-maaf"

"Tak masalah"

"Sejak kapan hyung suka kopi?"

"Aku hanya ingin mencobanya, tidak buruk"

"Sudah kubilang itu yang terbaik"

"Ohiya, ada apa hyung memintaku datang kemari?"

Sejujurnya ia tak memiliki alasan khusus untuk meminta Ten bertemu dengannya dicuaca yang super dingin ini, Ia jadi merasa bersalah. Kepalanya berputar untuk memikirkan alasan terbaik yang bisa dipikirkannya sat ini.

"Hm aku ingin meminta pendapatmu untuk judul lagu terbaruku."

Alis pemuda itu berkerut sekilas sebelum senyum itu mulai mengembang dibibirnya.

"Kau menyelesaikan lagu lagi? Waah daebak. Dalam satu minggu ini kau sudah tiga kali memintaku untuk memberikan pendapat untuk lagu terbarumu"

Ya, sesungguhnya ini sudah kali ketiga Taeyong memanggilnya tanpa alasan yang jelas, meskipun untuk meminta pendapat Ten tentang judul lagunya tidak sepenuhnya salah, namun itu bukan tujuan utamanya

"Coba aku lihat"

Taeyong memberikan iPad dan headset ke tangan Ten, pemuda itu membaca liriknya sambil menyesap kopinya persis seperti apa yang Taeyong pesan, kepalanya mengangguk menikmati apa yang ia dengarkan. Terlihat bibirnya berkali-kali tersenyum membacanya membuat Taeyong mau tak mau juga ikut tersenyum.

"Apa sangat menjijikan?"

Ten meletakkan benda datar itu kembai ke atas meja, dan menggelengkan kepalanya antusias.

"Sama sekai tidak. Liriknya sangat indah dan ringan tapi begitu menyentuh hati"

"Sungguh?"

Taeyong sudah terbiasa mendapat pujian tapi ia tahu hatinya akan bereaksi sedikit berlebihan saat orang dihadapannya ini yang melakukannya.

"Jadi?"

"Hm judul?" Taeyong mengangguk.

"Apa tidak ada apapun yang terpikirkan oleh hyung saat membuatnya?"

Ada. Tentu ada.

Taeyong menggelengkan kepalanya perlahan.

"Paradise"

"Uh?"

"Paradise, aku suka itu. alunan demo lagu itu juga terdengar seperti paradise ditelingaku"

"Baiklah, paradise judulnya."

"Apa?! Kau langsung memberikan judul itu? tak ingin mendiskusikannya dengan manager hyung?"

"Tid—"

Perfect MatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang