Bab 7 Kecewa !

19.4K 812 1
                                    

"Sangat kecewa ketika mendengar istri menyuruhku untuk menikah lagi"

(M Kahfi)

Saat ini aku berada di ruang kerjaku, aku sudah bilang pada Afifah kalau aku akan mengerjakan banyak proyek oleh karena itu aku menyuruh dia untuk tidur terlebih dulu. Aku memang bohong pada dia buktinya bukan mengerjakan pekerjaanku justru aku sedang berbaring di sofa dengan pikiran yang entah kemana.

Mungkin hari ini Afifah curiga padaku karna dari kemarin aku memang sedikit cuek padanya, semenjak pulang dari rumah wanita itu entahlah rasanya aku kesal dan ingin marah.

Kenapa bisa Afifah menceritakan semuanya kepada dia wanita yang jelas-jelas baru di kenalnya 5 hari yang lalu, wanita yang bahkan aku baru tahu rumahnya kemarin. Tapi Fifah menceritakan semuanya dari awal kita bertemu sampai penyakitpun dia ceritakan itu yang tidak aku suka, kenapa dia bisa langsung sedekat ini dengan wanita itu, bukan itu saja yang membuat pikiranku kesal tapi yang membuat aku tidak habis pikir dia justru menyuruhku menikah dengan wanita itu. Entah apa yang ada di pikiran istriku sekarang. Membuat aku sangat geram dengan masalah ini.

"Apa ini ya Allah? Kenapa harus seperti ini" Gerutunya

Afifah tahu aku sangat mencintainya dan Afifah tahu kalau aku tidak akan menduakannya, tapi kenapa dia justru menyuruhku menikah lagi aku tahu penyakit dia yang membuatnya seperti ini, memikirkannya saja membuatku sulit apalagi harus melakukannya jelas tidak mungkin aku berbagi hati dengannya.

Pikiranku hampir di buat pecah oleh hal seperti ini akhirnya akupun bangkit dari sofa dan langsung mengambil air wudhu untuk melakukan shalat malam, yang akhir-akhir ini sering ku lupakan karena terlalu banyak pekerjaan.

Tapi kenapa sekarang aku memikirkan wanita itu wajahnya seperti tidak asing bagiku tapi entah kapan aku melihatnya dan kenapa rasanya aku pernah mengenal dia, sepertinya dia juga sangat polos karna aku bisa melihat itu dari kelakuannya selama bertemu denganku akhir-akhir ini.

Memang dia berpakaian syari seperti istriku, dia juga memang cantik tapi sayangnya terlihat masih anak-anak lihat caranya mengobrolpun kemarin terlihat jelas dia tidak seperti istriku yang dewasa, dia jauh lebih manja kelihatannya.
Ah kenapa aku memikirkannya jelas aku tidak akan pernah suka pada wanita itu dan aku tidak akan pernah mau mendengarkan apapun yang Afifah inginkan apalagi ada sangkutannya dengan wanita itu.

****

Safa pov

"Hayoh bengong" Ucap temanku

Memang benar akhir akhir ini aku sering melamun, padahal tidak ada hal yang mengganggu otakku.

"Ah engga ko lagian melamunin apa" jawabku

"Safa hari ini ada berapa mata kuliah?" Tanya Bella

"Hari ini aku da 3 mata kuliah" Jawabku

"Sama dong Saf, kalau kamu berapa Bell?" tanya Mawar

"Aku cuma dua jadi bisa pulang duluan dong" Ledekknya

"Enak banget elu mah, gua bareng Safa ya Saf"

Aku menganggukan kepala.

Aku dan teman-temankupun melanjutkan mengobrol sebelum jam kuliah di mulai bagiku berbagi cerita dengan mereka merupakan hal wajib yang tidak boleh di lewatkan bagaimana tidak, mereka selalu tau cara menghiburku membuat aku tertawa setiap hari dan mereka juga selalu tau tempat ternyaman di Jakarta ini yang kadang membuatku bangga pada mereka, bagaimana tidak dengan waktu yang menurutku sibuk sebagai mahasiswa tapi mereka selalu tahu tempat hangout yang lagi ngehitz bisa di bilang instagrammable untuk anak zaman sekarang.

"Kayanya jam kuliahku sudah mau mulai nih, aku duluan ya" ucapku

Akupun langsung pamit pada mereka berdua dan langsung menuju kelas, sesampainya di kelas aku di buat terkejut lagi lagi dan lagi ada pria itu tapi kenapa dia duduk di bangku dosen apa dia mau mengajar, memangnya dia siapa bukannya waktu itu dia bilang baru akan membuat skripsi itu artinya dia belum sarjana kan tapi kenapa dia bisa duduk di sana, mau apa sebenarnya dia di kelasku.

"Ngapain kamu masih di situ l?" Tanyanya

"Kamu gak mau masuk? Kalau tidak mau masuk mending keluar dari kelas saya!" Bentaknya

"Maaf saya mau masuk"

Akupun langsung duduk dan mengeluarkan buku ku dan dia pun mulai mengabsen dan menyuruh mahasiswa mengambil buku yang ada di mejanya saat giliran aku ingin mengambil buku di mejanya tiba-tiba aku menginjak tali sepatuku sendiri dan membuat aku jatuh tepat di hadapannya dan semua orang yang ada di kelas mentertawakan kebodohanku.

"Bisa diam gak kalian semua!" Bentaknya lagi

"Maaf" Ucapku takut dia marah

"Ya"

"Dasar pria judes baru masuk aja kaya gini" Ucapku dalam hati,

Akupun langsung mengambil buku itu dan kembali ke mejaku.

"Inget ya saya itu di sini cuma 3 bulan dan asal kalian tau saya tidak akan mentolerir kalian dalam hal apapun, dan saya paling tidak suka kalau ada mahasiwa atau mahasiswi saya yang terlambat karna yang terbaik di kelas ini akan saya ambil untuk di tempatkan di perusaahaan saya, kalian mengerti kan l?"

"Ya saya bukan dosen melainkan seorang pengusaha, hanya saja saya menggantikan teman saya yang sementara sedang cuti" Ucapnya lagi

"Syukurlah" Ucapku begitu saja

"Siapa yang menjawab seperti itu?" Tanyanya

Yang lainpun langsung melihat ke arahku dan mulai menunjukku, apa-apaan ini kenapa aku bisa keceplosan seperti itu bagaimana kalau dia marah lagi hari ini sungguh sial bagiku yang tadinya mulai kagum dengan dia tapi setelah tau sifatnya aku jadi makin kagum, aneh ga? Ya jelas aneh orang lain pasti bakalan ilfil tapi aku malah tambah kagum padanya.
Entahlah apa yang sedang aku rasakan sekarang ini yang jelas ini adalah perasaan yang salah Safa.

"Siapa nama kamu saya lupa?" Tanyanya lagi

"Mmmmm anu pak mmmm"

"Siapa?" Bentaknya lagi

"Saya Safa pak" Jawabku sungguh takut

"Keluar kamu dari kelas saya sekarang juga!"

"Tapi pak, salah saya apa?"

"CEPAT!"

"Iya tapi salah saya apa pak? Bisa-bisanya bapak menyuruh saya keluar, sedangkan saya tidak melakukan apapun"

"Karna kamu sudah membuat gaduh suasana belajar saya. Saya gak suka itu cepat keluar?"

Akupun langsung keluar meninggalkan kelas, bodoh Safa kenapa bisa bisanya kamu keceplosan sampai di keluarin dari kelas ini sungguh pengalaman pertama aku di keluarin dari kelas dari SD sampai kuliah baru kali ini aku merasakan hal ini, sungguh tidak enak dan sangat menjengkelkan hati. Harusnya hari ini aku tidak melakukan hal bodoh itu aku sangat kesal dengan mulutku sendiri ternyata benar apa yang pepatah bilang mulutmu harimaumu dan sekarang terbukti mulutku yang menjerumuskanku sendiri. Padahal aku dari dulu tidak pernah merasakan ini.

Safa ada ada aja, gadis polos itu tidak pernah berubah

Trimakasih buat yang udah vote dan coment😊

My Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang