Bukan cahaya kunang-kunang yang membuat malam ini indah, melainkan ada hal lain 🍁
Hari ini aku dan Ummi sepakat menggunakan baju syari berwarna peach, Ummi terlihat muda padahal usianya sudah 40 tahun tapi kecantikannya masih sama seperti usiaku 20 tahun, kata Ummi kecantikan hati lebih baik dari apapun benar saja hati Ummi yang selalu lembut membuat kecantikan yang sebenarnya keluar. Hari ini aku menggunakan kerudung senada dengan baju dan memoleskan sedikit bedak juga lipblam agar tidak terlihat pucat. Setelah semua beres aku dan Ummipun berpamitan pada Bi Inah dan menyuruh bibi untuk mengunci semua pintu bibipun mengangguk mengerti, sebelum memasuki mobil Ummi lupa membawa makanan yang tadi sudah di siapkan untuk di bawa. Tidak mungkin bukan kita bertamu dengan tangan kosong walaupun mereka mengundang kita untuk makan bersama tapi tidak lengkap kalau bertamu hanya dengan tangan kosong tanpa membawa apapun.Akupun memberitahu Ummi biar aku saja yang mengambil bingkisan itu kebetulan ada di dapur saat ingin memasuki pintu tiba-tiba bi Inah memanggilku dan memberikan bingkisan itu akupun tersenyum dan mengambilnya.
Sampailah kita di sebuah rumah modern. Mereka bilang tinggal hanya berdua di tambah pembantu dan supir tapi rumahnya sangat besar dan sangat megah cocok untuk di tempati banyak orang, tapi pria itu bilang dia memang pengusaha jadi wajar saja kalau rumahnya sebesar ini. Saat ingin mengetuk pintu, tiba-tiba pintu itu sudah terbuka dan ya kita di sambut oleh mba Afifah tapi kenapa dia sendiri kemana pria itu? Apa dia tidak ikut makan malam bersama kita, lagi-lagi pikiran apa ini kenapa aku sangat berharap bisa makan malam dengan pria itu yang jelas sudah ada istrinya.
"Assalamu alaikum?" Ucapku
"Waalaikum salam, ayo masuk" Jawab mba Afifah tak ketinggalan senyuman manisnya yang membuat hati siapapun luluh termasuk hati Safa.
Aku dan Ummipun langsung masuk, aku pikir hanya aku saja yang takjub dengan keadaan dalam rumah mba Afifah tapi ummipun di buat takjub. Hiasan dinding yang begitu artistik di tambah lampu yang besar berbentuk bunga dan terpampang beberapa foto mereka saat pernikahan. Mba Afifah sangat cantik dan mas Kahfi yang sangat tampan dengan jasnya, saat aku melihat foto anak pria kecil dengan baju kodoknya begitu lucu sampai membuatku gemas aku di kagetkan dengan suara dari balik punggungku.
"Ehemm, itu foto saya waktu kecil" Ucapnya
Akupun mulai berbalik dan melihat siapa di belakangku ternyata dia pak Kahfi.
"Mmmm oh" Ucapku kikuk
"Silahkan duduk" Ucapnya masih dingin
Aku dan Ummipun mulai duduk, pembantu mereka pun membawakan minum dan kue, sampai lupa kalau aku juga membawa bingkisan dan langsung saja ku berikan pada Afifah dan diapun mengucapkan terimakasih pada kami. Sebelum makan malam di mulaipun kita mulai mengobrolkan banyak hal Ummi bercerita tentang butiknya dan aku bercerita tentang kuliahku karna dari tadi mba Afifah menanyakan bagaimana kuliahku.
"Berarti kamu tau dong mas Kahfi jadi dosen di sana Safa?" Tanyanya
"Iya mba, Pak Kahfi ngajar kelas Safa"
"Gak nyangka ya bisa kaya gini".
"Iya mba" Jawabku sambil tersenyum
"Dunia ini begitu sempit ya, kita aja selalu bertemu secara kebetulan" Ucapnya lagi
"Iya mba benar"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Wife
SpiritualSafa Althaullah gadis polos yang tidak pernah memperdulikan hal sekitar kecuali ibunya. Cerita itu di mulai ketika Safa bertemu dengan Afifah dan Kahfi sepasang suami istri yang terlihat sangat harmonis tapi mereka memaksa Safa untuk melakukan renca...