H-1 pernikahanku, semua yang kurasakan sudah tak menentu aku sangat berharap ini akan menjadi awal yang baik untukku. Bahkan kemarin aku sudah berziarah ke makam ayah dan nenek kakek ku aku meminta restu kepada mereka. Walaupun mereka sudah berbeda kehidupan denganku aku kesana bersama pria itu entahlah aku tidak mengerti dengan sikap dia kadang dia bersikap sangat baik dan lembut padaku tapi di saat yang sama juga dia bisa menjadi sosok yang sangat menyeramkan bagiku.
"Safa, teman kamu mau datang jam berapa nak?"
Memang temanku akan datang hari ini karna mereka akan membantu ummiku, karna keluarga ummi dan ayah tidak hadir mereka semua melarang keras pernikahan ini. Walaupun aku dan ummi terus meyakinkan mereka tetap saja mereka tidak suka aku sangat kecewa bahkan aku dan ummi menangis bersama semalam. Bagaimana tidak di hari bahagia tapi tidak ada satupun keluargaku yang mau datang kesini untuk membantu atau pun mengucapkan selamatpun tidak ada.
"Bentar lagi kayanya mi, mungkin di jalan macet mi jadi belum sampe juga"
"Baiklah ummi kebawah dulu ya"
"Iya ummi Safa mau shalat dzuhur dulu"
"Iya sayang"
Aku memutuskan untuk shalat dzuhur dan menenangkan hatiku yang mulai gugup. Aku takut besok mertua pria itu akan memarahiku di depan banyak orang karna dia pernah bilang kalau dia tidak akan merestui pernikahan kami aku sangat takut akan hal itu setelah melaksanakan shalat aku turun ke bawah menghampiri ummi.
"Assalamu alaikum"
"Wa alaikum salam"
Aku sangat bahagia melihat kedua temanku sudah datang. Aku cuti dari kampus selama 1 minggu aku hanya memberi alasan akan ada urusan penting yang keluargaku alami. Kebetulan memang minggu ini tidak ada yang terlalu penting karna semua materi aku sudah tahu dan sudah di beritahu oleh para dosenku selama semingggu nanti. Sore ini aku akan di jemput oleh keluarga pria itu karna aku di suruh menginap di salah satu hotel yang dekat dengan gedung itu.
Setelah aku dan kedua sahabatku membantu ummi kamipun langsung bersiap-siap jam 15 : 00 aku melihat sudah ada suara mobil di luar sana dan benar saja saat aku membuka pintu ternyata itu adalah Kevin sahabat pria itu, kenapa dia.? bukannya yang akan menjemput adalah keluarganya.
"Maaf gue yang jemput, tadi Kahfi nyuruh kalian cepat-cepat datang kesana, soalnya dia lagi sibuk ngurus yang disana" Pintanya
Aku menganggukan kepalaku dan memangil ummi dan kedua sahabatku untuk mengikuti Kevin ke hotel itu.
Sesampainya di sana aku sekamar dengan ummi sedangkan kamar Mawar dan Bella ada di sebelah kamarku, saat aku ingin melaksanakan shalat ashar ada suara ketukan pintu.
Tok tok tok
Aku langsung membukakan pintu dan melihat ternyata itu adalah mba Afifah dia memberitahu kalau besok jam 04: 00 aku harus sudah bangun dan tante Siska yang akan merias wajahku nantinya kenapa jantungku berdetak lebih cepat aku mulai gugup.
"Jangan gugup, aku yakin sama kamu Safa"
"Mba," Ucapku
Kenapa dia menangis apa ini semua gara-gara aku"Mba kenapa? Kalau mba tidak bisa menerima semua ini lebih baik kita batalkan aja semuanya mba sebelum terlambat, Safa gak mau liat mba kaya gini" Ucapku
"Tidak Safa, aku yakin sama kamu maaf aku terlalu cengeng sampai nangis di depan kamu kaya gini. Aku hanya terharu Safa karna kamu mau menjadi istri kedua suamiku mas Kahfi"
"Tapi mba kalo mba gak suka kita bisa batalin aja acaranya"
"Enggak Safa aku sudah yakin dengan keputusan aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Wife
SpiritualSafa Althaullah gadis polos yang tidak pernah memperdulikan hal sekitar kecuali ibunya. Cerita itu di mulai ketika Safa bertemu dengan Afifah dan Kahfi sepasang suami istri yang terlihat sangat harmonis tapi mereka memaksa Safa untuk melakukan renca...