Tidak ada pertemuan yang kebetulan 🍁
00 : 00
Aku terbangun dari mimpiku, entah kenapa aku selalu memikirkan pria itu kenapa wajahnya seperti tidak asing bagiku, apa ini? Perasaan apa? Tidak mungkin aku menyukai dia sementara dia sudah memiliki istri yang begitu shalehah. Lagi pula aku baru mengenal dia dan baru beberapa kali bertemu dengan dia, entahlah semenjak aku beberapa kali bertemu dengan dia aku merasa aneh, tapi tidak mungkin perasaan ini ada pada aku jauhkan aku dari perasaan terlarang itu Ya Rabb.Setelah aku memikirkan hal yang tidak seharusnya aku pikirkan, akupun langsung bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Hanya dengan shalat malam aku bisa menenangkan pikiranku ini dengan mengadu pada-Nya aku yakin semua akan baik-baik saja, aku tidak boleh memikirkan yang bukan hak untuk di pikirkan olehku. Aku harus hindari bahkan buang jauh jauh perasaan yang tak sepantasnya ada di hati maupum pikiran ku saat ini.
***
Pagi-pagi sekali Safa sudah siap dengan peralatannya, ia membawa tas tak lupa juga ia membawa laptop kesayangannya. Padahal jelas terlihat jam baru menunjukan pukul 06:00 tapi ada hal yang membuat Safa harus pergi sepagi ini. Ya pagi ini aku harus menemui dosen karna hari ini aku harus memperbaiki nilaiku yang sedikit menurun menjadi lebih baik lagi.
"Ummi Safa berangkat dulu ya" Ucapku pada Ummi yang sedang melahap sarapannya
"Enggak sarapan dulu nak lagian kan masih pagi banget gak biasanya kamu pergi sepagi ini?"
"Enggak usah mi, nanti Safa sarapan di kampus aja, soalnya hari ini lagi banyak banget tugas mi, Safa berangkat ya mi assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Hati hati nak"
Suasana dalam bus yang sangat ramai menyulitkanku untuk duduk karna semua kursi telah penuh, jangankan untuk duduk bergerakpun rasanya susah apalagi setiap pagi selalu seperti ini, ramai dengan orang-orang yang sama sepertiku ingin pergi ke Kampus, Kantor bahkan ke tempat lainnya tapi aku tidak pernah mau berdiri di samping pria, karna kalau dia menyenggolku sungguh aku tidak ingin di senggol pria yang bukan muhrim ku itu sangat aku hindari selama ini.
"Kenapa ramai sekali ya bus, padahal kan ini masih pagi" Gerutuku dalam hati
Sesampainya di kampus aku langsung memasuki ruangan dosen dan
Sampailah aku di salah satu meja dosen yang dari tadi sudah aku tunggu, akhirnya datang juga."Ada apa Safa?" ucap dosenku
"Itu pak, saya mau minta tugas untuk perbaikan nilai saya yang jelek"
"Oh itu, baiklah bentar saya tulis dulu ya tugasnya l"
"Iya pak, trimakasih"
Setelah mengetahui tugas yang di berikan aku langsung menuju toko buku yang ada di sekitar Kampus, ya aku mau membeli buku karna menurut dosenku buku ini hanya ada di toko yang aku tuju sekarang. Langsung saja aku mencari buku yang ku butuhkan, tepat sekali aku ingin memegang buku itu tapi lagi-lagi sudah ada tangan yang menggenggamnya terlebih dulu.
"Apalagi ini" Gerutuku
"Maaf" Ucapnya
"Anda lagi, kenapa si lagi-lagi saya harus berebut buku dengan anda" Kesalku
"Maaf tapi kali ini saya sangat membutuhkannya soalnya buat referensi skripsi saya jadi maaf buku ini bisa buat saya?"
"Enggak, kali ini saya tidak mau mengalah dari anda karna ini buku sangat saya perlukan juga untuk tugas saya"
"Yaudah kalo gitu saya minta kontak kamu, oh iya kan nomer saya juga udah saya kasih ke kamu jadi kamu bisa hubungi saya terlebih dahulu"
Deg
Apa ini kenapa dadaku sakit kenapa jantungku berdetak lebih cepat seakan mau copot. Perasaan apalagi ini aku seneng, sedih atau apa kenapa bisa sedahsyat ini padahal dia hanya meminta kontakku tidak lebih dari itu, tapi kenapa aku merasakan ini semua. Kamu harus ingat Safa dia sudah memiliki istri."Bu .. buat apa?" Jawabku kikuk
"Iya biar gampang, kalo kamu sudah selesai dengan buku ini nanti saya bisa meminjamnya soalnya buku ini sangat penting bagi saya"
"Mmmm tapi saya engga kenal sama anda, lagian kartu nama anda udah ada di saya dan nanti saya bisa menghubungi anda"
"Kita sudah beberapa kali bertemu rasanya tidak mungkin kalo kamu tidak percaya lagi sama saya. Bukankah kamu sudah berkenalan dengan istri saya, atau kamu mau berkenalan dengan saya juga?"
"Arghhh tidak"
Dia langsung mengulurkan tangannya dan mengucapkan namanya, aku hanya diam dan pastinya aku tidak mau berjabat tangan dengan dia.
"Maaf ,nama saya Safa"
Dia langsung menarik tangannya lagi.
"Mana kontak kamu?" tanyanya lagi
"Tapi, silahkan anda ambil saja saya bisa cari di toko lain" Protesku
"Asal kamu tau ya saya juga sudah mencari di toko lain kalo ada saya juga tidak akan berebut dengan kamu. Artinya ini buku hanya ada satu dan disini tidak ada di toko lain!" Ucapnya yang sedikit meninggi.
Dan lagi-lagi membuat hatiku sedikit sesak karna perkataanya itu.
"Baiklah bukunya saya ambil dan ini kartu nama saya permisi saya duluan" Ucapku
Aku langsung menuju tempat pembayaran dan langsung berlari keluar toko buku. Aneh, kenapa aku selalu bertemu pria itu sudah berapa kali aku bertemu dengan dia. Sungguh aneh, ku rasa dunia ini memang sangat sempit sehingga aku bisa bertemu dengannya berulang kali tanpa di sengaja.
***Sesampainya di rumah Kahfi langsung di sambut oleh sang istri, sejuk rasanya kalau melihat wajahnya bagi kahfi Afifalah alasannya untuk bekerja setiap hari karna Kahfi ingin apapun yang Afifah mau semuanya terpenuhi. Bagi Kahfi dialah wanita yang memang di takdirkan Allah swt untuk ia jaga dan membahagiakannya adalah tugas dan tanggung jawab nomor satu bagi Kahfi dan Afifah bukanlah wanita untuk ia sakiti.
"Mas kamu darimana aja bukannya kamu pulang dari tadi?" tanya Afifah
"Dari toko buku, kamu udah makan sayang?" jawabnya dan langsung menghampiri Afifah yang sedang mengambil minum
"Udah ko mas, mas mau makan sekarang?"
"Enggak mas masih kenyang"
"Yakin mas, padahal Afifah masak makanan kesukaan mas hari ini"
"Masa sayang"
"Iya ih mas jadi gimana?"
"Nanti jam 5 aja ya sayang makannya sekarang mas masih kenyang banget"
"Iya deh mas kalo gitu gapapa"
Mereka berdua menghambiskan waktu dengan mengobrol dan sesekali bercanda berdua. Tanpa mereka ketahui akan jadi seperti apa rumah tangga mereka kedepan yang jelas dengan penyakit ini Afifah mulai sering merasakan pusing setiap harinya. Bahkan kemarin dia jatuh pingsan begitu saja padahal tidak ada apa-apa, entahlah sepertinya kondisi Afifah sudah mulai tidak stabil dan cukup menurun akhir-akhir ini. Membuat ia semakin yakin kalau suaminya Kahfi harus memiliki istri lagi untuk menjaganya untuk memenuhi keinginannya.
Trimakasih buat yang udah vote dan comment karna saran kalian sangat berarti 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Wife
SpiritualSafa Althaullah gadis polos yang tidak pernah memperdulikan hal sekitar kecuali ibunya. Cerita itu di mulai ketika Safa bertemu dengan Afifah dan Kahfi sepasang suami istri yang terlihat sangat harmonis tapi mereka memaksa Safa untuk melakukan renca...