Bab 31 Fitting Baju Pengantin

14.5K 554 5
                                    

Bahkan untuk menunjukan kata-kata yang ada di hatikupun sungguh sulit untuk saat ini 🍁

Hampir semalaman aku tidak bisa menahan rasa sakit ini aku yakin ini pasti karna perkataan pria itu padaku aku sungguh tidak suka sikapnya yang selalu saja memojokanku di depan ummi bahkan istrinya, apa dia tidak punya perasaan sampai melakukan hal seperti itu padaku.?

Untung saja kedua temanku menginap malam ini jadi aku bisa mencurahkannya kepada mereka berdua biar mereka juga mengerti bagaimana perasaan hatiku. Apalagi Bella selalu memberi saran yang terbaik untukku, dia berkata kalau memang ini pilihanku harusnya aku bisa menerima semua sikap dia tapi bagaimana mau menerima kalau dia saja tidak menerima semua sikap ku. Bella menyarankan untuk aku tetap mengikuti semuanya dan ini juga demi ummiku karna menurut Bella ummi ku sudah yakin sekali dengan pria itu, memang benar bahkan ummi juga selalu membela pria itu di hadapanku.

Setelah aku mencurahkan kepada mereka tanpa kita sadar kita terbangun dari lelap untung saja masih jam 05 : 00 jadi aku masih bisa melaksanakan shalat subuh dan mencurahkan semuanya juga kepada Allah swt langsung saja ku bangunkan kedua temanku untuk shalat bersamaku, setelah semua selesai dan kita sudah bersih-bersih tentunya aku mengajak kedua temanku untuk sarapan terlebih dahulu bersama ummi.

Ya memang hari ini aku harus fitting baju tapi mengingat akan kejadian semalam membuatku malas harus bertemu dengan pria itu apalagi bertegur sapa rasanya aku sungguh kecewa dengan perkataannya semalem sungguh membuat hatiku sesak.

Saat kami sedang asik mengobrol dan mentertawakan Mawar yang makan dua kali tersedak karna terlalu bersemangat mencicipi masakan ummi, kami mendengar ada orang yang mengucapkan salam dan saat aku melihat ke arah pintu ternyata itu mba Afifah dan pria itu lagi.

Dia langsung duduk bersama kami dan tak lupa mba Afifah menanyakan bagaimana dengan kedua temanku kalau sekarang masih disini lantas kedua temanku menjawab bahwa mereka akan segera pulang. Dan benar saja mereka berdua langsung pamit tapi sebelum meninggalkan rumahku kami berpelukan terlebih dahulu dan bella membisikan sesuatu padaku

"Safa inget ya pesen gue jangan pernah nangis di depan mereka dan gue yakin pilihan lu akan ngebawa lu jadi cewek dewasa jangan terus-terusan terlihat sedih ya kalau dia ngga suka dengan sikap polos lu, lu jangan tunjukin itu di depan lelaki itu ya" Ucap Bella

"Dan inget Saf, kita bakalan terus ada buat lu kapanpun lu butuhin" Ucap Mawar kali ini

Aku langsung memeluk mereka berdua aku sangat bangga memiliki kedua sahabat seperti mereka yang selalu mendukung semua kemauanku. Sebenarnya aku ingin sekali mereka ikut melihatku fitting baju tapi sepertinya mba Afifah dan pria itu tidak akan suka dengan saranku kali ini.

Mereka berdua langsung meninggalkan kami dan saat aku ingin ke atas kamar mengambil tas kecilku.

"Saya mau minta maaf" Ucap pria itu padaku

"Saya minta maaf kalau kemarin saya sudah membentak kamu bahkan di depan ummi kamu, saya sangat merasa bersalah saya harap kamu memaafkan saya" ucapnya lagi

Bukan menjawab pertanyaan dia aku justru pergi dari hadapan dia menuju kamarku. Sebenarnya ummi selalu melarangku akan hal ini ummi bahkan selalu menyuruhku memaafkan seseorang walau dia belum minta maaf padaku tapi kali ini dia sudah minta maaf tapi entah dorongan darimana aku enggan memaafkan pria itu. Aku masih ingat betul perkataanya semalam yang membuat hatiku sesak maafkan aku ummi untuk kali ini aku mengabaikan pesan ummi untuk memaafkan seseorang.

My Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang