Dua minggu sudah aku tidak berbicara dengan pria itu, aku tidak memulai begitupun dia. Sekarang dia bahkan lebih dingin padaku baguslah ini akan membuat hubungan kita berakhir karna aku sudah tidak sanggup kalau harus menghadapi sikapnya terlalu lama. Dia bisa menyejukan hatiku tapi dengan sekejap juga dia bisa menyakiti hatiku. Sampai aku terluka seperti ini.
Sejak dari pagi badanku terasa sangat tidak enak, rasanya mual sekali padahal dari pagi aku belum makan apa-apa tapi tetap saja rasanya ingin muntah.
Sudah 5x aku memuntahkan semua isi perutku bahkan sekarang rasanya sangat lemah karna aku tidak sanggup lagi kalau harus balik ke kamar mandi badanku sungguh terasa sakit. Lemas itu yang aku rasa hari ini.
"Safa?" Panggil dari luar pintu
"Safa?"
"Safa kamu gapapa kan?"
"Safa, boleh mba masuk?"
"Pintunya gak di kunci mba" Ucapku sedikit pelan karna aku sudah lemas sekali
Ku lihat mba Afifah masuk dan langsung menghampiriku.
"Ya Allah Safa kamu pucet banget, kamu sakit?"
"Safa apa yang sakit, Safa jawab mba kita kerumah sakit ya Safa?"
"Safa mual mba" Ucapku, setelah itu kurasakan tatapanku semuanya buyar dan mulai gelap.
****
Aku mulai terbangun, tapi tunggu ini bukan di kamarku dan kenapa tanganku di pasangkan seperti alat infus ada apa kenapa dan ini seperti di rumah sakit.
"Nak kamu sudah bangun?" Ucap ummiku
Kenapa ummi ada disini, siapa yang membawaku kesini dan ummi tahu darimana kalau aku sakit.
"Ummi Safa dimana?"
"Kamu di rumah sakit nak, tadi kamu pingsan"
"Safa" Ucap mba Afifah langsung menghampiriku tapi dia tidak sendiri melainkan bersama mas Kahfi.
"Ummi Safa mau pulang" ulUcapku
"Tidak Safa, kata dokter kamu kekurangan cairan jadi kamu harus di rawat dulu walaupun semalam oh iya aku ada berita bahagia buat kamu Safa" Ucap mba Afifah
"Berita bahagia? Memang nya apa mba"
"Kamu hamil Safa" Ucap mba Afifah sangat lantang, ku lihat raut wajahnya sangat berbahagia.
"Mba?" Aku masih kebingungan dengan perkataan mba Afifah barusan.
"Iya Safa benar kamu sekarang hamil tadi kata kamu mual itu gejala hamil Safa, ini keterangannya"
Apa aku hamil? Berarti aku akan terus menghadapi sikap dinginnya itu terus menerus.
Dia memberikan surat keterangan itu padaku dan saatku membaca benar tertanda kalau aku positif hamil.
Perasaanku kali ini tidak bisa dijelaskan oleh apapun karna di satu sisi aku sangat senang akan memiliki anak sebentar lagi tapi disisi lain aku tidak suka kalau harus terus-terusan menjadi istri yang suaminya selalu mendiamkan bahkan berbicara denganku pun bisa di itung dengan jari.
Tapi tetap saja aku harus mengucapkan Terimakasih ya Rabb, karna sudah mempercayakan aku menjaga titipanmu tanpa sadar aku meneteskan air mataku sampai aku menangis bahagia."Selamat ya Safa" Ucap mba Afifah
"Terimakasih mba, ini semua kemauan mba dan alhamdulillah Allah mempercayakan Safa buat menjaga titipannya ini"
"Iya nak kamu benar, harus di jaga baik-baik ya nak" Ucap ummiku tak kalah bahagianya
Sementara mas Kahfi sekarang sudah menampilkan senyumnya, entah itu benar senyum asli atau palsu yang dia tampilkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Wife
EspiritualSafa Althaullah gadis polos yang tidak pernah memperdulikan hal sekitar kecuali ibunya. Cerita itu di mulai ketika Safa bertemu dengan Afifah dan Kahfi sepasang suami istri yang terlihat sangat harmonis tapi mereka memaksa Safa untuk melakukan renca...