Afifah pov
Aku melihat mas Kahfi sudah tidak ada di rumah yang aku yakini mungkin sekarang dia sudah pergi kerumah Safa.
Akan aku biarkan dia kesana karna sebentar lagi Safa melahirkan itu artinya sebentar lagi juga mas Kahfi akan menceraikan dia aku juga sudah tidak sabar melihat bayiku karna aku tidak akan melepaskan bayi itu untuk Safa, sesuai dengan perjanjian bayi itu akan menjadi milikku.
Memang aku egois, memang aku selalu menumpahkan emosiku akhir akhir ini tapi semuanya aku lakukan karna aku sangat membenci Safa. Aku sudah muak kalau harus terus melihat wajahnya aku ingin bayi itu segera lahir agar tidak ada lagi pengganggu dalam rumah tanggaku.
Ya, dulu memang semua itu kemauan ku tapi, dulu ku kira Safa tidak akan jatuh cinta pada suamiku ternyata pikiranku salah, mereka justru saling jatuh cinta dan itu tidak boleh terjadi bagaimanapun aku akan menjadi penghalang cinta untuk mereka berdua
Ku baringkan tubuhku di sofa, aku memutuskan untuk menghubungi mas Kahfi."Hallo assalamu alaikum" Mas Kahfi menyapaku terlebih dulu.
"Wa'alaikum salam, mas kamu dimana?"
"Aku sedang di luar, nanti sore aku pulang" Ucapnya, padahal aku tahu betul pasti dia sedang berada di rumah Safa.
"Jujur aja mas, aku juga tahu ko kamu pasti di rumah Safa kan?" Ucapku spontan
"Maaf Fifah, maaf aku bohong ya memang sekarang aku sedang bersama Safa" Jawabnya
"Aku lebih suka kamu jujur mas dari pada seperti ini, aku tidak melarang kamu disana tapi kamu ingat kalau ada aku juga yang selalu nunggu kamu pulang" Ucapku
Aku tidak mau menumpahkan emosiku hari ini karna aku ingin keadaan rumah tanggaku baik-baik saja.
"Iya aku tahu Fifah tapi sebentar saja, aku sangat rindu sama anak kita" Ucapnya penuh harap.
"Rindu anak apa rindu Safanya?" Tanyaku spontan
"Terserah kamu mas kamu mau rindu siapa juga yang jelas asal kamu tahu cinta aku lebih dari segalanya buat kamu dan kamu sudah janji sama aku, kamu enggak lupa kan sama janji kamu. Setelah anak itu lahir kamu akan menceraikan Safa. Ingat itu mas?" Ucapku lagi
Aku langsung menutup sambungan telpon aku tidak mau mendengar berbagai alasan lagi yang di buat oleh suamiku demi menemui gadis itu.
Setelah menelpon mas Kahfi aku memutuskan pergi kerumah mamahku karna memang aku sudah menceritakan semuanya pada orangtuaku dan sekarang mereka mendukung penuh keputusanku.
****
Safa Pov
"Mas siapa?" Tanyaku
"Mba Afifah ya?" Tanyaku lagi
Dia hanya menganggukan kepalanya.
"Mending kamu pulang aja mas" Ucapku
Dia hanya menatapku sebentar.
"Mas, aku gak mau mba Afifah cemburu lagi lebih baik kamu pulang aja sekarang. Aku gak mau jadi beban kamu mas" Ucapku lagi
Tapi bukan jawaban yang aku dapat dia malah meninggalkanku begitu saja, apa dia marah lagi dengan perkataanku. Aku sungguh tidak tahu kenapa akhir-akhir ini dia sangat sensi bahkan rasanya aku tidak boleh salah sedikitpun.
Aku memutuskan untuk shalat dzuhur walaupun kandunganku sudah besar tapi shalat tetap kewajiban bagi kita tapi mas Kahfi tidak balik lagi ke kamar mungkin dia benar marah padaku biarlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Wife
SpiritualSafa Althaullah gadis polos yang tidak pernah memperdulikan hal sekitar kecuali ibunya. Cerita itu di mulai ketika Safa bertemu dengan Afifah dan Kahfi sepasang suami istri yang terlihat sangat harmonis tapi mereka memaksa Safa untuk melakukan renca...