"Karna pasangan yang baik bukanlah mencari seseorang yang telah sempurna, melainkan mereka yang siap untuk menerima bagian dari ketidaksempurnaan orang itu untuk kita isi dan lengkapi"
( Panji Ramdana )
Kahfi povAku terbangun dari tidurku, aku melihat Safa sudah tidak ada di sampingku ya memang tadi malam aku tidur dengan Safa karna kulihat dia sangat kacau apalagi aku sangat mengkhawatirkan bayiku yang masih ada di dalam perutnya.
"Mas udah bangun?" Tanyanya yang mulai muncul dari balik pintu.
"Iya, kamu darimana?"
"Tadi Safa abis bikin sarapan" Jawabnya
Memang aku akui walaupun dia dalam kondisi sekacau apapun tapi Safa tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai istri dia selalu tau apa yang harus dia lakukan.
"Yudah mas ke kamar Afifah dulu ya, nanti kita sarapan bareng"
Dia hanya mengangguk saja.
Aku mulai memasuki kamar Fifah, beda dengan Safa kulihat Afifah masih nyenyak dengan tidurnya apa dia tidak melaksanakan shalat subuh?.
"Fifah bangun ini udah siang" Ucapku didekatnya
"Fifah?"
Ku lihat dia mulai mengucek matanya.
"Mas, kamu tidur dimana semalam?"
"Di luar sayang" Ucapku bohong, aku tidak mau melihat Fifah cemburu karna itu justru akan menyulitkanku dan malah menambah masalah.
Dia mulai memasuki kamar mandi, sementara aku masih mengecek semua pekerjaanku karna hari ini aku tidak pergi ke kantor hatiku masih sesak mendengar Safa pergi kerumah Kevin. Aku takut kalau ke kantor ada pertemuan dengan Kevin karna dia rekan bisnisku untuk saat ini aku malas bertemu dengan dia aku sungguh sangat kesal karna aku yakin kalau gadis itu adalah Safa.
Aku dan Fifah mulai menuruni tangga untuk sarapan ku lihat Safa sudah duduk disana.
"Safa, ngapain kamu disini mas Kahfi tuh masih marah sama kamu?" Ucap Fifah dari nada bicaranya ku bisa dengar dia sangat kesal
"Mmmmm tapi mba mas Kahfi sudah memaafkan Safa" Ucapnya
"Apa kamu bilang kapan mas Kahfi maafin kamu semalem aja gara-gara kamu mas Kahfi tidur di luar harusnya kamu mikir dong"
Maafkan aku Safa aku berbohong pada Fifah kulihat Safa tidak percaya dengan ucapan Afifah.
"Mas kamu belum maafin dia kan?" Tanya Fifah padaku
Aku bingung harus menjaga perasaan siapa, tapi untuk sekarang Fifah jauh lebih penting aku takut dia berubah lagi kalau aku bilang memang aku sudah memaafkan Safa.
"Iya aku enggak akan maafin dia kalau dia masih seperti itu kalau dia masih bersikap kaya anak kecil" Ucapku dingin
Maafkan aku Safa aku tahu aku salah kali ini tapi aku tidak mau membuat Afifah kecewa lagi.
"Kamu dengar kan Safa, kamu jangam pernah berkhayal kalo mas Kahfi udah maafin kamu jadi kamu pergi dari sini aku udah muak sama penampilan kamu yang so suci"
Ku lihat Safa sangat sedih karna perkataanku dan Afifah bahkan dia sudah terisak lagi kali ini
Dia mulai meninggalkan meja makan, aku tahu pasti dia belum sempat makan bagaimana kalau dia tidak mau makan gara gara ucapanku tadi.****
Safa pov
Bukannya semalam dia sendiri yang menghampiriku ke kamar. Bukannya dia juga yang bilang kalau dia sudah memaafkan semua kesalahanku tapi kenapa dia berkata seperti itu bukannya dia juga tidak suka dengan seorang pembohong tapi kenapa dia sendiri berbohong pada mba Afifah kalau semalam dia tidur diluar apa dia hanya ingin membuat hatiku senang saja semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Wife
SpiritualSafa Althaullah gadis polos yang tidak pernah memperdulikan hal sekitar kecuali ibunya. Cerita itu di mulai ketika Safa bertemu dengan Afifah dan Kahfi sepasang suami istri yang terlihat sangat harmonis tapi mereka memaksa Safa untuk melakukan renca...