Bab 46 Pinisi Resto

18K 647 5
                                    

Safa pov

Aku terbangun dari tidurku, aku masih menutupi semua badanku dengan selimut tebal setelah itu aku memutuskan untuk mandi terlebih dahulu dan aku mulai membangunkan mas Kahfi karna ku lihat dia sangat terlelap dengan tidurnya.

"Mas" Ucapku

"Mas Kahfi bangun"

Dia tetap tidak bangun bahkan bergerakpun tidak.

"Mas ini udah subuh" Ucapku lagi

"Mas"

"Mas Kahfi"

Kulihat dia mulai bergerak, dia terus mengucek-ngucek matanya sampai akhirnya di bangun dan mulai terduduk.

"Mas" Ucapku

"Iya kenapa?"

"Udah subuh, mas mau jamaah apa enggak?" Tanyaku

"Apa engga sakit?" Jawabnya mengalihkan pembicaraan.

Aku hanya menggelengkan kepalaku sungguh aku malu dengan arah pembicaraan mas Kahfi suamiku.

Sementara dia hanya tersenyum.

"Iya udah ayo kita shalat dulu, kamu udah mandi?"

"Udah mas Safa juga udah wudhu"

"Yaudah kalo gitu aku mandi dulu ya"

Aku hanya menganggukan kepalaku.

Setelah melaksanakan shalat subuh aku dan mas Kahfi memesan makanan untuk di antarkan ke kamar.
Dia memesan bubur ayam dan aku memesan nasi goreng kali ini pesanan kita tidak sama karna memang aku tidak terlalu suka bubur walaupun sama saja nasi tetap aku kurang begitu menyukainya, kita berdua melahap semua makanan sampai habis tak tersisa.

Dari semalam dia terlihat sangat lembut dan satu yang tidak bisa aku lupakan semenjak di Bandung dia terus saja menggenggam tanganku. Apa dia takut kalau aku hilang ya soalnya kan aku suka ceroboh sudahlah itu semua tidak penting yang jelas aku benar bahagia aku seperti memang istrinya sekarang ini. Dia mengajakku merapikan semua pakaian dan setelah membayar semua penginapan aku dan dia memutuskan menuju hotel dan mas Kahfi mengajakku menginap semalam lagi karna kata dia hari ini dia akan mengajakku ke tempat yang lebih bagus lagi dan akupun langsung mengiyakan semuanya.

Jam 09 : 00 kita sampai di Hotel, tak lupa mas Kahfi membayar semuanya dan tentunya dia juga membayar kamar hotel untuk malam ini karna besok kita bisa langsung pulang tanpa embel-embel apapun setelah aku memasukan semua tas ku kedalam hotel dia menarik tanganku lagi menuju mobilnya dia bilang mau mengajakku ke salah satu tempat yang gak kalah hits kaya kemarin-kemarin.

Mas Kahfi mulai melajukan mobilnya, dia terus menggenggam tanganku sampai jantungku terus berdetak karna ulahnya ini.

"Suka gak di Sapu Lidi?" Tanyanya

"Suka mas, pemandangannya bagus"

"Yang bagus pemandangannya apa yang lagi duduk di sebelah kamu nih?" Ucapnya sangat pede

Aku tidak bisa menahan senyumku bagaimana bisa dia bersikap seperti sekarang ini dia membanggakan dirinya sendiri di depanku.

"Tuh tuh pipi kamu kenapa coba merah gitu? Bener kan bagusan yang di samping kamu?" Ledeknya

Aduh Safa bisa bisanya bulshing cuma karna perkataannya barusan.

"Apa si mas" Ucapku malu

"Hahahhahahahahaha" Ku lihat dia tertawa sangat lepas seperti tidak ada beban dan satulagi dia terus mengenggam tanganku walaupun dia sedang menyetir mobil.

My Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang