Afifah pov
Aku terbangun dari tidurku, perut bawahku terasa sakit apa ini efek pengangkatan rahim itu seperti keram rasanya sulit di jelaskan. Mungkin dokter juga terlalu banyak menyuntikan obat bius padaku sampai aku baru bangun jam 8 malam padahal operasinya sudah selesai dari jam 10 pagi. Aku melihat keselilingku ku lihat ibuku melamun, sementara mertuaku dia sedang membaca novel kesayangannya dan suamiku? Kemana dia? Kenapa dia tidak ada disini? Apa dia pergi ke kantor. Tapi tidak biasanya dia mengabaikanku seperti ini dia malah berjanji hari ini akan terus menemaniku, tapi saat aku bangun bukan dia orang yang pertama aku lihat melainkan ibuku.
"Mah" Ucapku pelan
Ibuku langsung menghampiriku.
"Kamu sudah bangun nak?"
Mertuaku juga menghampiriku dan menanyakan keadaanku mereka berdua terlihat sangat khawatir padaku.
Aku menganggukan kepalaku.
"Mah, kemana mas Kahfi? Kenapa tidak ada disini?"
"Dia sedang keluar" Ucap mertuaku
"Dia mengantarkan wanita penggoda itu" Ucap ibuku
"Wanita pengganggu? Maksud mamah apa?" Tanyaku tidak mengerti
"Udah kamu jangan pikirin dia, lebih baik kamu istirahat" Ucap mamah menenangkanku
"Mah, wanita penggoda apa?"
"Iya wanita yang berusaha merusak rumah tangga kalian"
"Maksud mamah apa? Aku semakin tidak mengerti"
"Bu?" Ucapku bingung pada mertua
"Tidak nak, Kahfi sedang mengantarkan Safa pulang" Jawab mertuaku
"Mah jadi mamah bilang Safa wanita penggoda"
"Memang iya kan, memang dia wanita penggoda dia itu pengrusak rumah tangga kalian, masa kamu tidak paham juga Fifah"
"Mah cukup mah semua ini kemauam Afifah, dia bukan pengrusak sama sekali" Jawabku tidak suka
"Udah nak udah lagian tadi Kahfi bersikap baik pada Safa kamu jangan khawatir, mungkin mamah kamu kecewa dengan keputusan kalian. Jujur mamahpun sama tapi ini kan sudah keputusan kalian berdua" Ucap mertuaku sementara ibuku kulihat sudah bergerutu.
Akupun tersenyum akhirnya mas Kahfi tidak bersikap dingin lagi pada gadis itu tapi kenapa mamahku memanggil dia wanita penggoda? Aku tidak suka dengan ucapan mamah seperti itu. Ini semua kemauan aku bukan Safa yang berusaha menggoda Kahfi justru aku yang terus menggoda dia agar mau menikah dengan suamiku tapi mamah berkata seperti itu, jangan-jangan tadi juga mamah mengatakan hal yang sama kepada Safa, bagaimana kalau itu terjadi Safa pasti sangat sedih mendengar ucapan ibuku.
"Nak kamu gapapa kan?" Tanya mertua
"Aku tidak papa bu"
"Apa kamu mau makan?" Tanya mertuaku lagi penuh perhatian
"Tidak bu, terimakasih tapi Fifah belum lapar"
"Baiklah kalau begitu, kamu istirahat saja nak"
Aku menganggukan kepalaku.
Semoga ini menjadi awal yang baik bagi kita semua. Aku sudah tidak sabar ingin menyaksikan pernikahan itu, pernikahan antara suamiku dan Safa, aku sangat menyetujuinya, aku tahu orangtuaku tidak menyukai semua rencanaku tapi apa boleh buat maafkan aku kalau kali ini harus melanggar perintah kalian aku yakin ini akan menjadi kebahagian aku memutuskan untuk beristirahat.****
Safa Pov
Malam ini dia mengantarkanku pulang, hari ini dia sangat berbeda dia lebih perhatian padaku dia tidak membentakku sama sekali hari ini justru dia yang menenangkan pikiranku aku di buat terpana dengan kebaikannya. Tapi lagi lagi otakku di buat sulit untuk berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Wife
SpiritualSafa Althaullah gadis polos yang tidak pernah memperdulikan hal sekitar kecuali ibunya. Cerita itu di mulai ketika Safa bertemu dengan Afifah dan Kahfi sepasang suami istri yang terlihat sangat harmonis tapi mereka memaksa Safa untuk melakukan renca...