Bab 39 Kangen Ummi

16.3K 632 2
                                    

Kahfi pov

Aku tidak mengerti bagaimana bisa Safa pulang ke rumah dengan Kevin. Apalagi mereka terlihat sangat dekat ada perasaan aneh yang mulai menjalar di hatiku, aku seperti tidak suka melihat Safa bersama Kevin karna aku tahu Safa sangat menghindari hal itu.

Aku memutuskan untuk menemui Kevin yang sedari tadi sudah mengobrol dengan Afifah dia bilang kepadaku kalau tadi tidak sengaja dia bertemu dengan Safa di dalam bis. Bis? Sejak kapan Kevin naik bis bukannya dia selalu naik mobil untuk pergi ke kantor atau kemanapun tapi ini naik bis sebenernya apa rencana dia. Apa semua yang dia bicarakan dulu itu benar kalau dia tertarik pada Safa aku harap tidak karna Safa hanya istriku. Dia membawa file pekerjaan yang belum sempat dia kasih padaku, akupun menerimanya dan mulai membicarakan masalah aku akan berbulan madu dengan Safa tapi tiba-tiba dia memelankan suaranya, dia berbicara padaku dan Afifah tentang perasaannya akhir-akhir ini yang mulai tertarik pada wanita tapi dia masih merahasiakan siapa gadis itu aku dan Fifahpun menjawab kalau kami sangat bersyukur akhirnya sahabat kami bisa segera menikah dengan wanita pilihannya. Tidak lama setelah membicarakan hal itu diapun izin pamit pulang karna supirnya sudah menjemput dia di luar, aku dan Fifah mempersilahkan dia dan mengantarnya sampai depan pintu. Aku melihat Safa sedang asik memasak di dapur bersama bi Ifah, dia kelihatan sangat menguasai peralatan memasak tidak seperti istriku yang jarang sekali memasak paling kalau ada hal yang dia inginkan baru dia membujukku dengan masakan buatan dia kalau tidak ada kemauan mana mau dia masak, aku tahu istriku sangat shalehah tapi entah kenapa kalau urusan dapur dia kurang begitu suka, aku juga suka heran dengan istriku ini. Aku melihat Safa memasuki kamarnya memang selama tinggal disini belum pernah sekalipun aku masuk kedalam kamar dia karna aku tidak mau merusak hati istriku Afifah dengan melihat aku sekamar dengan Safa walaupun dia juga istriku.

Dua hari lagi aku dan Safa akan pergi ke Bandung, aku tidak suka sebenarnya karna aku tidak mungkin meninggalkan Afifah sendirian di rumah tapi Afifah terus memaksaku karna dia pikir kalau aku sudah mendapatkan anak maka pernikahanku dengan Safa akan segera berakhir.

Setelah makan malam kami lewatkan tanpa ada percakapan baik antara aku Afifah maupun Safa, aku memutuskan untuk masuk keruang kerjaku karna aku akan meninggalkan kantor selama empat hari jadi aku harus mengurusi semua berkas yang akan aku tinggalkan nanti, untung saja aku memiliki sekertaris yang begitu cekatan jadi aku tidak perlu khawatir harus meninggalkan kantor. Setelah semuanya selesai aku memutuskan untuk mengambil air putih ke dapur tapi aku melihat Safa sedang apa dia disana dan kenapa dia terisak? Dia menangis tapi apa yang membuat dia menangis apa dia merindukan umminya aku mulai mendekat pada Safa dan dia sedikit kaget melihatku.

"Mas mau ngapain?" Ucapnya sambil menghapus air matanya

"Mau ngambil minum" Jawabku

"Biar Safa ambilin" Ucapnya dan langsung mengambilkan air putih untukku

"Kenapa?" Tanyaku

"Kenapa apanya mas?" Jawabnya polos

"Iya kenapa nangis di dapur jam segini ini udah jam 12 Safa. Kenapa kamu ada di dapur jam segini?" Tanyaku

"Mmm anu mas, mm gapapa ko tadi Safa juga abis ngambil air minum. Maaf Safa duluan mas"

Saat dia akan meninggalkanku, aku menggenggam tangannya dan dia berbalik menatapku.

"Kangen sama ummi?" Tanyaku

Dia tidak menjawab malah menangis lagi sudah ku duga dia pasti sangat merindukan umminya apalagi dia tidak pernah lepas dengan umminya.
Aku memberanikan diri memeluknya erat entah dorongan dari mana tapi aku hanya ingin melihat dia tenang dengan keberadaanku aku juga tidak tahu kenapa akhir-akhir ini aku ingin membuat dia nyaman padahal aku sangat tidak suka dengan sikap polos dan cerobohnya itu.

My Second WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang