🍂 Baby Bangtan

2.1K 168 0
                                    

Seperti biasa sebelum memasuki ruangan berukuran 25*30 cm itu kamu merapalkan doa dan berharap hari ini setidaknya lebih baik 0,0000001% dari hari-hari sebelumnya.

Cuaca pagi yang cerah sama sekali tidak memperngaruhi mood mu yang sudah hancur saat menginjak bangunan taman kanak-kanak tempat dimana kamu mengajar lebih dari 5 tahun dan baru kali ini kamu malas mengajar yang biasa nya menjadi makanan sehari hari. Kamu membuka pintu bercat hijau toska dengan papan kecil tergantung di pintu bertulis "Bangtan Jjang Jjang!" dengan gambar bunga matahari dan pistol di belakang tulisan nya. Jangan tanya siapa yang menggambar kedua benda itu karena kamu sedang tidak mood untuk mengingat nya.

Keseharian mu dimulai tepat kaki kanan mu menginjak lantai kelas. Murid mu memang tidak banyak, tidak belasan ataupun puluhan hanya tujuh lelaki manis kalo saja mereka ber tingkah "normal" yang setiap hari membuat mu menjedokkan kepala ke papan tulis, menggigit tali tas, atau bahkan bersabar setelah sempat berpikir untuk membalik sekolah 180° kebawah.

Kamu duduk dikursi guru dengan tenang. Mencoba tenang maksud nya, diruangan penuh mainan dan tentu saja ke tujuh anak didik mu yang sudah hilang sebagian.

"Namjoon-sshi, dimana yang lain nya ? Mereka terlambat ?" Kamu bertanya kearah anak lelaki berpakaian sailor lengkap dengan topi yang tengah membaca buku di bangku nya. Anak berlesung pipi itu menatap mu sebentar sebelum menunjuk ke belakang kelas disamping rak buku tempat biasa bantal dan boneka diletakkan.

Kamu mengikuti arah pandangan Namjoon dan menemukan seorang anak lain nya yang tengah tertidur pulas lengkap dengan tas di punggung yang masih melekat. Awal nya ia membelakangi kalian berdua lalu berbalik dan kamu mengenalnya, Yoongi. Anak kecil yang hobi nya tidur dan pendiam, walau begitu saat dia berbicara semua orang tak akan ada yang berkutik termasuk kamu karena ucapan nya yang kelewatan jujur.

"Seok-"

"Fire~Fire~!!" dan detik berikutnya kamu langsung berlari ke tempat penyimpanan makanan saat mendengar benda pecah.

"Kamu baik baik saja, SeokJin-ah ?" Kamu mendekati lelaki berwajah tampan yang tengah termangu menatap mangkuk didepan nya. Lalu mulai meneteskan air mata.

"Bubur kacang merah ku," rengeknya berlahan menatap nanar kacang merah yang berserakan dilantai.

"Aku akan mengambilkan untuk mu lagi. Jadi jangan menangis, oke ?" Kamu bergegas mengambil mangkuk yang tumpah tadi dan mengganti dengan yang baru.

"Aku mau bubur kacang merah yang banyak!!" seru nya bersemangat melihat kamu menuangkan kacang merah ke mangkuk. "Lagi! Lagi lagi fire~!" Mata itu bersinar sinar melihat mangkuk yang penuh dengan kacang merah. "Terima kasih, fire~!" SeokJin menerima dengan senang lalu berlari kedalam untuk makan.

"Hati-hati nanti tumpah lagi." peringat mu sebelum terdengar teriakan dari halaman belakang. Lagi lagi kamu bergegas kesana dan menemukan dua spesies anak manusia berbeda gen tengah bergelantungan diatas pohon. Tidak tinggi tapi cukup membuat orang dewasa khawatir melihat nya.

"Tunggu, hanya dua ? Dimana satu nya ?" Kamu celingak-celinguk mencari satu orang lagi yang sering bergelantungan diatas pohon seperti bekantan.

"Taetae dengan Jiminie bermain pasir tadi." sahut anak lelaki yang selalu ceria diantara mereka bertujuh. Bahkan ia memiliki senyum secerah matahari pagi.

"Ibuuuuuu! Tae-Hyung menghancurkan istana pasir ku. Ibuuuuuuuu!!" benar saja detik berikutnya terdengar tangisan dan membuat mu memutar bola mata dengan malas.

"Kalian turun sekarang atau Ibu tidak akan memberi kalian makan siang." ancam mu kearah dua anak lelaki yang bergelantungan diatas pohon sebelum kearah kotak pasir. Jimin tengah menangis meraung raung sambil menunjuk istana pasir nya yang sudah rata.

"Taehyung ?"

"Aku tidak melakukan nya." Taehyung mengucapkan pembelaan pertama nya.

"Benarkah ?"

"Iya."

"Dia bohong! Tae-Hyung menghancurkan istana pasir ku." Jimin tak terima ia masih menangis dengan kaki digerak gerakkan.

"Kim Taehyung ?" pancing kamu mencoba membuat anak itu mengaku tapi anak pecicilan itu malah membantah dan mengatakan ia sama sekali tidak menghancurkan istana pasir Jimin walau bukti di sepatu nya cukup jelas. "Baiklah, kalo kamu tidak mengaku. Ibu tidak akan memberi mu makan siang nanti."

"Heeeee...." sudah jelas suara protes itu datang darimana. Taehyung menatap Jimin sebentar sebelum nyengir tak bersalah. "Dia yang meminta ku untuk menghancurkan nya karena Jiminie ingin tahu kalo ada gempa bagaimana keadaan istana nya saat itu."

"Benarkah itu ?" Kamu balik menatap Jimin yang masih menangis. Sambil segugukan dia menjawab.

"Iya, tapi Tae-Hyung malah menghancurkan nya. Padahal aku hanya ingin tahu saja tapi dia malah menghancurkan istana yang sudah ku buat susah payah." Jawab Jimin mantap yang membuat mu ingin mengecup kepala anak lelaki berusia 5 tahun itu dengan penuh kasih sayang.

"Ibu-ibu-ibu." cardigan yang kamu pakai ditarik tangan mungil yang membuat mu mengalihkan perhatian sejenak dari masalah istana pasir tadi.

"Ada apa Jungkook ?"

Anak lelaki paling muda diantara mereka semua memandang mu dengan serius. Sangat serius sehingga membuat mu penasaran sendiri. "Ibu jomblo ya ?"

"Hah ?!" hanya kata itu yang bisa kamu ucapkan saat mendengar pertanyaan, lebih tepatnya pernyataan dari anak sepolos ini.

"Kata Hoseok-hyung ibu sudah mempunyai kekasih tapi aku tidak percaya dengan itu. Maka nya aku bertanya apa ibu jomblo ?" tanya lagi membuat mu tak berkutik sama sekali hanya bisa memandang murid mu dengan horor.

"Lihatkan, ibu guru belum punya kekasih. Hyung salah dan aku benar." kata Jungkook kepada Hoseok yang mendekati kalian. Lelaki itu menggeleng sembari memainkan jari tangan nya.

"Tidak, aku yakin ibu guru tidak jomblo. Dia punya kekasih tapi masih lama lebih tepatnya belum datang."

"Maksud Hyung ?" Jungkook mengedipkan mata nya, penasaran dengan kelanjutan ucapan Hoseok yang bak seorang ahli.

"Bodo amat siah!" teriak mu frustasi dan langsung melangkah masuk kedalam kelas. Anak lelaki yang tertidur pulas di samping rak buku tadi masih asik didalam mimpi seperti tak terganggu sama sekali sedangkan anak yang membaca tadi hanya menatap sebentar sebelum ikut memakan bubur kacang merah yang di bawa oleh SeokJin.

"Ibu benar jomblo kan ?" anak paling muda masih penasaran dengan jawaban kamu. Ia tidak akan puas kalo belum menemukan jawaban nya.

"Percaya lah pada Hyung mu ini Kookie." Hoseok menyusul dibelakang nya.

"Bagaimana istana pasir ku ?" Jimin bangkit dan ikut menyusul. Ia sudah berhenti menangis dan wajahnya memerah sekarang. Taehyung yang memandang mereka daritadi akhirnya ikut masuk kedalam kelas dan bergabung dengan SeokJin dan Namjoon sebelum berlari kearah Yoongi dan membenturkan kepala nya kearah perut lelaki berkulit putih pucat itu.

"Kau gila ya Tae-sshi ? Kau barusaja mengganggu jam tidur paling berharga ku dan kau hanya tertawa saja ? Dasar bodoh." bukan nya merasa bersalah Taehyung hanya cengengesan melihat wajah marah Yoongi yang terkesan datar.

Masalah datang lagi. Satu anak terbangun dari tidur suci nya dan itu merumitkan masalah kalo saja ia ikut campur.

"Ah! Kalian sangat berisik sekali. Mengganggu tidur siang ku, asal kalian tahu saja!" Yoongi menatap kalian bergantian. "Ibu guru kita itu jomblo, dia belum mempunyai pacar atau orang yang bisa disebut pacar atau kekasih-" Jungkook langsung bersorak mendengar nya. "Dan masalah istana pasir mu ini Jimin, Taehyung tidak salah. Kalo kau ingin mengetahui dimana letak kesalahan nya tanyakan ke Namjoon. Dia akan menjelaskan untuk otak kecil mu itu." dan satu kelas hanya terdiam mendengar ucapan panjang kali lebar itu. Dengan wajah datar andalan nya ia berucap dengan tenang dan kembali tidur.

SeokJin memandang kalian bingung dengan mulut penuh kacang merah porsi kedua nya ia berucap.

"Ada apa ?"

- FIN -

IMAGINE+youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang