🍁 Jung Hoseok

2.4K 204 0
                                    

Suara musik menyentak ruang studio malam itu. Keringat mencucur sekujur tubuh tidak kalian peduli kan. Saling menggerakkan tubuh masing masing mengikuti alunan musik. Kalian saling melempar senyum disela sela tarian lalu tertawa bahagia saat menyelesaikan nya dan terjatuh ke lantai karena kelelahan.

"Kau lelah ?" Kamu menggeleng sebagai jawaban. Hobi memberi mu botol air mineral yang kamu sambut dengan senang. Meneguk nya hingga tersisa setengah lalu menyerahkan nya kepada Hobi. Lelaki itu meminum nya hingga tandas tak tersisa.

"Kau mau menari lagi atau pulang ?" Hobi menyekat keringat dengan handuk, melepas headband membuat rambutnya yang basah oleh keringat menjadi lepek.

Kamu melirik jam sebelum menjawab. "Pulang saja. Kau ada acara kan besok ? Aku tidak mau kau pingsan karena menari dengan ku." canda mu beranjak merapikan barang sebelum pulang. Hobi masih duduk dilantai memandang kamu yang sibuk dengan tas.

"Menari tidak akan membuat ku pingsan walau harus menari selama nya." ucapnya sembari merebahkan tubuh, memandang ke langit langit studio tari tempat biasa Hobi dan teman teman nya latihan. Studio sudah kosong sejak dua jam empat puluh lima menit yang lalu hanya tersisa mereka berdua yang memutuskan mampir ke sini setelah makan malam dan jalan jalan.

"Kau masih mau disini ?" Hobi mengalihkan pandangan nya menatap mu yang berdiri diatas nya. Tersenyum sebelum berdiri dan kamu sedikit menjauh memberi ruang.

"Kau mau mampir dulu? Makan?" Hobi menarik tas nya lalu merangkul kamu keluar studio setelah mematikan lampu dan mengunci pintu. Kamu menggeleng lagi.

"Aku masih kenyang hanya perlu mandi dan tidur." kamu merentangkan tangan melepas penat setelah menari dua jam lebih non-stop dengan pacar mu penggila tari itu. Walau badan penat setengah mati kamu tetap bisa tersenyum lebar karena berkat itu lah kamu bisa bertemu dengan nya.

"Kau bau." gurau Hobi mengendus rambut lepek penuh keringat mu sebelum tertawa renyah menghindar pukulan maut yang siap menghantam tubuh.

"Karena aku berkeringat kau tau ?" seru mu tak terima. Hobi kembali merangkul mu di tengah malam di jalan yang tak pernah sepi. Hoodie yang ia pakai menyentuh kulit mu, "Aku hanya bercanda. Bercanda." ia tertawa lagi.

"Terserah."

Satu pukulan sukses mengenai tangan Hobi yang tadi nya meleset. Hobi hanya tertawa riang sembari mengusap tangan nya yang di pastikan memerah karena tenaga yang kamu gunakan cukup kuat.

"Tapi... " Kamu menoleh kearah Hobi yang mendadak bicara serius. "Saat kamu berkeringat kamu seksi loh~" bisik Hobi tepat di telinga disertai hembusan napas membuat mu menggidik kaget.

"Jauh jauh dari ku." seru mu salah tingkah. Kamu mendorong Hobi menjauh dengan sebelah tangan menutup telinga kiri kamu. Wajah kamu sudah di pastikan memerah. Suara sensual tadi masih menggema didalam kepala dan memori kecil kamu.

Hobi lagi lagi tertawa bahagia. Dia memang suka menggoda mu apalagi melihat wajah mu yang memerah membuat nya semakin gencar untuk menggoda mu lalu tertawa setelah membuat mu kesal.

"Aku serius kau sangat seksi."

"Diam kau mesum!" seru kamu menunjuk kearah nya dengan wajah semakin memerah. Itu pujian yang terlalu frontal untuk anak gadis seperti dirimu yang kelewatan polos.

"Apalagi saat kamu marah seperti sekarang. Itu semakin seksi." ucap Hobi dengan tenang tak peduli lawan bicara nya hampir meledak menahan malu.

"Cukup!" kamu beranjak pergi sembari mendengus sebal. Kamu bukan marah, hanya tidak bisa mengatasi tingkah Hobi yang kadang ajaib. Di belakang sana kamu sudah bisa menebak apa yang pacar kamu lakukan sekarang. Ia tengah tertawa sembari menyusul langkah mu.

"Ayo kita pulang." seru Hobi heboh sambil memeluk pinggang mu dari belakang. Mengangkat tubuh mu keatas lalu memutar nya searah jarum jam. Kamu berteriak kaget memanggil nama Hobi untuk menurunkan kamu tapi seolah tidak mendengar Hobi mempercepat putaran nya.

"Hobi-oppa!" teriak mu antar senang dan frustrasi. Hobi memperlambat putaran nya lalu berhenti masih dengan tangan memeluk pinggang mu. Kamu terdiam Hobi juga. Lelaki itu memandang mu dengan intens dalam beberapa detik sebelum menarik mu mendekat.

Kamu mengerjap beberapa kali lalu tertawa pelan saat sadar apa yang terjadi. "Jangan mencoba coba cari kesempatan." Hobi menurunkan kamu lalu menggandeng tangan kamu menelusuri jalanan malam yang hanya di terangi bintang bintang.

"Chikubukichi yeah! Chikubukichi yeah!" Hobi memulai sesi beatbox nya tiba tiba membuat mu menggeleng. Alunan beatbox menemani malam kalian, kamu mulai bergerak lincah seiring Alunan beatbox yang Hobi bawakan. Kalian berdua kembali menari sesekali tertawa bahagia. Kamu sangat bersyukur bisa menikmati tiap detik bersama Hobi. Kapan pun dan dimana pun.

"Chikubukichi yeah! Chikubukichi yeah! Yeah! I love you." Alunan asal beatbox sembarangan itu terdengar merdu di telinga mu membuat kalian berdua tak henti henti tersenyum lalu tertawa bersama sepanjang jalan.

- FIN -

IMAGINE+youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang