Kamu menatap Woojin beberapa saat sebelum menguap lelah menunggu kereta api yang telat. Pemberitahuan dari pengeras suara tadi membuatmu semakin bergerak tidak nyaman, pasalnya kereta akan terlambat setengah jam dari jadwal karena rel di daerah terpencil terganggu oleh segerombolan hewan.
Woojin yang duduk disamping mu hanya melirik sekilas lalu mengirim pesan keteman teman nya kalo dia akan terlambat datang.
"Kereta nya pasti datang."
Kamu meluruskan badan, menatap kearah terowongan gelap di ujung sana yang tidak menunjukkan ada nya cahaya dari lampu kereta jurusan Seoul.
"Tenanglah,"
Woojin menggenggam tangan mu yang lolos, mengelusnya dengan ibu jari. Woojin yang akan berangkat ke Seoul untuk debut perdana bersama dengan sepuluh orang lain nya dua minggu lagi dan malah kamu yang gugup setengah mati entah kenapa.
"Aku tidak nyaman, entahlah."
Gigi gingsul itu muncul dan kepala mengangguk-angguk paham. "Kau hanya takut aku pergi terlalu lama." canda nya membuat mu mendengus malas, tidak jadi mengantuk.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, hanya kalian berdua dan beberapa orang di ujung sana yang akan naik kereta jurusan terakhir.
"Kau ngantuk ?"
Kamu mengangguk lemah, "Sedikit,"
"Tidurlah, nanti aku akan membanguni mu." Gelengan terlihat dikepala mu mendengar usul Woojin.
"Tidak, aku belum terlalu lelah untuk memejamkan mata." Dia menaikkan sebelah alis mata nya. "Aku serius, Park Woojin." dan dia akhirnya mengangguk malas, walau nyata nya Woojin sudah hapal dengan sifat mu.
Bunyi klakson terdengar memekik telinga, membuat mu mengerjapkan mata beberapa kali dan langsung berdiri. "Kereta nya datang."
"Kenapa kau malah semangat sekali ?" Woojin terkekeh.
"Ti-Tidak, aku hanya lelah menunggu." Kamu salah tingkah.
"Berarti kau mau aku pergi sekarang ?"
"Tidak!" Jawab mu cepat, gelengan keras terlihat. "Bukan itu maksud ku."
"Lalu ?"
"Ish." Kamu mencebik tanpa sadar, mengerucutkan bibir. Woojin memang suka mengerjaimu saat dia tahu kamu akan merindukan nya nanti.
"Aku tahu, aku tahu." Dia menarikmu kedalam pelukan nya, mengelus pelan rambut hitam legam mu. Menghirup aroma shampo yang akan dia rindukan saat tiba di Seoul nanti. "Aku akan benar benar merindukan mu, Chagiyaa..." Bisiknya pelan membuat mu mau tidak mau membalas pelukan nya.
"Aku jugaa. Sangat."
"Jaga dirimu."
Kereta api mulai mendekat dan berhenti tepat disamping kalian berdua, beberapa orang keluar dan segerombolan orang di ujung sana mulai masuk satu persatu.
"Kau juga Woojinie," Kamu melepaskan pelukan nya, "Dan jangan kerdus oke ?" larang mu membuat lelaki bergigi gingsul itu tertawa lepas. Dia mengacak acak rambut mu.
"Aku tidak berbakat dalam hal itu."
Kamu mencibir, "Kau bohong." Suara dari pengeras suara kembali berkumandang. "Seperti nya, ini saat nya kau pergi."
"Apa aku mati ?"
"Ish! maksud ku saat nya kau pergi ke Seoul mengejar mimpi mu bodoh."
"Iya-iya." Dia lagi lagi tertawa sambil mengacak rambutmu dan sesekali mencubit pipi mu. "Aku pergi." Kamu terpaku saat bibirnya mengecup lama kening mu. "Jaga dirimu."
Kamu memegang kening melihat Woojin melambaikan tangan nya memasuki kereta api yang akan membawa diri nya pergi dari sisi mu.
"Jaga dirimu." Gumam mu pelan saat kereta itu menjauh, menyisakan kehangatan yang tersisa.
- FIN -
🐳🐳🐳
Mabok micin gue nulis ini malam malam efek ambyar liat tuh gingsul :((
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE+you
Fanfiction[IMAGINE] Bf!au [Some Chapters Privated] [Chapter yang di privated untuk sementara di unpub] Line ✔ Instagram ✔ FF ✔ tentang para member x You. cerita oneshoot antara kamu dan dia. BTS, Seventeen, Wanna One, (ex)-produce 101 s2, Day 6, ASTRO, JBJ, M...