🌱 Yoon Sanha

1.3K 136 21
                                    

Mungkin beberapa orang bakalan tidak menyangka kalo seorang Yoon Sanha, anak pecicilan yang baru masuk sekolah sudah terkenal petakilan yang memiliki suara cetar membahana itu akhirnya berlabuh di pelaminan dengan kamu sebagai istri nya.

Iya, kamu istri sekaligus ibu dari anak anak nya seorang Yoon Sanha, adek kelas kamu dulu.

Sanha gak banyak berubah walau udah jadi suami kamu. Sifatnya masih sama kaya dulu, pecicilan. Bedanya dia lebih sayang dan khawatiran sama kamu yang sekarang lagi mengandung anak pertama kalian. Kandungan kamu udah masuk bulan ke-8, maka nya Sanha makin posesif sama apa yang kamu lakuin. Sekecil apapun itu.

"Sayang kamu udah makan kan ?"

Kamu anggukin kepala pelan saat menuangkan teh hangat untuk suami kamu, Sanha, yang baru turun lengkap dengan baju santai nya. Iya, Sanha mau pergi kerja cuma dia nya bodo amatan soal baju.

"Bekal nya dimakan, tadi aku masakin makanan kesukaan kamu." Kamu nyerahin kotak bekal kearah Sanha. "Udah buru nanti Jinwoo ngamuk kalo telat lagi."

"Sirik ae bang Jin gak dapat anak kembar." Dengus Sanha, mengambil kotak bekal kamu memasukan nya kedalam tas lalu mengecup lama kening kamu yang tengah terkekeh pelan.

Iya, setelah cek dari dokter kandungan kemarin kamu jadi tahu jenis kelamin anak kamu dan ternyata kembar dengan kelamin perempuan.

Dan kabar itu sukses bikin Jinwoo dan anak anak yang lain iri karena Sanha dapat anak kembar plus cewek.

"Yaudah berangkat gih," Kamu mendorong tubuh Sanha pelan setelah menyalami tangan suami kamu.

Sanha menatap kamu tidak ikhlas, ia khawatir keadaan kamu yang di tinggal sendirian di rumah yang hanya di temani oleh Aroha, nama kucing kamu dan Sanha. Kamu yang paham hanya tersenyum memenangi. "Jangan keasikan nulis oke ? Inget makan siang dan minum susu kamu. Terus kalo udah lelah jangan di paksain, lalu--"

"Iya iya," Kamu motong ucapan Sanha, menyuruh laki laki bertubuh kelebihan kalsium itu untuk segera pergi. "Kerjaan aku cuma tinggal sedikit, selesain konflik trus ending. Udah beres."

"Jangan maksain diri."

"Iyaaaa. Udah buru nanti telat."

Sanha menatap kamu sekali lagi sebelum masuk kedalam mobil dan pergi kerja. Kamu hanya melambai singkat lalu kembali masuk kedalam setelah mobil Sanha menghilang.

Setelah membersihkan bekas sarapan kalian berdua kamu berjalan ke dapur memberi makan Aroha yang mulai mengeong manja di antara kedua kaki mu.

Kamu mengelus puncak kepala Aroha sebelum pergi meninggalkan nya. Kembali mengerjakan tulisan kamu yang tersisa sedikit lagi sebelum sampai ending. Iya, kamu itu penulis novel terkenal yang di kontrak sebuah penerbit jadi kamu ada sedikit beban karena deadline yang di tentukan. Tapi, berhubung kamu sedang dalam cuti hamil dan melahirkan kamu di perbolehkan menunda naskah novel kamu.

Berhubung kamu udah gak ada kerjaan dan daripada bengong kamu mutuskan lanjut nulis. Toh, ide kamu lagi lancar lancar nya walau lagi hamil.

Aroha masuk kedalam kamar kamu yang pintu nya terbuka. Menggeliat pelan di antara kedua kaki kamu, kamu tersenyum, mengangkat tubuh bulat nya itu kedalam pangkuan kamu. Mencium nya beberapa kali sebelum menggeram gemas melihat gumpalan bulat itu menggeliat pelan.

"Bentar ya, Ha."

Kamu menurunkan Aroha, berjalan kearah meja rias kamu mencari minyak telon aroma terapi buat perut kamu yang mendadak mules. Kamu megangin perut kamu yang semakin menjadi jadi, ini sering kamu alami sejak masuk masa kandungan tujuh bulan.

IMAGINE+youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang