🍑 Lee Daehwi

1.2K 128 10
                                    

Semua orang juga bakalan gak percaya kalo kamu sama Daehwi itu adek-kakak.

Daehwi itu cerewet.
Kamu itu pendiam.
Daehwi itu pertama kali kenal udah heboh.
Kamu itu pertama kali kenal sok kalem, asli nya bobrok.
Daehwi itu suka nemplok.
Kamu itu suka di templokin.
Daehwi itu suka vanilla.
Kamu itu suka coklat.
Daehwi itu 24/7 gibahin orang.
Kamu itu 24/7 dengerin gibah orang.
Daehwi itu suka nyanyi.
Kamu itu suka baca.
Daehwi itu kelas 11.
Kamu itu udah kelas 12.
Daehwi mau naik kelas.
Kamu udah mau lulus.

Dan masih banyak lagi semua perbedaan kamu sama Daehwi yang bikin orang makin ga percaya kalo kalian itu saudara kandung. Hanya satu persamaan kalian berdua selain keluar dari rahim yang sama, yaitu sama sama ngomong ga ada filter nya alias nyeblak banget.

Daehwi ngomong cerewet tapi jujur sedangkan kamu pendiam tapi sekali ngomong nyelekit.

"Kapan si bagi raport ? Lama banget anjir gue jadi lapar."

Kamu udah misuh misuh di bangku nungguin wali kelas kamu, umi Minki. Kata nya tadi pembagian raport semester satu bakalan di laksanakan jam delapan atau ga jam sembilan. Tapi, nyata nya ini sudah jam setengah sepuluh dan perut kamu demo minta jatah. Mana sahabat sahabat kamu lagi betah nge gosip tentang anak cenayang kelas sebelah lagi.

"Kantin kuy, gue lapar banget ini anjir. Bodo amat Umi masuk kelas nanti yang penting perut gue terkendali." Kamu beranjak ke kantin bareng Jihan dan Heesoo yang juga kelaparan.

Dan kantin kebanyakan tutup karena besok udah mulai liburan sementaran. Belum lagi makanan banyak yang habis gegara bude kantin nya bikin makanan dalam porsi dikit. Jadi kalian memutuskan ke koperasi sekolah buat beli cemilan sekedar mengganjal perut.

"WA umi dong, tanyain jam berapa bagi raport. Ini udah jam sepuluh njir," Si gingsul Woojin datang datang langsung misuh dan duduk disamping kamu. Menyepak kaki Minho yang bebas, menyuruh anak kesayangan umi Minki itu untuk bertanya.

"Bentar." Minho membalas tendangan kaki Woojin sebelum mengetik pesan untuk umi tercinta kalian. Beberapa detik kemudian lelaki berwajah baby face itu menghela napas, lelah. "Umi lagi rapat, dan itu baru mulai. Mungkin jam sebelah nanti kali,"

Mendengar ucapan Minho kalian semua mendecak pelan. Janji nya jam sembilan paling lambat eh malah di undur jam sebelas. Untung kamu orang nya sabaran--itu juga karena perut udah di isi, kalo enggak juga bakalan ngamuk ngamuk.

"Ingatin nih ya, kalo gue ranking satu. Selama satu bulan," Yehyun, ketua kelas kalian, menunjuk kearah kantin. "Lu semua bebas ngambil makanan di kantin, gue bayarin." dan semua anak cuma pada ketawa sambil mangut mangut.

Kamu cuma geleng geleng kepala. Tanpa di bagi kan pun raport kalian, kamu sudah tahu siapa yang bakalan dapat posisi pertama di kelas, siapa lagi kalo bukan Kenta. Juara bertahan dari kelas sepuluh.

"Untuk anak anak yang masih berada di luar kelas, harap masuk kedalam kelas nya masing masing--"

Suara dari mikrofon sekolah sukses membuat gerombolan kalian yang asik duduk lesehan di koridor masuk kedalam kelas.

Entah kenapa perasaan mu tenang tenang saja berbeda dengan Kenta yang duduk disamping kanan kamu dengan mata memerah. Kamu menatap Kenta, membuat sang empu hanya tersenyum tipis.

Suara pintu dibuka sukses membuat kalian semua menoleh. Umi Minki, wali kelas kalian masuk dengan membawa map di kedua tangan nya.

"Kok gue liat umi kaya bawa barang dari JNE ya," celutuk mu asal kearah Jihan.

"Yakali."

Umi--sebenarnya ini hanya gelar-an dari anak kelas karena wali kelas kalian itu mengajar pelajaran agama islam--Minki menaruh map map berwarna warni itu diatas meja. Yang sudah kalian yakini berisi raport semester satu. Umi Minki duduk dan mulai berceloteh tentang masa depan dan segala hal berbau ranking. Umi bilang ranking itu tidak berpengaruh dalam apa pun hanya sebatas penilaian semata. Nilai yang sesungguhnya adalah nilai yang kalian semua dapatkan dari kerja keras.

IMAGINE+youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang