🍍 Kang Younghyun

1.3K 151 5
                                    

187👀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

187👀

Hari terakhir pensi sekaligus puncak dari segala acara. Di samping panggung yang cukup besar dia berdiri di sana. Di antara empat anak laki laki lain nya dengan alat musik masing masing. Dowoon dengan stik drum, Jae dan Sungjin dengan gitar, Wonpil dengan keyboardnya dan dia.

Kim Younghyun atau yang sering disapa YoungK atau Brian.

Lelaki berhidung mancung itu menenteng bass nya keatas panggung. Ini hari terakhir mereka menghibur anak satu sekolah. Sudah cukup sepekan terakhir tenaga mu terkuras karena pensi yang di adakan besar besaran oleh sekolah kamu. Sekarang waktu nya bersenang senang dan melepas penat dengan suara merdu yang dulu sering kamu dengar setiap hari.

Ah...
Kamu merindukan saat saat seperti dulu. Disaat Brian masih ada di sisi mu.

"Gamon nih ceritanya ?" Suara menusuk dari belakang sukses membuat kamu menoleh lalu mendengus tidak suka kearah gadis yang tengah tertawa bahagia saat melihat wajah masam mu. Siapa lagi kalo bukan sahabat laknat mu, Ama. "Gue tahu kok dari snapgram lu tadi pagi," dia nyengir tidak bersalah, merangkul bahu mu.

"Mau gue bantu tanyain gak sama anak nya langsung ?" Ama menurun naik-kan alis mata nya membuat kamu dengan spontan menempleng kepala gadis bertubuh kurus itu. Ama hanya tertawa bahagia lalu kembali merangkul bahu kamu. "Seriusan mau gue tanyain gak ? Daripada lu mati penasaran ntar."

"Lu doain gue mati ?"

"Tergantung sih,"

Kamu melotot kearah gadis yang hanya nyengir lebar itu. Mata Ama sudah beralih kearah panggung, Brian sedang tampil bersama band nya. Kamu mengikuti arah pandang Ama dan tanpa sengaja mata kalian berdua bertemu. Brian tersenyum membuat kamu langsung mengalihkan pandangan.

Untung saja hari sudah malam dan penerangan di tempat mu berdiri tidak terlalu terang sehingga Ama tidak melihat wajah mu yang bersemu merah karena mantan. Iya, Brian mantan kamu.

"Lu percaya gak kalo Brian masih sayang sama lu ?"

Kamu menoleh sempurna kearah Ama dengan muka cengo. Gadis itu tersenyum tipis sebelum kembali menatap kearah panggung.

"Apasi, Ma. Gausah ngaco deh," —kan gue berharap yang enggak enggak sama dia.

"Gue serius, kalo Brian masih sayang sama elu—"

"Jadi Brian dekat sama lu cuma buat nanya nih anak ?" Kalian berdua menoleh kearah Wonpil yang datang dengan handuk di leher nya, anak lelaki itu baru saja selesai manggung dan langsung menguping pembicaraan kalian berdua. "Gue kira ada apa Brian ngechat elu tiap hari. Ternyata cuma nanyain mantan dia toh," Setelah mengucapkan itu dia langsung pergi begitu saja membuat Ama mendengus tidak suka.

"Apasi tuh anak gaje banget suka kesel gue. Salah satu contoh gamon juga tuh."

"Mantan Wonpil anak osis itu bukan si ?" Ama langsung mengangguk dengan semangat.

"Kesel gue tiap kali ada razia dia pasti mangkir ke ruang klub gue, rusuh."

Kamu hanya tersenyum penuh arti. Ama memang peka dengan perasaan orang lain tapi dia sama sekali tidak peka dengan perasaan anak laki laki yang kalian bicarakan sekarang ini. Bahkan kamu dengan sekali tebak saja bisa tahu, hanya dengan melihat senyum tipis Wonpil sebelum dia pergi tadi membuat kamu bisa menyimpulkan kalo Wonpil menyukai sahabat kamu.

"Ngapain lu senyum senyum ?" Ama sewot membuat kamu tertawa, merangkul sahabat kamu menjauh dari panggung.

"Eh-Eh-Eh! Arah jam tiga!" Ama berseru dengan heboh nya, kamu menoleh kearah yang di tunjuk Ama dan menemukan Brian dengan seorang gadis. Tanpa sadar kalian berdua bersembunyi di pilar hingga anak perempuan yang bersama Brian menjauh dengan tangan menutup wajah.

"Gue tahu kok lu disitu."

Kamu menegang di tempat, rasa nya ingin berlari saja tapi kaki kamu berkhianat. Belum lagi Ama yang sudah hilang entah kemana membuat kamu mati gaya.

"Gu-Gue cuma kebetulan lewat."

Mampus.
Pake acara gugup segala lagi.

Brian senyum. Senyum yang harus kamu akui kalo kamu merindukan senyum itu, senyum yang dulu sering dia kasih kala kamu ada di titik terendah.

"Gue tahu kok tahu," Kamu diam membeku merasakan sensasi saat tangan besar Brian mengacak rambut hitam legam mu. "Eh, sori kebiasaan." Brian salah tingkah, dia menggaruk pipi nya yang masih berkeringat karena habis manggung.

Kalian berdua diam sebelum suara di langit langit memecah keheningan. Belasan kembang api menghiasi langit malam, "Balikan yuk ?"

Kamu menoleh dengan kening mengerut. Suara Brian terlalu kecil di antara letusan kembang api di atas sana.

Brian mendekati kamu, membisikkan kata itu tepat di telinga kamu membuat kamu spontan mundur dengan wajah merah padam dengan tangan penutup telinga, hembusan napas Brian serasa begitu menggelitik.

"Kata Ama kamu masih sayang sama aku ? Aku juga masih sayang kok sama kamu, balikan yuk ?"

Mampus pt. 2
Brian udah berani pake "Aku-Kamu" hal yang kamu benci karena itu membuat kamu luluh dengan mudah nya, ditambah pesona yang memang sudah ada di dalam diri Brian.

Kamu mengigit bibir bawah kamu, didalam hati kamu bersumpah serapah untuk bibir lemes nya Ama yang dengan mudah nya mengatakan kalo kamu masih sayang sama Brian. Kamu memang masih sayang sama Brian tapi hanya saja kamu tidak yakin Brian masih sayang sama kamu karena dia lah yang memutuskan hubungan kalian dulu.

Tapi, melihat mata nya di bawah sinar kembang api kamu menyadari satu hal. Hati kalian masih sama.

"Gimana ?"

Kamu mengalihkan pandangan, melihat kemana saja asal tidak menatap iris coklat bening itu.

"Kalo mau tahu kenapa aku menangis di panggung kemarin itu karena kamu." Dan kamu sukses menoleh kearah Brian yang tersenyum. "Karena aku sadar kalo aku selama ini udah jadi orang bodoh yang mutusin kamu gitu aja, aku merasa bersalah dan akhirnya kebawa deh," dia nyengir lebar.

"Aku sayang kamu. Dan itu gak bisa di ganggu gugat lagi, maafin aku yang dulu. Aku terlalu egois dan malah nyakitin kamu, kamu mau kan balikan sama aku ? Kalau mau kamu bisa nanya sepuasnya ke aku tanpa harus takut salah paham." Brian mengedipkan sebelah mata nya.

"Stalker!" Kamu memukul lengan Brian membuat sang empu tertawa renyah.

"Jadi gimana ? Mau balikan ?" Brian menarik tangan kamu yang hendak kembali memukulnya. Menarik kamu kedalam pelukan nya, dengan suara rendah nya di berucap membuat wajah mu kembali memerah. "Kalo diam berarti iya,"

Dan kamu cuma bisa menundukkan kepala. Brian tertawa bahagia, dia mengecup lama puncak kepala kamu. "Makasih buat kesempatan keduanya,"

- FIN -

🐳🐳🐳

Kalo mantan kaya Brian jangan di sia sia kan ntar rugi :(

IMAGINE+youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang