🍑 Kim Sanggyun

1.2K 112 0
                                    

Terjebak hujan sendirian disekolah yang sudah mulai sepi. Tidak sendirian juga sih, masih ada anak padus yang latihan di ruang musik dan anak futsal di aula, hanya saja tanpa teman ngobrol sambil menunggu hujan reda itu membosankan. Sangat membosankan.

Ponsel yang biasa menyetel lagu favoritmu kini mati karena kehabisan baterai saat istirahat tadi berhubung Daehwi dan Hyungseob memakai nya untuk main game sekaligus ngestalk gebetan nya Daehwi anak kelas sebelah.

Mereka berdua tadi sudah ngancir duluan sebelum hujan reda, meninggalkan mu seorang diri menunggu hujan reda di depan ruang guru.

Hujan yang ditemani petir membuat mu tersikap kaget, mundur selangkah hingga membentur seseorang.

"Ma-Maaf, gue gak sengaja." Kamu langsung menunduk meminta maaf, hanya gumaman singkat terdengar dari arah orang yang kamu tabrak tadi membuatmu menoleh.

Mampus

Umpat mu tanpa sadar, lelaki berhoodie abu-abu itu menatap langit sekilas sebelum menyumpal kedua telinga nya dengan earphone.

Keadaan kembali hening, hanya ada suara rintikan hujan diluar sana dan angin yang berhembus kencang.

Bisa dibilang ini hari terburuk yang tidak pernah kamu inginkan dalam hidup mu. Terjebak hujan dengan laki laki yang kamu jauhi—bukan dalam arti lain, hanya saja laki-laki yang kini memainkan ponsel nya itu masuk daftar blacklist cowok yang harus dihindari karena menyeramkan. Iya, menyeramkan bagi mu dengan tampang preman nya itu. Belum lagi lelaki bernama lengkap Kim Sanggyun itu sering nongkrong dengan para penyamun sekolah.

Dia berdehem singkat membuatmu tersikap lagi, mencoba biasa kamu memainkan ujung cardigan mu. Sebenarnya bisa saja kamu menerobos hujan karena jarak rumah dan sekolah hanya beberapa menit tapi tidak kamu pilih karena didalam tas mu ada novel dan artikel tugas untuk besok, kalo basah mungkin saja besok kamu hanya akan tinggal nama karena di keroyok oleh Gunhee dan Minki.

Sanggyun menatap kearah tangan mu yang tanpa sadar menarik ujung hoodie nya. Kamu buru-buru melepaskan nya, menggaruk belakang kepala yang tidak gatal.

"Kalo hujan apalagi ada petir gak bagus pake earphone, ntar kesentrum." Ucapmu pelan takut laki-laki itu tersinggung.

Sanggyun diam, tangan nya melepas earphone lalu memasukkan nya kesaku. Dia masih diam menatap mu, membuat mu kikuk.

Kamu balik menatap hujan daripada ditatap setajam dan seintens itu dengan laki-laki bernama Sanggyun. Ini kali pertama kalian berbicara berdua seperti ini, padahal selama tiga tahun bersekolah kamu satu kalipun tidak pernah berbicara dengan nya. Apalagi hanya berdua.

"Makasih,"

Kamu menoleh dengan cepat kearah Sanggyun yang kembali memainkan ponselnya. Mungkin tadi kamu salah dengar kalo lelaki jangkung disebelah mu mengucapkan terima kasih.

"Btw," Kamu menoleh lagi kearah nya. "Mau nerobos hujan gak ?" Mata mu mengerjap bingung. "Kalo nunggu reda bakalan sampai malam, lu mau sendirian disini."

Kamu ber-oh ria, menatap kearah langit yang masih memuntahkan isi nya.

"Lu yakin ?"

"Yakin lah," Sanggyun sudah siap, dia menutup kepalanya dengan tudung hoodie, menatapmu menunggu persetujuan.

"Yaudah deh," Kamu merapatkan cardigan mu, memeluk tas yang tidak tertutup apa-apa. Belum sempat kamu berpikir, Sanggyun sudah menarik tangan mu menerobos rintikan hujan.

Kamu berteriak heboh saat sebuah truk melintas dan mencipratkan air dari genangan yang dia lindas.

"Anjing."

IMAGINE+youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang