Eunwoo seharus nya tidak mengizinkan Moonbin buat jalan sendirian malam malam walau dia itu lelaki dan bisa jaga diri sendiri. Eunwoo juga seharusnya tidak mengizinkan Moonbin buat pake mobil nya ngebut ngebutan di jalan raya walau udah tengah malam yang otomatis jalanan udah sepi.
Eunwoo juga seharusnya tidak membiarkan Moonbin buat sendirian sekarang di saat dia butuh temen curhat.Tapi Eunwoo merasa kalo sahabat nya itu memang perlu waktu sendiri buat menenangkan diri nya yang tidak stabil.
Apapun yang terjadi dengan Moonbin kedepan nya Eunwoo bakalan mendukung keputusan sahabat nya itu walau berat. Eunwoo udah janji ke diri nya sendiri saat Moonbin berjalan cepat mengambil kunci mobil dan pergi gitu aja entah kemana.
Moonbin nonjok dashboard buat menenangkan diri nya. Mobil hitam itu sudah terparkir manis di pinggir jalan yang sepi. Setelah puas, dia menenggelamkan kepala nya di antara lipatan tangan, menghembuskan napas panjang.
Seumur hidup nya Moonbin tidak pernah se frustrasi ini apalagi hanya karena perempuan. Moonbin berani bersumpah dia tidak akan seperti ini kalo saja dia tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidup nya dan Moonbin menyesali sekarang.
Suara dering ponsel membuat Moonbin menoleh sekilas kearah ponsel nya yang tergeletak begitu saja. Nama Sanha terpampang jelas di layar penghasil radiasi itu.
Beberapa detik kemudian ponsel mati dan nama JinWoo menggantikan nama Sanha. Ponsel kembali berdering. Dengan kasar Moonbin mematikan ponselnya, melempar kebelakang tanpa tahu ponsel itu retak. Dia sudah tidak peduli sekarang.
Moonbin perlu pelampiasan untuk amarah dan rasa khawatir nya. Opsi pertama nya dia ingin minum sebanyak banyak nya tapi itu akan dia pikirkan nanti saja karena saat tahu Moonbin minum, Eunwoo, Rocky dan MJ akan mengurung nya dalam ruang latihan berjam-jam hanya untuk membuat Moonbin merenungkan kesalahan nya.
Opsi kedua, Moonbin ingin ke pantai dan berteriak sekuat-kuat nya. Tapi, itu juga tidak dia lakukan karena pantai sudah sangat jauh dari lokasi nya sekarang. Bisa bisa di tengah perjalanan Moonbin menggila, oh ayolah walau sedang dalam keadaan seperti ini Moonbin masih mempunyai akal sehat nya walau sedikit.
Opsi ketiga, Moonbin ingin makan sepuas puas nya menumpahkan semua yang ia rasakan sekarang. Tapi, lagi lagi harus dia urungkan berhubung lelaki yang memiliki tinggi menjulang itu lupa membawa dompet. Saat keluar tadi, dia hanya membawa diri dan ponsel yang dia genggam saat itu.
Dan opsi terakhir.
Opsi yang agak gila disaat Moonbin ingin menghindar tapi hati nya berkata lain. Untuk terakhir kali nya dan juga untuk menghilangkan semua rasa bersalah nya Moonbin ingin melihat wajah gadis yang dia cintai selama ini. Sudah hampir sebulan ini dia tidak melihat ataupun mendengar suara cempreng yang dia sayang setelah perbuatan bodoh nya dulu.
Tanpa lelaki itu sadari, alam bawah sadar nya sudah menuntun mobil hitam itu menuju rumah yang selama ini selalu menjadi rumah kedua nya. Rumah yang selalu dia datangi disaat dia ingin seseorang memeluk nya erat. Rumah yang selalu dia pikirkan saat lelah. Rumah yang menyimpan sejuta kenangan. Rumah yang menjadi saksi bisu kebodohan nya.
Mobil itu terparkir di sebrang jalan rumah minimalis bercat hijau toska-putih. Lampu kamar di lantai atas sudah mati, Moonbin meyakinkan diri nya untuk tidak gila sekarang. Dengan mengetuk jendela bergorden pink itu seperti yang dulu sering dia lakukan saat datang tengah malam selesai latihan.
Baru saja memikirkan itu Moonbin hampir tidak bisa mengendalikan diri nya sendiri. Bagaimana kalo dia melihat secara langsung gadis yang pernah dia cintai sekaligus dia sakiti. Bahkan sekarang Moonbin berhalusinasi kalo gadis yang selama ini dia pikirkan baru saja membuka gerbang rumah nya untuk menuntun motor kesayangan nya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE+you
Fanfiction[IMAGINE] Bf!au [Some Chapters Privated] [Chapter yang di privated untuk sementara di unpub] Line ✔ Instagram ✔ FF ✔ tentang para member x You. cerita oneshoot antara kamu dan dia. BTS, Seventeen, Wanna One, (ex)-produce 101 s2, Day 6, ASTRO, JBJ, M...