#5: Tentang Waktu yang Hilang dan Tidak Pernah Kembali

33.7K 1.9K 79
                                    

Apa yang kamu inginkan jika punya kemampuan--atau Tuhan memberimu kesempatan--mengulang kembali waktu?

Kalau pertanyaan itu diajukan pada Azel tiga bulan yang lalu, jawaban Azel pasti hanya sekadar formalitas belaka. Ia tidak terlalu peduli dengan kembali ke masa lalu, karena tidak ada momen yang ingin ia ulang atau mesti ia perbaiki.

Namun berbeda dengan sekarang. Azel ingin kembali di malam dimana masalahnya ini di mulai. Azel tidak perlu datang ke pesta yang membuatnya minum hingga mabuk. Ia tidak perlu melepaskan kehormatannya hanya karena kata-kata manis Falih.

Sayangnya, waktu adalah sesuatu yang arogan dan kejam. Dia tidak akan mau kembali, meski sedetik pun. Tidak peduli seberapa besarnya kau ingin dan meminta. Dia akan terus melaju dan meninggalkanmu.

***

Malam itu hujan turun dengan intesitas rendah. Di seberang rumah kediaman Danuwijaya, Abytra memarkirkan mobilnya. Abytra menatap ke lantai dua rumah mewah tersebut. Tepatnya kamar gadis yang dalam hitungan hari akan menjadi istrinya.

Radio menyala dan memutar lagu-lagu berirama sendu. Mungkin penyiar sengaja menyesuaikan dengan cuaca malam ini. Abytra menjepit rokok di bibirnya dan mengisapnya dalam-dalam sebelum mengembuskan asapnya.

Omong-omong, sudah bertahun-tahun Abytra mengamati rumah kediaman Danuwijaya. Hampir setiap malam, di atas jam sebelas, Abytra akan datang dan menepikan mobilnya di seberang jalan rumah mewah tersebut. Melihat celah dan mencari peluang untuk masuk ke dalam keluarga tersebut. Tapi, kesempatan itu tidak pernah datang. Dirinya hampir saja menyerah.

Sekarang, tanpa Abytra duga dan tak perlu bersusah payah, kesempatan yang ia tunggu itu pun datang. Bahkan Tuan Danuwijaya itu sendiri yang membawanya masuk ke dalam keluarga besar tersebut. Ternyata benar, setiap perjuangan tidak pernah berakhir sia-sia. Itu yang Abytra yakinin.

Sekarang, ia tinggal memainkan perannya sebaik mungkin. Demi mewujudkan misinya selama ini: menghancurkan keluarga Danuwijaya.

Seperti yang keluarga itu lakukan pada kehidupannya.

***

Ada banyak hal yang hilang ketika kamu hamil di usia remaja. Pertama, kamu akan kehilangan masa-masa remaja yang sering dianggap banyak orang sebagai masa yang paling indah. Kedua, kamu akan kehilangan kesempatan meraih cita-citamu. Ketiga, kamu akan kehilangan teman-teman atau bahkan sahabatmu. Keempat, kamu akan kehilangan kebebasanmu. Dan yang terakhir, kamu akan kehilangan kebahagiaanmu.

Setidaknya itulah yang dirasakan Azel.

Kesalahannya cuma satu, hamil. Tapi dia harus menanggung banyak kehilangan. Begitulah hidup, sama sekali tidak adil dan tolerir terhadap kesalahan.

Besok adalah pernikahannya. Tapi tidak ada keriuhan layaknya sebuah pernikahan akan dilangsungkan. Tidak ada kerabat-kerabat yang datang. Tidak ada kesibukan mengurus ini-itu yang melelahkan--juga menyenangkan. Tidak ada tenda-tenda dan hiasan. Tidak ada undangan. Yang pasti, tiada persiapan apapun yang menandakan bahwa besok akan ada pernikahan yang berlangsung di kediaman Danuwijaya.

Ini pernikahan tertutup, begitu kata Papa.

Azel menatap bayangan dirinya di dalam cermin. Kurus, pucat dan berantakan. Ada bayangan hitam di sekitar bawah matanya akibat kurang tidur.

Besok adalah pernikahannya. Bagi banyak wanita, menikah adalah momen yang membuat hati berdebar bahagia. Tapi, tidak bagi Azel. Gadis itu malah merasa hampa.

***

Shotgun WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang