Matanya fokus memandang ke layar laptop berwarna putih itu, sejenak ia terdiam lalu berkata, "Jadi semua sudah siap?" Tanyanya kemudian.
"Iya, tapi ada satu orang lagi yang kemarin gak ikut pra-MOS." Ujar rekannya seraya menyerahkan berkas.
Ia mengambil berkas itu dari tangan rekannya, melihat-lihat sekilas, lalu meletakkannya diatas meja. "Masukan dia ke regu satu." Ujarnya memberikan instruksi pada seseorang. Dia adalah Nadia, wakil ketua OSIS SMA 1 Garuda.
Anak itu, cekatan dalam bekerjasama pada rekannya yang nyata lebih unggul darinya, namun sebagai seorang Nadia, ia cukup hebat jika berada sebagai kaki tangan seorang ket-os dingin dengan image angkuh yang merundungnya.
Anggara Nicholas. Ketua OSIS SMA 1 Garuda. Muda, berbakat, cerdas, dan tampan. Bibit unggul katanya.
Siapa yang menyangka jika ia bisa menjadi Ketua OSIS termuda sepanjang sejarah angkatan sebelumnya.
Mungkin karena kelas Akselerasi yang ia ikuti, ia bisa lebih dulu merasakan suasana kelas tiga daripada teman-teman sebayanya.
"Tolong, jangan sampai ada panitia yang telat besok!" Ujarnya menutup laptop dan segera berlalu keluar dari ruangan OSIS, membiarkan dirinya lebih dulu berlalu dari rekan-rekannya yang sebagian kecil terlihat berleha-leha dalam membereskan berkas.
Besok adalah hari yang penting, hari di mana siswa-siswi baru hadir dan mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa, yang tentu saja sebagai ketua OSIS ia yang bertanggung jawab penuh untuk memastikan kegiatan berjalan dengan lancar. Mungkin menjadi beban, mungkin juga tidak, toh, sudah tugas nya bersama dengan rekannya semua.
[][][]
Di tempat berbeda, seorang gadis menatap keluar kaca mobilnya yang masih basah akibat hujan yang sedari tadi merintik. Berkali-kali ia menghela napas panjang, tapi mungkin terlalu sering dalam beberapa jam terakhir.
"Welcome back to Jakarta, Bintang."
Itulah arti dari setiap helaan napasnya tadi. Ada kenangan yang tetap hidup di lembaran barunya, ikut menghimpit di sela-sela kertas putih kosong tanpa coretan itu. Tak benar-benar putih, karena sesuatu pernah menghapus paksa hingga meninggalkan noda yang mengabadi untuk dimengerti suatu hari nanti.
Sudah cukup lama ia pergi dari kota tempat kelahirannya, meninggalkan bintang kecil yang pernah bahagia dan tertawa di kota ini, sekarang ia kembali menjadi bintang remaja yang terang dan lebih berani daripada dulu.
Bahkan bintang kecil yang dulunya sempat pemalu, kini sudah lupa caranya untuk malu. Ia terlalu bersemangat, terlalu bersinar dengan terang, sehingga berubah hingga 180 derajat.
Dan itu sudah menyisir hal kecil yang seharusnya ia ingat, hal kecil yang dulu pernah ia janjikan untuk di tulisnya di atas batu agar tak mudah terhapus ombak, kini malah terkikis bersama waktu dan orang-orang baru yang ia temui. Tanpa ia tahu, sosok itu tetap menunggu, di dalam sebuah zona yang disebut dengan: Kenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's STAR
Teen Fiction[ON GOING] - Bintang. Anak baru yang membuat masalah di hari pertama MOS, dan mengibarkan bendera permusuhan kepada Ketua OSIS yang di puja-puja di sekolah. Kegilaannya membuat Nichol sang Ketua OSIS merasa diteror sang Alien dari negeri antah-be...