26. Rasa penasaran dan jawaban yang menyakitkan

72 2 0
                                    

Malam ini langit terlihat sangat cerah, indah dengan warna biru tua yang di hiasi kemilau cahaya bintang dan bulan.

Di bawah naungan langit yang indah ini,  aku berdiri di samping laki-laki yang sangat kurindu dan kusayangi.  Sosok Ayah yang pernah hilang dari hidupku.

Ayah membawaku ke beranda, tempat paling strategis untuk menatap langit,  katanya. 

Ia juga bilang kalau ia akan melihat bintang-bintang sebelum ia tertidur, hanya untuk mengingatkan dirinya pada anak perempuannya yang ia tinggalkan. 

"Ayah tahu, mungkin ini akan sangat mengejutkan Bintang.  Tapi, Ayah juga tidak bisa menyembunyikan rahasia ini selamanya." Ayah memberikanku beberapa lembar foto. 

"Itu adalah nenek kamu.  Ibunya Ayah.  Dia pernah menjodohkan Ayah dengan seorang perempuan yang cukup berada di sini, dulu. Tapi Ayah tidak pernah menghiraukannya. Singkat cerita Ayah pergi kuliah di Jakarta untuk menghindari perjodohan itu.  Sampai pada suatu hari Ayah jatuh cinta pada seorang gadis yang sangat cantik,  ia juga sangat cerdas,  gadis itu termasuk anak yang populer tapi memiliki kepribadian yang baik.  Ia juga bersikap sangat sederhana dan apa adanya.  Dia adalah... Ibumu." Ayah tersenyum saat menceritakannya.  Matanya penuh akan kerinduan pada masa di mana itu pernah terjadi.

"Mungkin Ayah tidak harus menceritakan secara detail,  karena anak Ayah masih sangat kecil untuk tahu cinta-cintaan." Ayah membelai rambutku lembut,  aku tersenyum kecil. Ada rasa geli di dada saat mendengar cerita cinta Ayah dan Ibu. 
"Ayah menikah dengan ibumu.  Setelah meminta restu dari orangtua Ibumu dan Ayah.  Sayangnya,  Nenekmu tidak menyetujuinya."

"Nenek.  Ibunya ayah?" aku bertanya.

"Iya.  Tapi kakekmu bilang menikahlah jika Ayah memang mencintai ibumu.  Nenekmu memang seperti itu,  dia hanya ingin Ayah menikah dengan gadis pilihannya."

Saat itu tiba-tiba ekspresi Ayah mulai berubah. "Saat kamu berumur empat tahun,  Ayah dapat kabar jika Nenek sakit keras, dan harus pulang secepatnya.  Ayah lalu pulang, walaupun berat meninggalkan kamu dan ibumu."

"Nenekmu yang saat itu sakit parah meminta satu permintaan agar Ayah menikah dengan gadis yang dulu sempat ia jodohkan.  Ia ingin Ayah menikahinya sebelum ia meninggal. Ayah tidak bisa dan tidak mau.  Tapi Nenek bilang Nikahi ia, waktunya juga tidak akan lama. Nenekmu bilang gadis itu mengidap kanker,  dan usianya juga tidak akan lama. Ayah bingung,  di sisi lain wajah ibumu terus terngiang di pikiran Ayah,  tapi permintaan Nenekmu juga cukup mengganggu Ayah.  Akhirnya, Ayah memberitahu ibumu apa yang sebenarnya terjadi."

Aku mendengarkan cerita itu dengan serius,  ada rasa tak percaya juga,  mengapa cerita cinta mereka seperti dalam drama.  "lalu?  Ibu bilang apa?"tanyaku pelan.

"Menikahlah.  Cintai ia dengan tulus. Ibumu tahu apa yang terbaik untukmu. Itulah yang ibumu katakan. Dengan berat hati Ayah menikahi gadis itu,  meskipun Ayah tidak mencintainya.  Suatu hari saat Nenekmu meninggal ia sempat memberikan sebuah surat untuk ibumu.  Ia menyuruh Ayah untuk memberikannya."

"Ayah tahu isi surat itu?"

"Tidak.  Nenek melarang Ayah untuk membacanya."

"Lalu apa Ayah sudah memberikannya? Kapan?"

"Saat kamu berumur tujuh tahun. Ayah pulang menemui ibumu dan memberikan surat itu.  Setelah itu Ayah tak pernah kembali. "

Ayah menghentikan ceritanya. Aku menunggu beberapa detik namun tak ada tanda-tanda ia ingin melanjutkan kalimatnya. 

"Jadi itu cara Ayah meninggalkan Mamah?"

Aku tersenyum pahit. "Wah.. Seharusnya Bintang tahu. Lalu setelah Istri muda Ayah meninggal Ayah memanggil Mamah dan bintang?  Untuk apa?" tiba-tiba aku merasa dadaku berkecamuk.  Bercampur aduk antara bingung dan marah. 

He's STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang