"Hanya pengecut yang diam melihat seseorang yang ia sayangi terluka.''
Flashback kembali ke 13 tahun yang lalu...
"sekarang serahin bekal makan itu!" tunjuk anak laki-laki bertubuh gempal dengan tatapan mengancam, ia mengganggu anak-anak lain lagi.
"tapi..."
"mau dipukul ya? serahin gak!" paksanya sambil menarik bekal makanan yang di pangku anak laki-laki dengan postur kurus berkulit pucat, lawan si gempal yang mengerikan itu.
''makanannya gak enak juga..." ujar anak laki-laki itu kembali, ia menatap laki-laki kurus yang menunduk itu puas, ''lain kali jangan sok-sokan kalau gak mau kena hajar.." ujarnya mengancam.
"heh gendut!" anak perempuan dengan postur tubuh tak kalah kurus dengan anak laki-laki itu dengan tanpa pikir panjang langsung mengertak anak bertubuh gempal tanpa rasa takut, matanya melotot, ia berkacak pinggang.
''mau tambah bulat ya? badan udah kayak gentong gitu masih aja bandel. Dasar!!" cerca nya tanpa basa-basi.
Anak perempuan berambut panjang sepinggang, bergelombang dan berwarna kecoklatan. Sejak pertama kali melihatnya kau akan mengatakan bahwa anak itu cantik dan manis, namun itu sebelum kau tahu jika hobi nya adalah berkelahi.
"kamu mau kena pukul juga?" anak bertubuh gempal itu balas berkacak pinggang, memandang sang anak perempuan dengan marah, jengkel.
"Pukul aja. Ayo pukul sekarang, kalau mau berantem cepat sekarang, tapi ingat, Kalau kamu kalah jangan pernah ganggu dia lagi!" tunjuk anak perempuan itu pada anak laki-laki yang sekarang memasang wajah datar, dalam hati ia tak minta di bela, apalagi oleh anak perempuan.
"kalau kalah?"
"aku gak mungkin kalah." Sahut anak perempuan itu yakin, ia melemparkan tas bergambar mickey mouse itu ke lantai, membuat gantungan kuncinya seketika berdecing-decing mengenai lantai.
Anak perempuan itu langsung menonjok perut anak laki-laki gempal itu keras, sementara sang anak laki-laki menarik rambut panjangnya tanpa ampun, "dasar gendut!" teriak anak perempuan itu sembari mencoba melepaskan tarikan rambutnya, "dasar jelek." Balas anak bertubuh gempal itu.
Mereka berkelahi dengan disaksikan anak-anak lain yang tiba-tiba keluar dari ruangan, guru-guru yang melihat segera melerai mereka. meskipun keduanya sempat terjatuh dan terguling di lantai hingga membuat baju putih yang mereka kenakan penuh dengan noda-noda tanah, mereka tak peduli. Di sisi lain ada seorang anak laki-laki yang tak mau mengalah dengan seorang anak perempuan karena takut diremehkan, di sisi lainnya ada perasaan ingin melindungi seorang teman yang harus ia lakukan dengan suatu cara, mungkin salah satunya adalah ini.
"Bintang!!!"
"Leo!!!"
Suara guru perempuan berkaca mata membuat kami sempat menoleh sejenak, ibu guru yang cukup galak, tapi siapa yang peduli.
"aduhhh.... Anak-anak ini masih kecil sudah berkelahi." Ia memegang lengan Leo cepat, sementara aku di ajak oleh guru perempuan yang lain.
"sudah Bintang, sudah sayang..."
Perkelahian berhenti, meskipun tak ada yang menang atau kalah setidaknya aku telah puas memukul perut dan wajah anak menyebalkan itu. sekarang jangan pernah berani-berani mengganggu dia lagi!
***
Meskipun aku mengingat dia sebagai seseorang yang aku ingin lindungi, seseorang yang pernah aku bela mati-matian karena suatu alasan yang aku sendiri dulu tak tahu mengapa, masih tak mengerti, aku tetap tak bisa menempatkan dirinya yang dulu dengan dirimu yang ada di hadapanku kini. Maksudku dia adalah dirimu dan aku baru saja menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's STAR
Teen Fiction[ON GOING] - Bintang. Anak baru yang membuat masalah di hari pertama MOS, dan mengibarkan bendera permusuhan kepada Ketua OSIS yang di puja-puja di sekolah. Kegilaannya membuat Nichol sang Ketua OSIS merasa diteror sang Alien dari negeri antah-be...