Sudah dua hari aku tidak melihat Dion, sepertinya ia tak masuk sekolah. bahkan saat kutanya ke anak-anak lain, mereka bilang jika Dion tak ada menitipkan absen sama sekali. “anak itu.. kemana sih?” ujarku sedikit kesal karena ia sama sekali tak ada kabar.
“oh iya Bil, lo tahu kan dimana Dion?” aku mendekati Billy teman sebangku Dion, “gue gak tahu.” sahutnya enteng. “gue serius.” Aku melotot kearahnya.
“kenapa lo gak kerumahnya?” Ujar Billy memberikan saran, “atau ke studio milik nya?”
Aku terdiam sejenak, sejak awal aku bahkan tidak tahu dimana rumahnya Dion, atau bahkan mengunjungi rumahnya. Yang aku tahu bahwa letak studio nya tak jauh dari rumahku, namun itupun aku jarang berkunjung kesana. Sejak awal aku tak tahu apa-apa tentangnya, namun ia selalu berusaha mengetahui tentangku.
“gue gak tahu rumah Dion,” ujarku jujur. Billy memandangku iba, “mau gue antar?”
***
“sudah dua hari mas Dion gak pulang kerumah, dia bilang dia mau ke studio buat latihan. Itupun dia bilang waktu ngambil baju.” Ujar Bi Tuti asisten rumah tangga keluarga Dion.
“oh… gitu ya bu, makasih ya.” ujarku sebelum berlalu dari rumah.
Hari ini setelah pulang sekolah Billy berbaik hati mengantarkanku untuk menemui Dion, meskipun didalam hati ada rasa takut jika Dion mungkin tak ingin menemuiku lagi. “Dion…lo kenapa sih?” batinku mulai gelisah.
“Bintang, gue ngantar sampai sini aja ya, titip salam aja buat Dion. Soalnya gue harus kursus hari ini, jadi sorry.” Ujarnya saat kami tiba di depan studio musik milik Dion.
“iya gapapa, ini aja gue udah makasih banget karena lo udah mau bantuin gue.”‘’oke santai aja, gue balik ya.’’
‘’iya..hati-hati.’’ Aku melambai kearahnya.
Setelah Billy pergi barulah aku memasuki studio, suasananya lumayan ramai banyak anak-anak lain yang juga sedang berlatih, namun aku tak kunjung melihat Dion, bahkan suaranya pun tak ada terdengar.
“kak… Dion nya ada?” tanyaku pada seorang laki-laki bertubuh kurus yang duduk santai di dekat meja resepsionis. “oh teman Dion ya, dia ada kok di lantai atas, naik aja.” Ujarnya sembari memberikan isyarat pada telunjuknya. “oke makasih kak."
Sesampainya di lantai atas kulihat Dion sedang berbaring di sofa sedang membaca buku dengan headset di telinganya. Ia tak menyadari keberadaanku hingga aku berdiri tepat setengah meter di sampingnya.
“Bi..Bintang, ngapain lo kesini?” Dion memandangku kaget.“lo sendiri ngapain disini?” tanyaku balik. Dion tak menyahut, ia memandangku bingung, namun sejenak kemudian pandangannya melemah, ia meletakan buku di atas meja dan melepas headsetnya cepat. “lebih baik lo balik.”
“kenapa lo gak masuk sekolah hari ini? Maksud gue dua hari ini.” Ujarku tanpa merespon kalimat miliknya.
“gue bosan.” Jawabnya santai.
Aku berjalan mendekatinya, “lo bosan apa marah?”
“maksud lo?” tanyanya tanpa menoleh padaku, “gue marah sama lo?”
KAMU SEDANG MEMBACA
He's STAR
Teen Fiction[ON GOING] - Bintang. Anak baru yang membuat masalah di hari pertama MOS, dan mengibarkan bendera permusuhan kepada Ketua OSIS yang di puja-puja di sekolah. Kegilaannya membuat Nichol sang Ketua OSIS merasa diteror sang Alien dari negeri antah-be...