8. Kelas Dagelan

234 11 0
                                    

     Sinar matahari merembes masuk ke dalam kamarku, memberhentikan mimpi-mimpi yang masih berusaha kusambungkan dengan paksa.

     Entah mengapa, jaringan terputus begitu saja, sinyal mimpiku berjalan melambat akibat cahaya yang masuk dari luar.

     "BINTANG!"
Teriak seseorang diluar kamar. "Ya! Bangun, oke bintang bangun!" Aku melompat cepat dari kasur, sampai tubuhku terjatuh kelantai. "Aw!"

     "Sudah jam berapa sekarang? Mamah bilang kan bangun, terus cepat-cepat mandi, malah tidur lagi!" Omelan maut dari mamah keluar. The power of emak-emak.

     "Khilaf mah!" Sahutku dari dalam kamar. "Gak ada, sekarang mamah tunggu 10 menit, kalau gak keluar mamah tinggal sekarang!" Ancamnya dari balik pintu.

     "Astagfirullah, mah kejam sangat pada anak mu ini.." Aku mengambil handuk dan langsung ngacir ke kamar mandi cepat. Cuci muka, cuci kaki,sikat gigi, dan.. Mandi kalau sempat.

     "Sudah selesai?"

Tanya mamah ketika aku muncul dari dalam kamar. "Iya, mah." Sahutku pelan, tidak berani mengambil resiko lebih banyak, takut salah kata bisa habis kita. "Tamat riwayat gue."

     "Lihat sekarang sudah jam berapa?" Ujar mamah sambil menunjuk jam dinding di ruang keluarga. "Setengah delapan." Sahutku pelan, pelan sekali.

     "Mamah gak mau dapat surat panggilan gara-gara kamu keseringan telat, kalau sampai surat itu datang, mamah suruh papah yang ngambil!" Ancam mamah lagi.

     Aku menggigit bibir kecil. "Please jangan ngasih tahu papah.."

     "Kalau sampai papah tahu, jangan kan motor, handphone kamu juga bakal diambil. Gak boleh nonton tv lewat jam sembilan malam, apalagi nonton film di laptop, dengar?!" Mamah terus mengomel. "Sudah masuk kedalam mobil!" Ujarnya galak.

     Ya beginilah, kejadiannya, terus berulang hingga mamah hilang kesabaran.

     Mamahku bukanlah tipikal ibu-ibu yang suka marah, tapi sekali marah 'kelar hidup lo.'

     "Besok-besok terlambat lagi, ya bintang?" Ujar mamah melirik dari kaca didepannya.

     "Enggak mah.." Aku menjawab pelan. "Mah, ngomong-ngomong uang jajan bintang belum dikasih." Ujarku angkat bicara karena mamah masih belum memberikan uang jajan sedari tadi meski jarak sekolah semakin dekat.

     "Mamah potong sekian ribu dari berapa banyak kamu telat kesekolah. Telat satu hari potong seribu, dan dalam satu bulan ini.. Rasanya kamu sudah telat sebelas kali, mamah punya catatannya di sini!" Ujarnya menunjukan buku kecil bertuliskan 'Buku tata tertib untuk bintang.'

     Kalian harus tahu, itu adalah buku harian terkonyol yang pernah mamah punya, aku ingat sekali mamah suka membeli buku harian namun berisikan hal-hal konyol dan memalukan yang pernah kulakukan selama hidup. Maybe.

1999-2004 (Little Star)
2005-2011 (My Princess)
2012-2015 (Beautiful Girl)
2016-2018 (Dalam Proses)

     Well, kadang aku mikir, mungkin itu adalah cerita tentangku yang sengaja mamah buat sequel-nya. Sekalipun aku tak pernah membaca semuanya, namun aku paham betul apa yang mamah tulis disana.

     Ada beberapa cerita yang  masih ku ingat hingga kini dari catatan tahun 2005-2011.

     "Sore ini, mamah lihat bintang manjat pagar rumah untuk pulang karena tidak kuat menggeser pagar, sampai dikira pak satpam maling cilik."

He's STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang