Mataku melotot melihat sosok yang sedari tadi kucari itu. "Aan!" teriakku girang. "aduh an, kangennya diriku padamu..!" ujarku menepuk-nepuk tangannya."iya sama diriku juga kangen..!" teriaknya heboh. Kurasakan beberapa pasang mata menatap kami lucu. "gak usah dipeduliin." Aku memberikan isyarat padanya.
Jangan heran. Aan atau Anto Mildan adalah teman baikku sejak TK, SD, hingga SMP. Sayangnya SMA tidak. "ya begitulah, Aan dapat beasiswa di SMA 1 Nusa. Sehingga kami harus berpisah di SMA."
Sejak dulu sifat Aan memang agak kemayu. Dia juga lebih suka ikut ngobrol dengan teman-teman cewek dikelas daripada ikut cowok panas-panasan main bola.
Pernah sekali kami mendandani Aan pakai kerudung dan sungguh diluar dugaan. So pretty. "ihhh.. cantiknya!" aku kembali flashback ke masa-masa SMP dulu.
"masih jadi anak pramuka aja?" ujarku padanya. "iyalah. Anak Pramuka sejati nih gue." Ujarnya dengan gaya khas-nya. Mengibaskan rambut kesamping. "alay lu!" aku mengacak rambutnya.
Aan menahan tanganku cepat. "ih..ih berantakan nih tang.." ujarnya gemas. "hii.. gemasnya gue." Aku mengacak rambutnya lagi.
"bintang?" panggil seseorang tiba-tiba. "kak nadia?" ujarku langsung berdiri. "teman kamu?" ujarnya tersenyum. "iya. namanya Aan." Aku menarik Aan untuk berdiri. "Aan." Ujarnya mengangguk. "Nadia." Ujar kak Nadia sambil menjulurkan tangannya.
Kulihat wajah Aan merona. "eitt dah ni anak..!" batinku lucu. "oh iya tang, tadi Nichol nyariin katanya kamu naruh Flashdisk OSIS dimana?" ujar kak Nadia mengalihkan pandangannya padaku.
"oh iya.. itu masih ada didalam tas bintang." Ujarku mengangkat jari telunjukku. "yaudah An, gue tinggal dulu ya. Salam perpisahan." Kami langsung kompak dengan gaya khas kami.
"kalian lucu juga ya?" kak nadia masih terkekeh disampingku. "ya gitu deh kak. Namanya juga teman." Ujarku tersenyum.
OSIS Room.
"flashdisk OSIS dimana? Orang pada sibuk nyariin kamu. Kemana aja sih kayak artis aja." Ujarnya asal nyerocos. Siapa lagi kalau bukan Senior tampan setengah waras itu. "lho bukannya gue ke aula ya." Ujarku menyahut. "makanya nanya dulu, jangan langsung marah aja." Ujarku manyun.
Aku mengambil tasku di kursi dan mencari flashdisk itu. "Nih." Ujarku memberikan padanya. "oh iya kak, ada yang bisa bintang bantu lagi?' tanyaku menghampiri kak nadia. "oh itu.." ujar kak nadia terpotong. "Tolong carikan absen rapat kemarin bisa?" ujar Nichol kemudian.
"ambil sendiri." Batinku kesal. "tolong ya?" ujar Nichol menjentikkan tangannya. "iya!" aku langsung menuju kearah lemari. "gilaa.. masih tinggi aja nih lemari."
Aku berjingkit-jingkit mengambil file itu. "kak.." baru saja aku memanggil kak nadia untuk minta tolong tiba-tiba saja Nichol kembali menyela. "Nad, tolong kamu data ulang semua peserta untuk malam ini." Ujar Nichol memberikan kertas putih di tangannya.
"oh iya.." Kak Nadia berjalan menghampirinya dan mengambil kertas itu cepat. "saya tinggal dulu ya tang.." ujar kak Nadia memegang bahuku pelan. "iya kak." Anggukku kecil.
Kulihat bibir Nichol melengkung, dia tersenyum. "niat amat sih mau nyiksa gue?" ujarku menggerutu.
Aku sudah bertekad untuk tidak meminta bantuannya. "pinjam kursi!" ujarku menggeser kursi itu mendekati lemari. "Absen..absen." aku mulai mencari berkas itu cepat.
"Nic, kok gak ada sih?" ujarku kembali membuka lemari yang lain. "cari lagi pasti gak teliti." Sahutnya datar. "ck..!" aku berdecak sebal.
"tapi Nic, ini beneran gak ada." Aku masih mencari-cari absen itu. "Sudah gak usah, udah dapat." Sahut Nichol dengan datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's STAR
Teen Fiction[ON GOING] - Bintang. Anak baru yang membuat masalah di hari pertama MOS, dan mengibarkan bendera permusuhan kepada Ketua OSIS yang di puja-puja di sekolah. Kegilaannya membuat Nichol sang Ketua OSIS merasa diteror sang Alien dari negeri antah-be...