42. Maple Milikku

7 2 1
                                    

Jika teringat tentang dikau

Jauh di mata dekat di hati

Sempat terpikir tuk kembali

Walau beda akan kujalani

Tak ada niat untuk selamanya pergi

Song of Melly Goeslow ft. Ari Lasso

Aku dengan santainya membiarkan alunan musik hanyut memenuhi gendang telingaku melalui earphone yang seperti berbisik lirih tentang lagu yang seperti menyampaikan pesan. Rasanya seperti berbincang dengan diri yang lain, yang mengatakan bahwa akulah dirimu saat ini.

Mataku yang tadinya sempat terpejam lelap perlahan-lahan terbuka, ternyata musik tadi nyaris membuatku tertidur. Namun guncangan tangan dari seseorang membenturkan lelap itu hingga membuat indera tubuhku yang lain cepat merespon.

"ya?" kataku begitu menyadarinya.

Sepupuku segera menunjuk ke luar kamar, "Leo sudah datang" katanya memberitahu.

"oh iya" kataku perlahan-lahan bangun dari tempat tidur.

"Natalie kemana?" tanyaku pada Grace, sepupuku.

katanya dia mau keperpustakaan buat pinjam buku bentar sahut Grace seraya membantuku mengambil tas yang tadi kuletakan di samping tempat tidur.

"oh yaudah, gue pamit ya..bilangin sama Grace" sahutku seraya melambai padanya.

Grace membalas lambaian tanganku, "jangan lupa malam ini Natalie ngajak barbeque-an. Jangan terlalu larut pulangnya" katanya mengingatkan.

Aku mengangguk setuju, "oke" balasku padanya.

Aku segera berjalan keluar kamar dan menemui Leo di ruang tamu, sebenarnya aku sudah siap dari tadi tapi Leo bilang dia sedikit terlambat karena suatu urusan dan aku memutuskan untuk menunggu sambil rebahan dan malah hampir ketiduran.

"lama ya?" Leo bertanya saat melihatku yang sempat menguap.

Aku mengangguk, "lumayan" balasku dengan mata sedikit berair menahan kantuk.

"yaudah kita berangkat sekarang, nanti kalau kemalaman Natalie ngamuk..dia ngajak barbeque-an kan nanti malam" ucap Leo yang juga sempat diberitahu Grace dan Natalie agar tidak pulang terlalu larut.

Aku mengangguk setuju.

Akhirnya kami berdua berangkat ke suatu tempat yang ingin sekali Leo tunjukan padaku. Kami dengan mobil yang dikemudikan oleh Leo membelah jalanan yang cukup ramai di tengah-tengah kota London yang tengah menemui musim gugur itu. Mungkin tidak kentara jika sedang musim gugur saat masih di tengah-tengah perkotaan, namun jika lebih jauh meninggalkan jalanan kota barulah terlihat pohon-pohon maple yang tinggi dan kokoh sedang menunjukkan eksistensi keindahannya.

Perjalanan ini terasa lambat seperti waktu yang berbisik agar menikmati dengan sabar momen seperti ini. Aku terus terpukau pada daun-daun maple di sepanjang jalan yang mulai menguning emas, mataku termanjakan dengan pemandangan yang disuguhkan oleh semesta. Secarik senyum muncul di sudut bibirku, pemandangan ini sangat-sangat indah, membuatku melupakan sejenak beban yang tengah ditanggung oleh dada yang sesak.

Leo tetap fokus mengemudikan mobilnya di sepanjang jalan, mungkin sesekali ia melihat kerahku yang terpukau pada pemandanan sisi kiri kanan jalan, namun ia tak berkata apapun dan membiarkan tetap berada di dalam duniaku.

"memang kita mau kemana?" tanyaku yang pada akhirnya lebih dulu yang memulai obrolan, memecah kesunyian yang sedari tadi menguasai.

"ada deh, nanti juga lo tahu" sahut Leo seadanya, ia sempat mengulum senyumnya sebelum akhirnya muncul juga karena wajah bingungku yang menurutnya lucu.

He's STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang