Perpisahan kelas XII
Aku memeluk kedua orangtua erat, wajah mereka begitu bahagia ketika melihat anak perempuannya tadi naik ke atas podium dengan peringkat ke-3 di kelas.
Bagiku, ini adalah perubahan yang cukup besar. Aku yang tadinya selalu berada di peringkat 30-an akhirnya bisa mendapatkan kesempatan untuk merasakan menjadi 3 besar di kelas. Meskipun hanya satu tahun terakhir sebelum kelulusanku.
Sesaat sebelumnya, aku yang berada di podium memandang Ibu dan Ayahku yang tersenyum bangga kepadaku. Mamah berkali-kali menyeka air mata di pipinya, "Mamah sayang kamu, Nak" katanya sedikit berbisik.
Aku menerima rapot dan piagam dari wali kelasku, beliau memuji prestasiku yang melonjak secara signifikan. Aku hanya mengangguk mengucapkan terimakasih.
Aku tak menyangka jika kedua sahabat juga mendapatkan peringkat, di mana Sabila menduduki peringkat ke-1 dan Annisa berada di peringkat ke-2.
Sabila memang selalu berada di sekitar lingkaran 3 besar saja, begitupula dengan Annisa yang selalu masuk 10 besar. Namun hari ini, di akhir masa putih abu-abu kami, mereka menuntaskan tugasnya dengan hasil yang sangat memuaskan. Aku bangga sekali dengan mereka berdua.
"Saya mengucapkan terimakasih kepada orangtua saya, Mamah sama papa...terimakasih, juga guru-guru yang sabar mendidik kami, terimakasih banyak. Teman-teman semua yang selalu memberikan pengalaman baru di setiap harinya, khususnya kedua sahabat saya, terimakasih. Saya mencintai kalian semua" Sabila lebih dulu menyampaikan terimakasihnya.
Setelah itu, giliran Annisa kembali "juga terimakasih buat Pak Hardian, guru favorit kami. We love you, Pak" Annisa memberikan isyarat pada Pak Hardian yang terlihat menyilangkan tangannya ke dada seraya mengangguk-anggukan kepala bangga.
"terakhir...terimakasih buat rekan-rekan organisasi semua yang selama ini udah sama-sama bekerja keras, kalian keren banget. Dan...terimakasih juga untuk senior yang pernah jadi lulusan terbaik di sekolah ini, sudah memotivasi saya, terimakasih. Semoga waktu mempertemukan kita kembali" kataku menutup ucapan terimakasih dari kedua sahabatku sebelumnya.
Suasana perpisahan terasa mengharu biru, kami saling meminta maaf dan berterimakasih untuk beberapa hal yang sudah dilewati bersama-sama. Namun, beberapa hal sepertinya tidak pernah berubah.
"Annisa, sini foto bentar" Didin menarik rambut panjang Annisa sampai membuatnya berteriak jengkel.
"ARGHH SAKIT DODOL!" teriak Annisa di telinga Didin.
"Ishh" Didin menggosok telinganya pelan, "jangan teriak-teriak sayang" katanya membuat Annisa kembali mengamuk.
"sayang-sayang sembarangan!" Annisa memukul keras lengan Didin.
Didin sempat meringis kesakitan, namun buru-buru ia merangkul pundak Annisa.
"udah, udah foto bentar" katanya tersenyum kearah orang yang ia suruh untuk memotretnya.
"satu..dua..tiga!"
Cekrek...cekrek!
Didin melepaskan rangkulannya lembut, "thankyou, cantik" ucap Didin tersenyum manis.
Annisa memasang wajah ilfil, "iyuh" balasnya sembari berjalan menjauh.
Didin mengambil boneka baymax yang ada di tangan Annisa. Boneka itu merupakan hadiah perpisahan dari adik tingkat yang katanya mengagumi sosok Annisa. Ehem.
"Didin kembaliin boneka gue!" teriak Annisa pada sosok yang selalu saja mengusik hari-harinya di sekolah.
"buat gue ya" celutuk Didin asal.

KAMU SEDANG MEMBACA
He's STAR
Teen Fiction[ON GOING] - Bintang. Anak baru yang membuat masalah di hari pertama MOS, dan mengibarkan bendera permusuhan kepada Ketua OSIS yang di puja-puja di sekolah. Kegilaannya membuat Nichol sang Ketua OSIS merasa diteror sang Alien dari negeri antah-be...