“Kriiiinnngggggggg!!!”
“Kriiiinnngggggggg!!!”
Mataku terbuka cepat, segera aku bangkit dari kasur dan mematikan jam beker-ku yang berbunyi nyaring. “Pagiiiiii!”
Aku berteriak kecil untuk diriku sendiri. tentu saja, masih jam setengah lima pagi. Siapa yang ingin aku ucapi. Mamah? Masih istirahat. Papah? Tidak di sini.
Jendela kubuka cepat. Ah, angin pagi yang menyejukkan, cahaya mentari memang belum tampak, tapi sebentar lagi ia akan menyapa. Tak apalah jika aku lebih dulu menyapa. “Selamat Pagi Mentari!”
Akhirnya hari yang dinanti-nantikan tiba juga, setelah dibuat deg-degan menghitungnya. Begitu singkatnya ia beralih. Dari kemarin menjadi hari ini. Mungkin begitu juga dengan besok hari. Singkat dan tak terasa sama sekali.
…Rahasia waktu…Setelah mandi dan berganti pakaian, seketika aku mencari alat rias yang bisa kugunakan. “Astaga, kapan terakhir kali aku memakai lipstick?” aku membatin, melihat alat hias-ku di depan cermin kecil. “gini nih.. mentang-mentang cantik, gak ada alat make up. Cuman bedak sama pelembab bibir.”
Kembali lagi kebiasaannya. Percaya diri yang menghawatirkan. “muji diri sendiri gak apa-apa. Asal jangan berlebihan.” Gumamku lagi.
“Mah, Bintang boleh pinjam alat make up-nya mamah?” tanyaku ketika mamah sudah keluar dari kamarnya. “boleh, memangnya langsung dipakai ya? Apa gak luntur nanti?” tanya mamah balik.
Aku menggeleng cepat. “enggak mah, tenang aja. Kecantikan Bintang gak bakal luntur. Awet pokoknya mah, kayak ikan asin!” jawabku yakin.
“dibilangin.. malah bercanda.”
“gak bercanda kok, Bintang serius!”
“iya..iya terserah kamu. Ambil di dalam kotaknya di depan cermin rias mamah. Ambil seperlunya.” Ujar Mamah mengacak-acak rambutku yang masih basah.
Aku mengangguk. “okedeh.”Pukul 08.00 WIB.
Mobil melaju kencang. Kepanikanku menular pada mamah. Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba saja ban mobil yang kami tumpangi mendadak bocor. Sehingga harus menunggu selama setengah jam lewat dibengkel.
“Mah, lebih cepat lagi dong, telat ini.” Ujarku semakin panik ketika melihat jam di tangan.
Janjinya kami berkumpul pukul 07.30 WIB. Sedangkan sekarang… aku sudah telat setengah jam. “Mudah-mudahan masih keburu! ” Batinku kecil.
Pagar sekolah sudah ditutup. Tentu saja, hari ini masih kegiatan belajar-mengajar, hanya orang-orang yang sudah di daftarkan saja yang bisa ikut ke SMA 1 Nusa. “kamu sudah telat ya?” Tanya Mamah saat melihat gerbang sekolah yang tertutup.
“iya.. yaudah deh. Mamah berangkat aja. Bintang gampang kok.” ujarku sembari mencium tangan mamah dan bergegas turun dari mobil.
Aku berlari mendekati pagar kokoh yang melindungi sekolahku itu. celingak-celinguk mencari satpam yang biasanya jaga, namun entah mengapa ia hilang bak ditelan bumi. “sadisssss..” gumamku semakin panik saja.
“Nak Bintang?”
Aku menoleh, persis kebelakang. “eh..iya."
Mataku melotot. Ini dia yang dicari-cari.“Pak satpam, teman-teman yang lain sudah pada berangkat ya?” tanyaku cepat.
“sudah lima belas menit yang lalu. Kamu kok ketinggalan?” tanya Pak satpam bingung.
“aduh.. tadi ban mobilnya bocor, terus nambal dulu deh.”
“Bu Rena sudah berangkat?” tanyaku lagi.
“Justru itu.. mereka naik mobil bu Rena.”

KAMU SEDANG MEMBACA
He's STAR
Teen Fiction[ON GOING] - Bintang. Anak baru yang membuat masalah di hari pertama MOS, dan mengibarkan bendera permusuhan kepada Ketua OSIS yang di puja-puja di sekolah. Kegilaannya membuat Nichol sang Ketua OSIS merasa diteror sang Alien dari negeri antah-be...