Saat tiba di lift, Taewon langsung membalikan badannya kearah Jena, yang membuat perempuan bersurai coklat tua tersebut juga turut membalikan badannya kearah Taewon.
"Jena noona?" tanya Taewon dengan nada tak pasti.
Jena membulatkan matanya.
"Bagaimana kau-"
"Hyung! Bagaimana aku tidak menyadarinya akh!" Taewoo tiba-tiba berteriak memotong ucapan Jena.
Taewon kemudian menepuk bibir kembarannya itu dengan kencang, "Kendalikan mulutmu bung."
Yang dipukul bukannya merasa kesal, tetapi ia malah terkekeh pelan menampilkan giginya yang tersusun rapi.
"Sena pernah bercerita?" tanya Jena.
Taewon menggeleng pelan, "Tidak, aku tahu karena Taewoo selalu suka menstalk semua orang, dan ia tahu bahwa Sena noona memiliki kembaran."
"Tapi bagaimana kau tahu kalau aku bukan Sena?"
"Tattoo," Taewon menunjuk sebuah tattoo kecil yang terletak di pinggir telunjuk jena.
Jena pun langsung mengangkat telunjuk kirinya tersebut.
"Sena noona tidak mempunyai tattoo, tetapi di beberapa post instagram mu kau sempat mem-post foto dimana tattoo di telunjukmu tersebut terlihat."
Jena mengelus tatttoo-nya pelan, kemudian tersenyum kearah Taewon, "Terima kasih."
Taewon pun mengangguk senang.
Saat lift berdenting menandakan mereka sudah sampai di basement tempat dimana Seokjin memarkirkan mobilnya, mereka bertiga langsung keluar dari lift tersebut lalu berjalan beriringan.
"Mengapa noona tidak memakan cake nya?" tanya Taewoo saat mereka sedang mencari mobil milik Seokjin.
"Aku alergi strawberry."
Taewoo pun membentuk mulutnya menjadi huruf 'o' sesaat kemudian.
Setibanya mereka didepan mobil Seokjin, Jena langsung menekan tombol unlock pada kunci tersebut.
"Tunggu!" teriak Jena saat melihat Taewoo dan Taewon hendak memasuki mobil.
"A-aku tidak tahu jalan di Korea."
Taewon mendesah pelan, sementara Taewoo si pemuda yang hobinya melebih-lebihkan sesuatu berteriak dengan kencang.
"Aku kan baru saja tiba dari New York, terakhir kali aku datang ke Korea saja saat tiga tahun yang lalu."
Taewon kembali menutup pintu mobil, "Yasudah kita berdua naik taksi saja."
"Hyung, bila noona kembali ke atas lagi, ia pasti akan di interogasi."
Taewon kembali mendesah pelan, "Yasudah, kau ikut dengan kami saja noona."
"Mana bisa begitu," ucap Jena.
"Bagaimana kalau kita berjalan-jalan sekitar komplek hotel ini? Jena noona kan juga bisa mengingat-ingat." Usul Taewon.
"Aku sedang pakai heels," keluh Jena.
Taewon membuka sepatu kets-nya lalu menaruhnya di depan kaki Jena, "Noona pakai sepatu saja, nanti aku akan membeli sendal di minimarket depan."
"Udara di luar kan sedang dingin Tae."
"Oh ayolah, ini baru awal musim gugur."
Jena kembali memprotes Taewon, tetapi pemuda itu tetap ingin berjalan-jalan hanya menggunakan kaos kaki saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
AUTUMN WHITE LIES
FanficSaat musim gugur, semua orang mempunyai kisahnya masing-masing. Begitu pula dengan Jena, yang kisahnya entah berakhir bahagia atau bahkan terlupakan. ©seoulatnight 2017