Bereaved

7.8K 1K 37
                                    

"Karena pernah terjadi benturan keras sebelumnya, kecelakaan kali ini membuat retakan di kepalanya membesar. Bisa saja terjadi cedera bersifat permanen, tetapi baru akan bisa dipastikan setelah pasien sadar."

Hanna baru saja menerjemahkan apa yang tadi dokter katakan padanya dan Jungkook.

Jungkook mendesah berat sambil menundukkan kepalanya.

Hanna menarik Jungkook untuk duduk di salah satu bangku panjang di lorong rumah sakit.

Khawatir tentang kondisi jantung Jungkook yang lemah, Hanna pun hanya duduk diam di samping Jungkook selama tiga puluh menit, memperhatikan Jungkook yang menatap kosong depannya.

Hanna akhirnya bangkit berdiri untuk membeli sebuah soda kaleng dan kembali beberapa menit kemudian dengan dua buah kaleng di tangannya.

"Minumlah," ucapnya sambil menyodorkan minuman tersebut ke wajah Jungkook.

Jungkook menerimanya, kemudian Hanna kembali duduk di samping Jungkook.

"Jung," panggil Hanna pelan membuat Jungkook menoleh setelah meneguk minumannya.

Perempuan itu sempat ragu untuk bertanya, tapi bila ia tak bertanya sekarang, kesempatan itu tak akan datang lagi.

"Siapa dia?" lanjut Hanna.

Jungkook menurunkan kepalanya kemudian menjawab Hanna dengan nada rendah.

"Sahabatku."

Hanna tak pernah melihat pemuda itu sebelumnya, apa ia teman Jungkook semasa ia tinggal di Korea?

"Dulu kami pernah mengalami kecelakaan bersama, kecelakaan motor."

Hanna menatap Jungkook yang matanya sudah mulai berkaca-kaca.

"Seperti yang kau ketahui, jantungku sedikit mengalami masalah dan itu karena kecelakaan itu. Lalu, keluargaku memindahkanku ke rumah sakit New York."

"Tempat pertamamu bertemu Jena?"

Jungkook mengangguk lemah.

"Taehyung hampir tak mengalami cacat sedikitpun, hanya retakan kecil di bagian kepala dan lecet di lengan dan kakinya. Ia merasa semua itu salahnya, padahal bukan itu kenyataannya."

"Taehyung ingin bertanggung jawab. Bahkan kata salah satu teman kami, bila ia bisa menukar nyawanya untukku, ia akan melakukannya. Tetapi aku tak mau, karena itu bukan kesalahannya." Jungkook mendesah berat.

Dari mata Jungkook, Hanna bisa melihat pemuda itu sedang frustasi dan seperti kehilangan sebagian dirinya.

"Karena itu aku tak ingin kembali ke Korea. Tetapi Rena berhasil mengetahui keberadaanku dan memberitahunya ke Taehyung."

Hanna benar-benar tak menyangka bahwa Jungkook selama ini menyimpan rahasia yang kelewat besar. Apa Jena mengetahuinya?

"Aku tak ingin Jena tahu, maka itu aku menyuruhnya untuk menemuiku di sini. Taehyung terus memaksaku untuk menerima transplan jantung darinya. Aku emosi dan... hilang kendali."

Jungkook kembali mendesah berat.

Hanna mengerti.

Jungkook pasti berpikir bahwa dengan menunjukkan amarahnya, ia dapat mengusir sahabatnya itu, karena ia jarang dan bahkan tak pernah meluapkan amarahnya sekali pun.

"Tuan Jeon!"

Hanna dan Jugkook menolehkan kepala bersama ketika mendengar seseorang memanggil Jungkook.

Jungkook bangkit berdiri dan melihat seorang pria memakai pakaian formal.

"Kau asisten Taehyung?" tanya Jungkook penasaran karena pemuda itu mengenali dirinya.

AUTUMN WHITE LIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang