Jena's POV

12.7K 990 78
                                    

Kata orang-orang, kau seharusnya sudah merasakan sesuatu saat kau ingin pergi.

Perasaan janggal itu datang padaku tepat saat pertama kali aku membuka mataku beberapa saat yang lalu.

Saat masih belum ada yang sadar bahwa aku sudah sadar dan dapat mendengar suara berat pemuda itu.

Terdengar suara pintu tak lama kemudian, dan seseorang berjalan mendekat ke arahku kemudian menggenggam tanganku.

Napas teratur miliknya terasa di permukaan kulitku membuatku tersadar, bahwa aku ingin setidaknya memeluknya untuk sekali saja.

Taehyung menenggelamkan kepalanya di tanganku, dan tak beberapa lama kemudian, kurasakan tanganku basah.

"Jangan menangis lagi, kau terlihat jelek saat menangis."

Ia mengangkat wajahnya perlahan dan menatapku dengan kedua maniknya.

Menatapku dengan tatapan yang sama saat ia memelukku dahulu. Saat ia menciumku dahulu.

Sedih, takut, dan bahagia mendarat bersamaan dalam hatiku, seolah menyerangku tanpa henti.

Taehyung tak kunjung berbicara, hingga kalimat pertama yang meluncur darinya adalah permohonan maaf yang seharusnya lebih dulu aku lontarkan padanya.

Aku ingin menjelaskan dan meluruskan segalanya.

Tetapi di sisi lain, aku tahu bahwa ini bukan saatnya untuk menjelaskan, tetapi untuk membayar semua kesalahanku.

Aku ingin menghabiskan setidaknya hari terakhirku dengannya, hanya kita berdua, dan melupakan segalanya.

Harapanku perlahan terwujud. Kami berdua pergi dari rumah sakit dan aku bercerita apa yang kuketahui tentang bangunan-bangunan di New York.

Sempat kutinggalkan sebuah pesan di kertas untuk Seokjin agar setidaknya ia tak mengangguku untuk hari ini.

Hingga akhirnya kami pergi ke Central Park.

Aku berbohong padanya tentang menyukai pertunjukkan kembang api di sana, karena nyatanya aku membenci kembang api.

Saat bersama Jungkook, pemuda itu selalu memaksaku datang menemaninya ke Central Park saat malam tahun baru. Ia tahu bahwa aku membenci kembang api karena jantungku yang selalu berdetak dua kali lebih cepat saat mendengar bunyi keras dari letusan tersebut.

Ia berkata bahwa aku harus melawan ketakutanku, karena itu yang akan membuatku merasa hidup.

Aku ingin merasa hidup saat bersama Taehyung, tak peduli bila ini adalah untuk yang terakhir kalinya atau bukan, tak peduli apakah aku akan pergi setelah itu atau tidak, tak peduli bila nyatanya aku benar-benar tak menyukai kembang api.

"Apa kau tahu kemarin adalah adalah ulang tahunku?" ucap Taehyung tiba-tiba memotongku yang sedang bercerita.

Aku tahu.

"Ulang tahunmu?"

"Karena kau pasti belum membelikanku hadiah, bolehkah aku meminta sesuatu padamu?" tanya Taehyung serius.

Apa ia mengetahuinya?

"Mengapa kau setegang itu, huh? Kau ingin hadiah apa dari—"

"Tiga hal." Taehyung memotong ucapanku.

Kutatap kedua maniknya dengan sungguh-sungguh.

"Pertama, peluk aku."

Aku sedikit berdebat dengannya, sampai pada akhirnya kulakukan hal yang ia perintahkan untuk memeluk dirinya.

"Kedua, cium aku."

Bibirnya semanis madu dan aku takut untuk terobsesi dengan bibir dan dirinya, tetapi disinilah aku berdiri sekarang. Menatapnya dan berusaha mengelak bahwa aku bahkan rela menghabiskan sisa hidupku hanya untuk mencium dirinya.

"Astaga, banyak anak kecil di sini Tae," ucapku berusaha mengalihkan perhatiannya sambil menatap sekeliling.

Aku sedang mengalihkan perhatiannya saat ia tiba-tiba memanggilku dan menarik wajahku mendekat ke arahnya.

Ia menciumku.

Bersamaan dengan bunyi kembang api yang meledak dan menyala di atas kami, dapat kurasakan jantungku berpacu layaknya mobil balap yang tak memiliki rem.

Kucengkram bagian belakang mantelnya dengan kuat, untuk menopang diriku yang sudah mulai kehilangan keseimbangan.

Tetapi di saat bersamaan, air matanya turun. Taehyung menangis saat ia semakin memperdalam bibirnya padaku.

Aku akan melakukan semuanya untukmu, kecuali bila kau memintaku untuk tinggal di sini, di sisimu, karena... aku benar-benar tak bisa, Tae.

———


HELLO GUYSS

First of all
HAPPY NEW YEAR EHEHE

This bonus chapter is a gift for all of you who blessing me with love all this whole year.

Ini pov dari Jena pas dia sama Taehyung di taman ya ehehe

Miss you guys so much, and how you guys spend your new year?

All the love,
Berryl

AUTUMN WHITE LIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang